Kepala BIN Ungkap Alasan Abu Rara Gunakan Pisau Bukan Bom Saat Serang Wiranto, Ternyata
Kepala Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan mengungkap motif pelaku penusukan terhadap Menteri Koordinator Politik,
TRIBUNSUMSEL.COM -- Kepala Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan mengungkap motif pelaku penusukan terhadap Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Jenderal Purn TNI Wiranto.
Selain itu, Kepala BIN turut mengungkap alasan terduga teroris tersebut menggunakan pisau bukan bom.
Diketahui, Menkopolhukam Jenderal Purn TNI Wiranto ditusuk di bagian perut di dekat pintu gerbang Lapangan Alun-alun Menes, Desa Purwaraja, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten, Kamis (10/10/2019) sekitar pukul 12.00 WIB.
Tak hanya Wiranto, ada tiga orang lainnya yang turut ditusuk pelaku, yakni Kapolsek Menes Kompol Daryanto, seorang tokoh masyarakat, dan ajudan danrem.
Pelaku laki-laki bernama Syahril Alamsyah alias Abu Rara (31).
Ia merupakan warga Jalan Alfaka VI No 104 Kelurahan Tanjung Mulia Hilir, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan.
Sementara, sang istri bernama Fitri Andriana, warga Gang Arjuna Barat, Dukuh Sitanggal I, Desa Sitanggal, RT 7 RW 2, Kecamatan Larangan, Brebes, Jawa Tengah.
Pasangan suami istri ini diketahui mengontrak di kawasan Banten selama 7 bulan terakhir.
Saat ini, kedua pelaku sudah diamankan oleh polisi untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Kepala BIN Budi Gunawan mengatakan, pelaku penusukan terhadap Menkopolhukam Jenderal Purn TNI Wiranto berasal dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Budi memastikan hal tersebut setelah pihaknya melakukan pemantauan secara intensif terhadap seorang pelaku penyerangan, Abu Rara.
"Abu Rara sudah kita pantau beberapa kali mulai mengumpulkan pisau."
"Belum pada tahapan bom, tapi pola-pola seperti itu bisa juga dengan pisau senjata," ucap Kepala BIN Budi Gunawan di Gedung Paviliun RSPAD Gatot Subroto, Kamis (10/10/2019), sebagaimana dilansir Warta Kota.
Selain itu, Budi Gunawan meyakini bahwa jaringan Abu Rara turut menyertakan banyak kelompok teroris yang tersebar di Indonesia.
"Ini sudah pasti dari kelompok jaringan JAD, khususnya jaringan JAD Bekasi."