Berita Palembang
Remas Dada Wanita di Bawah Jembatan Ampera Palembang, Pria Ini Ditangkap Warga
Tukijo (60 tahun) hanya terdiam saat diamankan di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polresta Palembang, Jumat (18/10/2019).
Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Wawan Perdana
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Tukijo (60 tahun) hanya terdiam saat diamankan di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polresta Palembang, Jumat (18/10/2019).
Ia diamankan warga, kemudian diserahkan kepada polisi.
Tukijo diamankan karena telah melakukan perbuatan asusila terhadap seorang wanita berinisial SA.
Tukijo sempat tidak mengakui perbuatannya saat diinterogasi petugas.
"Pelaku telah melakukan perbuatan asusila di depan umum dengan melakukan hal tidak senonoh dengan memegang dan meremas bagian dada,"
"Sehingga korban berteriak hingga diselamatkan warga di sekitar tempat kejadian perkara (TKP)"
"Tepatnya di bawah Jembatan Ampera sekitar pukul 08.50 WIB," kata Kasatreskrim Polresta Palembang, Kompol Yon Edi Winara melalui Kanit III SPKT, Ipda Herison.
• Mapolres Muratara Mulai Dibangun, Tahap Awal Gedung Utama Senilai Rp 12 Miliar
Dijelaskan, pelaku sempat dipukul warga hingga diserahkan keluarga korban ke Polresta Palembang.
Setelah melapor, korban dan pelaku kemudian diserahkan ke unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) untuk selidiki lebih lanjut.
"Kita mengarahkan korban dan pelaku ke unit PPA untuk di proses secara hukum sesuai dengan permintaan dari korban," jelas Edi.
Sementara korban SA menuturkan, saat kejadian dirinya hendak berkerja di pasar 16 Ilir.
• KPK Bidik Mulan Jameela, Baru Jadi Anggota DPR Sudah Lakukan Kesalahan Fatal, Ini Kelakuannya
"Saya kerja jaga toko. Waktu mau nyeberang ke Pasar 16 dari parkiran motor, tiba-tiba dia langsung datang dan meremas dada saya," kata SA.
SA berteriak hingga ditolong warga yang langsung mengamankan Tukijo dan membawanya ke Polres Palembang.
Tukijo, saat diamankan di SPKT hanya diam dan tidak berbicara sepatah kata pun, kecuali saat diinterogasi petugas.
Begal Payudara Analisis Bagus Marsudi
Tren perbegalan semakin terlihat aneh. Dulu, perbegalan identik dengan kekerasan.
Kini, yang lagi populer justru perbegalan dengan kelembutan.
Orang menyebut sebagai begal payudara.
Di beberapa kota, belakangan ini, banyak kasus dan cerita soal begal payudara ini.
Yang dimaksud istilah ini adalah sebuah tindak kejahatan yang dilakukan dengan cara menyentuh dan/atau meremas payudara perempuan.
Ada yang dilakukan sambil mengendarai sepeda motor seperti halnya begal, tapi ada yang sengaja dari belakang korban langsung memeluk.
• Baru Saja Dilantik jadi Anggota DPR RI, Mulan Jameela Berurusan dengan KPK, Langsung Minta Maaf
Perilaku yang bisa terjerat pasal 298 KUHP tentang perbuatan cabul dengan ancamannya maksimal 9 tahun penjara ini sebenarnya bentuk keisengan atau kesengajaan?
Karena ada unsur pemaksaan (tidak ada persetujuan dari korban), tentu tindakan ini masuk kategori kejahatan.
Tapi, apakah motifnya iseng atau memang punya intensi untuk melakukan tindakan meremas atau grepe itu, hal itu mesti dibuktikan di pengadilan, jika si pelaku akhirnya terjerat oleh hukum.
Namun, fenomena begal yang mesum ini menjadi gambaran perilaku sebagian masyarakat yang semakin tidak masuk akal.
Entah apa lantaran efek teknologi yang bisa akses informasi apa pun, termasuk juga gambar atau video tindakan asusila, atau karena semakin banyak orang berperilaku menyimpang karena tekanan dan beban hidup.
Ini perlu penelitian lebih lanjut.
Uniknya, beberapa pelaku yang berhasil ditangkap aparat menunjukkan bahwa motif sebagian perilaku grepe ini adalah iseng.
Sebagian pelakunya tidak memiliki riwayat kejahatan sebelumnya.
• Alibi Kanit Laka Lantas Dituding Zina dengan Istri Orang, Dikamar Kami Masih Berbaju, Dia Haid Kok
Tidak mungkin spontan, tetapi mereka melakukan dengan kesadaran.
Ada beberapa kasus juga menunjukkan bahwa pelaku memiliki kelainan psikologis yang mempengaruhi orientasinya pada perempuan.
Apa pun alasannya, tindakan pemaksaan yang mengakibatkan kerugian bagi korban merupakan tindak kejahatan.
Namun, tayangan di kanal Youtube soal aksi begal payudara ini juga memiliki dampak buruk.
Semakin banyak orang penasaran dengan aksi seperti ini.
Entah alasannya untuk mengikuti tren, atau memang terdorong oleh keinginan yang sadar.
Sebaliknya, trauma atas tindakan yang masuk kategori pelecehan ini juga meluas.
Setiap ada kasus di satu kota, kehebohan gampang menyebar dan menimbulkan kekhawatiran bagi kaum hawa.
Karena itu, aparat perlu menindak tegas para pelaku agar tidak meluas.