Anaknya Meninggal Jatuh dari Pohon, Serda Abdurahman Sayangkan Ponpes Kurang Pengawasan

Piter Romadhoni, santri pondok pesantren (Ponpes) Raudatul Ulum, Sakatiga, Ogan Ilir, Piter Romadhon, meninggal dunia diduga jatuh dari pohon

Penulis: M. Ardiansyah | Editor: Wawan Perdana
Tribun Sumsel/ M Ardiansyah
Jenazah Piter Romadhon saat akan dibawa pulang dari kamar jenazah RS Bhayangkara Palembang, Senin (21/10/2019). 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Piter Romadhoni, santri pondok pesantren (Ponpes) Raudatul Ulum, Sakatiga, Ogan Ilir, Piter Romadhon, meninggal dunia diduga jatuh dari pohon.

Keluarga menduga adanya kelalaian dari pihak pengurus Ponpes sampai terjadinya adanya tragedi ini.

Serda Abdurahman, ayah korban yang dihubungi melalui telepon mengungkapkan, ia sudah mengecek lokasi di anaknya memanjat pohon kelapa.

Ia menemukan bercak darah sang anak dan pelepah pohon kelapa setinggi 6 meter.

"Yang kami sayangkan, kurangnya pengawasan dari pihak Ponpes. Ini yang kami laporkan adanya kelalaian dari pihak Ponpes," ujar Abdurahman melalui sambungan telepon, Senin (21/10/2019).

Kejadian tewasnya santri di Ponpes Raudatul Ulum Sakatiga Ogan Ilir, menurutnya bukan sekali ini saja.

Tahun-tahun sebelumnya, juga pernah terjadi.

Bukan Anies Baswedan, Gubernur Ini Tolak Jabatan Menteri Meski Sudah Ditawari Jokowi

"Kami juga menyayangkan, dari pihak Ponpes yang tidak memberitahu kami sebagai orangtua. Malahan, kami tahu dari orangtua santri lain bila anak kami sudah berada di RS Bari Palembang," ungkanya.

Sedangkan Kompol dr Mansuri SpF yang memeriksa jenazah Piter mengungkapkan, dari hasil pemeriksaan terdapat luka robek di bagian kepala dan patah di kaki kanan.

"Hanya pemeriksaan luar saja," katanya singkat.

Ibu Korban Menangis

Nur Asiah (43 tahun), ibu dari Piter Romadhoni terlihat tidak dapat menahan tangis mengetahui anak keduanya itu meninggal dunia.

Nur dan keluarga, mendapat kabar Piter yang sedang mondok di Ponpes Raudatul Ulum Sakatiga Ogan Ilir meninggal, diduga terjatuh dari atas pohon kelapa.

"Kami bawa ke RS Bhayangkara untuk divisum biar lebih pasti penyebab meninggalnya anak saya," ujarnya menahan kesedihan, Senin (21/10/2019).

Vakum 10 Tahun, Pemkab Lahat Kembali Terima CPNS Tahun 2019, Formasi Dibutuhkan 370 Orang

Lanjut Nur Asiah, seharusnya pihak Ponpes harus lebih melakukan pengawasan terhadap santrinya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved