Gempa Banten

Peringatan Tsunami Gempa Banten 7,4 SR Belum Dicabut, Ini Update Informasi Terbaru

Kepala Bidang Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Rita Rosita mengatakan info BMKG warning tsunami masih akan berlangsung hingga 21.35

Editor: M. Syah Beni
Kompas.com
Gempa Banten 7,4 SR 

TRIBUNSUMSEL.COM - Kepala Bidang Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Rita Rosita mengatakan info BMKG warning tsunami masih akan berlangsung hingga 21.35 WIB.

Sementara itu, Kepala Pusat Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mengatakan, tiga daerah, yakni Pandeglang, Lampung Selatan, dan Tanggamus berstatus siaga tsunami pasca-gempa berkekuatan magnitudo 7,4, di Selat Sunda.

Menurut Rahmat, di tiga daerah itu berpotensi terjadi tsunami dengan gelombang relatif tinggi.

"Ini daerah-daerah yang cukup signifikan ancaman tsunaminya. Ancaman tsunaminya di atas 3 meter," kata Rahmat kepada Kompas TV, Jumat (2/8/2019).

Rahmat mengatakan, pusat gempa terdeteksi di selat sunda dengan jarak 159 kilometer dari Labuan, Pandeglang, Banten.

Gempa terasa hingga Jakarta, sebagian Jawa Tengah, Lampung, dan Bengkulu.

Menurut Rahmat, setelah terjadinya gempa, BMKG terus memantau potensi tsunami.

Namun demikian, setelah 40 menit gempa melanda, BMKG tak melihat perubahan muka air laut.

"Kita masih pantau, sampai sekarang kami belum melihat perubahan muka air laut. Kita berharap tak ada tsunami," kata dia.

Rahmat mengimbau warga di daerah yang masuk dalam level siaga dan waspada tsunami agar menjauhi pantai. "Jika tak ada perubahan dalam waktu dua jam, mungkin akan kita akhiri (peringatan tsunami)," tukasnya.

Penyebab Gempa

Gempa Banten dengan magnitudo 7,4 terjadi pada Jumat (2/8/2019) pukul 19.03 WIB. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa berpotensi tsunami.

 Pakar tsunami dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, Abdul Muhari, mengatakan bahwa gempa terjadi dengan mekanisme sesar naik.

"Tapi oblique, naik miring," ungkapnya ketika dihubungi Kompas.com.

Gerak sesar oblique pernah menyebabkan gempa besar di Aceh pada 2012 yang disertai tsunami kecil serta terjadi pula di Bali beberapa waktu lalu.

Mekanisme gempa sesar naik merupakan salah satu syarat terjadinya tsunami, selain magnitudo gempa yang besar serta lokasi gempa di zona subduksi atau pertemuan 2 lempeng.

Gempa Banten yang terasa hingga Jakarta, Depok, Bekasi, dan bahkan Solo ini berpusat di Megathrust Selat Sunda, wilayah pertemuan dua lempeng yang berpotensi membangkitkan gempa hingga magnitudo 8,8 dan tsunami lebih dari 20 meter.

Sejauh ini, informasi yang diketahui soal gempa Banten adalah magnitudonya 7,2, berpusat di Megathrust Selat Sunda, terjadi pada kedalaman sekitar 10 kilometer, dan punya mekanisme sesar oblique.

Baca juga: Gempa Banten, Ahli Ungkap Sudah Ada Sinyal Tsunami di Selatan Banten

Abdul lewat analisis data telah mendeteksi gelombang tsunami di selatan Banten.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved