Berita PALI

Ini Alasan Orangtua Mengurung Rahmadi di Dalam Kotak Selama 3 Tahun

Warga Talang Ubi Kabupaten PALI heboh oleh tindakan orangtua mengurung anaknya di dalam kotak selama tiga tahun

Sripo/ Reigan
Rahmadi, warga Desa Sungai Baung Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten PALI (Penukal Abab Lematang Ilir), tiga tahun menjalani hidup di dalam kotak saat di RSUD PALI, Rabu (21/8/2019) 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALI-Warga Talang Ubi Kabupaten PALI heboh oleh tindakan orangtua mengurung Rahmadi di dalam kotak selama tiga tahun.

Tidak hanya itu, Rahmadi juga mendapat perlakukan kasar dari orangtuanya.

Meski demikian, kepolisian mengaku sulit memprosesnya secara hukum.

Kapolsek Talang Ubi Kabupaten PALI, Kompol Okto Iwan Setiawan berkata, kasus seperti Rahmadi (17 tahun) warga Desa Sungai Baung yang tidak mendapatkan perhatian sebagaimana anak pada umumnya belum bisa diproses ke ranah hukum pidana anak.

Menurutnya, pasti ada beberapa alasan terkait orang tua memperlakukan anaknya seperti demikian.

Kabar Terakhir 2 Pembunuh Pendeta Melinda Zidemi, Tampil Lebih Rapi dan Ancaman Hukuman Mati

"Unsur hukumnya belum cukup. Ini realita dalam keluarga, apalagi keluarga yang notabenenya hidup di bawah garis kemiskinan," ungkap Okto, Rabu (21/8/2019).

Selain itu, kata Okto, pihaknya belum bisa memproses secara hukum lantaran belum adanya laporan masuk.

Menurutnya, kondisi demikian seharusnya dinas terkait bersifat pro aktif.

"Untuk warga tidak mampu, kalau mereka ingin menitipkan anaknya ke RS Jiwa tentu mereka tidak punya biaya untuk perawatan maupun obatnya," jelasnya.

Dari itu, perlu adanya koordinasi antar pihak dinas terkait dalam hal ini memikirkan masa depan si anak yang hidup keterbelakangan mental dengan keluarga yang tinggal dibawah garis kemiskinan.

"Kita perlu koordinasi dalam hal ini observasi ke TS Jiwa agar kedepan si anak bisa di fasilitasi Pemerintah Daerah," ungkapnya.

Juli Ini 3.690 Balita di Palembang Terserang ISPA, Dinkes Imbau Perbanyak Minum Air Putih

Sementara itu, Fahruddin Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial Dinas Sosial PALI menuturkan, bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi serta pengecekan secara langsung mendatangi ke rumah orang tua anak di Desa Sungai Baung.

"Memang alasan mereka faktor ekonomi. Namun itu tidak cukup jadi alasan untuk menelantarkan anaknya," jelasnya.

"Kita juga sudah melakukan pendekatan secara persuasif kepada orang tuanya agar tidak lagi memperlakukan anaknya tidak pada umumnya," jelasnya.

Kekinian, kata Fahruddin, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan serta bantuan hukum Komisi Perlindungan Anak terkait nasib Rahmadi.

"Bagaimana kedepannya, itu yang akan kita carikan solusi," jelasnya.

Mengalami Gizi Buruk

Rahmadi (17 tahun), warga Desa Sungai Baung Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten PALI (Penukal Abab Lematang Ilir), tiga tahun menjalani hidup di dalam kotak.

Rahmadi harus menjalani hidup dikurung dalam kotak oleh orang tua kandungnya sendiri.

Kondisi diperparah lantaran tempat Rahmadi dikurung di kunci dari luar.

Sehingga tempat makan saat diberi orang tua menjadi tergabung dengan tempat buang air baik air kecil maupun buang air besar.

Wacana Pemindahan Ibukota ke Kalimantan, Anggota DPR Anggap Kebutuhan Pangan Lebih Mendesak

Rahmadi yang mengalami keterbelakangan mental dan tunawicara sekarang harus dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) PALI lantaran diduga mengalami gizi buruk.

"Kasihan, selain dikurung, dia (Rahmadi) juga kerap dipukuli oleh orang tuanya," ungkap Ponira (75 tahun), tetangga Rahmadi dijumpai di RSUD PALI, Rabu (21/8/2019).

Menurutnya, kondisi demikian sudah terjadi sejak Almarhumah Nyami (50 tahun), orang tua angkat Rahmadi meninggal dunia pada tahun 2016 lalu.

Lantaran, Rahmadi sejak kecil sudah diasuh orang tua angkatnya dan tinggal di Pulau Jawa sebelum dipulangkan ke orang tua kandungnya di Desa Sungai Baung.

Viral Video Memilukan Anak Sakit Kulit Parah, Ini Hasil Penelusuran Tribunsumsel.com

Sebelum dikurung, lanjutnya, Rahmadi juga ditinggalkan di bawah pohon pisang.

"Kami tidak tega, melihat Rahmadi madan dan BAB ditempat yang sama."

"Saat kami lihat kondisinya semakin memprihatinkan kami berinisiatif langsung membawa ke rumah sakit," jelasnya sambil meneteskan air mata.

Sementara, dr Fadly yang memberikan perawatan darurat terhadap Rahmadi di RSUD Talang Ubi berkata, bahwa pihaknya sudah melakukan perawatan dan melakukan pengecekan terhadap gizi yang dialami Rahmadi.

"Untuk penanganannya nanti akan dialihkan ke dokter ahli gizi. Sementara itu kita sudah berikat nutrisi sesuai dengan asupan gizinya," ungkap dr Fadly.

Menurutnya, dengan berat serta tinggi badan Rahmadi saat ini memang tidak sesuai untuk anak berusia 17 tahun.

"Dari itu, pola gizi serta perawatan sangat penting dilakukan. Selain pemulihannya membutuhkan waktu lama," ungkapnya. (SP/ Reigan)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved