HUT RI 2019

Mengenang Kisah Heroik Kolonel Atmo Ahli Persenjataan Asal Surakarta di Lubuklinggau

Salah satunya pahlawan yang dikenal adalah Kolonel Atmo. Bahkan namanya diabadikan sebagai nama sebuah jalan di Kota Palembang.

Penulis: Eko Hepronis |
Tribun Sumsel/ Eko Hepronis
Sejarawan Sumbagsel, Suandi (kanan) saat berbincang-bincang dengan media. 

TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU-Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Musi Rawas (Mura) punya sejah panjang dalam perebutan kemerdekaan.

Letak Kota Lubuklinggau sangat strategis berada di wilayah Sumatera bagian selatan, sebelah utara provinsi Jambi, Sebelah selatan Kabupaten Lahat menuju provinsi lampung.

Kemudian Sebelah Barat Provinsi Bengkulu dan sebelah Timur berbatasan dengan Muara Enim dan Musi Banyuasin menuju Kota Palembang.

Karena letaknya yang strategis Kota Lubuklinggau pernah menjadi sentral basis perlawanan melawan penjajah.

Sejarah Sekojo Palembang, Pernah Jadi Landasan Pacu dan Nama Berasal dari Bunga Jepang

Saksi bisu dari peristiwa itu adalah gedung Sub Komando Sumatera Selatan (Sub Koss) Garuda dekat Masjid Agung As salam Lubuklinggau.

Gedung Sub Koss saat itu dijadikan sebagai tempat mengatur strategi melawan penjajah.

Saat pertempuran itu terjadi banyak para pahlawan gugur.

Salah satunya pahlawan yang dikenal adalah Kolonel Atmo.

Bahkan namanya diabadikan sebagai nama sebuah jalan di Kota Palembang.

Melihat Pangkalan Militer Zaman Jepang di Lebung Gajah Palembang, Landasan Meriam di Halaman Sekolah

Sementara di Kota Lubuklinggau namanya diabadikan dalam bentuk Tugu Peringatan Pahlawan Nasional tepatnya di samping Rumah Sakit Sobirin atau dekat Stasiun Kereta Lubuklinggau.

Sejarawan Sumbagsel, Suandi mengatakan, Kolonel Atmo adalah sosok pahlawan luar biasa yang berasal dari Surakarta atau dikenal dengan Kota Solo saat ini.

Menurutnya sosok Kolonel Atmo adalah sosok pemuda cerdas dan pernah bersekolah mengenai persenjataan di negeri Belanda.

"Karena ahli persenjataan itu ia ditugaskan sebagai seksi persenjataan di Sub Koss yang membawahi Sumatra Bagian Selatan (Sumbagsel)," kata Suandi pada Tribunsumsel.com, Minggu (4/8/2019).

Sejak bertugas di Sub Koss Kolonel Atmo menjadi ahli pemeriksa senjata bagi tentara.

Inilah Asal Mula Nama Jakabaring Palembang, Bermula dari Empat Suku Besar

Bahkan ia juga bertugas menjadi penentu layak atau tidak layaknya sebuah senjata untuk dibawa perang.

Ketika itu ada martir yang didatangkan dari daerah Sawah Lunto, oleh Kolonel Atmo martir itu diperiksa di daerah talang Jawa atau Kecamatan Lubuklinggau Timur II saat ini.

"Saat dalam pemeriksaan itu tiba-tiba martir yang diperiksa itu meledak, Kolonel Atmo gugur pun seketika itu langsung gugur," ungkapnya.

Untuk mengenang jasa Kolonel Atmo, akhirnya dibangun monumen perjuangan itu pada tahun 1972 pada masa Bupati Muhtar Aman sekaligus dibangun taman makam pahlawan.

Saat Gempa Melanda Jakarta, Wanita ini Santai Santap Makanan, Gaby JKT48 Ingatkan Tak Lupa Bayar

Alasannya monumen itu dibangun di Jalan Garuda karena pada tanggal 30 Desember 1945 secara bersamaam ada 63 orang pahlawan tak dikenal gugur dalam pertempuran dan dimakamkan di wilayah Tugu itu.

"Kemudian baru dipindahkan ke taman makam Pahlawan, bersamaan dengan pahlawan lainnya," ujarnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved