Siska Tertawa Lepas Saat Rekonstruksi, Sebelum Bunuh Ipung Pesta Anggur Merah Malaga
Masih ingat dengan kasus pembunuhan Muhammad Efendi (58) alias ipung yang ditemukan tewas bersimbah darah beberapa waktu lalu.
Penulis: Eko Hepronis | Editor: Prawira Maulana
Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Eko Hepronis
TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU - Masih ingat dengan kasus pembunuhan Muhammad Efendi (58) alias ipung yang ditemukan tewas bersimbah darah beberapa waktu lalu.
Ipung saat itu tewas di rumahnya Jl Yos Sudarso RT 11, Kelurahan Taba Jemekeh, Kecamatan Lubuklinggau Timur I dengan kondisi pecah kepala dan alami sejumlah luka tusuk diperut dan leher.
Hari ini, Jumat (27/9/2019) Satreskrim Polres Lubuklinggau melakukan rekonstruksi kasus pembunuhan Ipung dengan menghadirkan Apriyanto alias Wahab alias Siska Sarangheo sebagai pelaku.
Dalam rekonstruksi sebanyak 30 adengan itu Siska Sarang Heo tidak menyesal sama sekali. Selama rekonstruksi berlangsung ia terlihat seperti tidak punya beban sama sekali.
Beberapa kali Siska terlihat tersenyum dan tertawa lepas saat memeragakan adengan bagaimana ia bertemu dengan Rendi dan Dedi untuk merencanakan pembunuhan Ipung.
Berdasarkan catatan rekonstruksi sebelum membunuh Ipung Kamis (22/8/2019) pagi Siska bertemu dengan Ipung di pasar Kalimantan Kelurahan Pasar pemiri Kecamatan Lubuklinggau Barat II. Saat bertemu keduanya cekcok mulut.
Saat itu Ipung mengata-ngatai Siska babi anjing, beruk (moyet), karena sakit hati Siska mengancam tunggu kamu nanti malam.
Setelah ribut dengan Siska Ipung langsung pergi. Kemudian pukul 11.00 WIB Siska bertemu dengan dua temannya Dedi dan Rendi di Kelurahan Watervang, Kecamatan Lubuklinggau Timur I.
Kemudian Siska mengajak Rendi dan Dedi untuk membunuh Ipung. "Malam agek jam 12 Kito ketemu di simpang RCA di dekat CFC Yo, Rendi dan Dedi menjawab Yo jadi," ujar Siska menirukan ucapan dua temannya.
Jumat (23/8) pukul 00.00 WIB Siska pergi menuju ke Simpang RCA dan disana ia bertemu dengan Dedi dan Rendi yang sudah menunggu.
Selanjutnya Siska memberikan uang Rp 1 juta kepada Dedi dan Rendi serta mengatakan " ini duit sejuta kamu bagi duo tapi kamu ikut aku, aku, nak bunuh Ipung, Dedi dan Rendi menjawab "jadi kami ikut," kata Siska.
Setelah itu ketiganya pergi kerumah Ipung dengan berbonceng tiga. Namun saat itu Ipung masih duduk dalam rumah dan situasi sekitar rumah masih ramai, akhirnya ketiganya pergi wilayah Patok Besi.
Di Patok Besi ketiga meminum Malaga, setelah minum Malaga karena mereka mengganggap waktu sudah dinihari, ketiganya kembali ke rumah Ipung.
Siska dan Rendi masuk ke dalam rumah melalui pintu rolling depan. Sedangkan Dedi masuk melalui pintu samping belakang rumah Ipung.
Setelah masuk, ketiganya melihat Ipung sedang tidur dikamarnya, lalu Dedi langsung menutup mulut Ipung dengan menggunakan sapu tangan yang sudah diberikan obat bius .
Ipung pun pingsan lalu Dedi dan Rendi mengikat tangan dan kakinya dengan menggunakan tali. Lalu ketiganya menyeret badan Ipung ke arah dapur dekat WC.
Dedi langsung mengambil batu langsung mukul kepalanya, kemudian dia mengambil satu bilah pisau dari pinggangnya. Lalu nusuk leher dan dada (Ipung) sebanyak satu kali.
Setelah itu, giliran Siska menusuk leher dan perut Ipung sebanyak satu kali. Setelah itu giliran Rendi menusuk perut Ipung tiga kali.
Kemudian Siska memastikan kondisi Ipung sudah meninggal dunia.
Mengetahui Ipung sudah mati Siska sama Dedi melepaskan tali yang di ikat di tangan dan kakinya. Kemudian Dedi membawa tali yang terikat di tangan Ipung.
Sedangkan tali yang diikatkan di kaki Ipung ia tinggalkan. Setelah itu, ketiganya langsung pergi keluar dari rumah Ipung.
Area lampiran