Kabut Asap Sumsel

Heboh Pria di Ogan Ilir Meninggal Dunia Karena ISPA, Ini Fakta Sebenarnya

Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sering dikaitkan dengan bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan

Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Prawira Maulana
AGUNG DWIPAYANA/TRIBUNSUMSEL.COM
Rusdiana saat menunjukkan foto almarhum suaminya, Heriadi. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sering dikaitkan dengan bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang melanda beberapa wilayah di Indonesia, khususnya di Sumatera Selatan.

Setelah beberapa waktu lalu seorang bayi di Palembang meninggal dunia karena ISPA, baru-baru ini kembali beredar kabar kematian seorang pria di Kabupaten Ogan Ilir (OI) karena ISPA.

Adalah Heriadi Syafei (46), seorang warga Desa Talang Pangeran Ilir, Kecamatan Pemulutan Barat, Kabupaten OI yang meninggal dunia diduga karena ISPA.

Namun kabar tersebut dibantah pihak keluarga almarhum yang menyebut Heri 'hanya' mengalami sesak nafas.

"Suami saya (Heri) tidak meninggal karena ISPA. Dia sesak nafas sejak beberapa hari sebelum dirawat di Puskesmas," kata Rusdiana, istri Heri di kediamannya di Desa Talang Pangeran Ilir, Senin (23/9/2019).

Dijelaskan ibu tiga orang anak itu, suaminya dirawat di Puskesmas Pemulutan Barat pada 16 September lalu karena mengeluh sesak nafas.

"Beberapa hari sebelum dibawa ke Puskesmas, suami saya merasa tidak nyaman pernafasannya. Dia sempat bilang 'tutup saja pintu dan jendela rumah kalau banyak kabut asap'," kata Rusdiana menirukan ucapan suaminya.

Ia juga mengungkapkan, suaminya tidak pernah memiliki riwayat penyakit apapun sebelumnya.

Namun diakui Rusdiana, suaminya yang bekerja sebagai wiraswasta dan guru tersebut, sebelumnya banyak beraktivitas di luar rumah.

"Sebelum meninggal memang banyak kegiatan. Dia (Heri) kan ngajar di SMK, aktif di PNPM juga. Kalau ada orang hajatan, suami saya tukang shooting (videografer dokumentasi). Banyak kegiatannya," ungkap Rusdiana.

"Kegiatannya banyak, mungkin ditambah cuaca musim panas seperti sekarang ini, jadinya (kondisi fisik Heri) drop," imbuh wanita 46 tahun tersebut.

Heriadi meninggal dunia di kediamannya pada 18 September lalu pukul 13.00.

"Mungkin sudah ajalnya, kami keluarga ikhlas. Yang jelas, suami saya meninggal bukan karena ISPA," tegas Rusdiana.

Terpisah, Kepala Puskesmas Pemulutan Barat, dr. Kartini, S.Km membenarkan ada warga meninggal dunia atas nama Heriadi.

Ia juga membantah Heri meninggal dunia karena ISPA

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved