Penemuan Baru, Candi Peninggalan Kerajaan Sriwijaya Ditemukan di Musirawas
Sebuah situs candi peninggalan zaman hindu kembali ditemukan Desa Lubuk Pauh, Kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu (BTS Ulu) Kabupaten Musi Rawas.
Penulis: Eko Hepronis | Editor: Prawira Maulana
Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Eko Hepronis.
TRIBUNSUMSEL.COM, MUSIRAWAS - Sebuah situs candi peninggalan zaman hindu kembali ditemukan Desa Lubuk Pauh, Kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu (BTS Ulu) Kabupaten Musi Rawas.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Musi Rawas, Hamam Santoso mengatakan ditemukan situs ini berkat laporan dari masyarakat setempat.
"Bulan Febuari 2018 lalu dapat laporan dari guru-guru yang kebetulan sering lewat daerah sana. Mereka mendapat cerita ada makam-makam batu candi," kata Hamam pada Tribunsumsel.com, Senin (15/7/2019).
Atas temuan itu, kemudian dilaporkan kepada Disbudpar untuk ditindaklanjuti. Dapat laporan pihaknya pun melapor ke Balai Arkeologi Palembang dan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB)
Jambi.
"Tiga bulan kemudian mereka datang melakukan penelitian dan bertemu dengan penjaga makam serta Kades Lubuk Pauh untuk meninjau lokasi makam-makam," ujar Hamam.
Hasil penelitian mereka, memang benar disana ada situs candi hindu.
Diprediksi peninggalan abad 8-9 Masehi pada masa kerajaan Sriwijaya. Hal itu terungkap dari batu-batu yang ditemukan para arkeolog di lokasi.
"Luasan candi ini diduga mencapai setengah hektar lebih," ungkap Hamam.
Namun, permasalahannya saat mau dilakukan ekskavasi, masyarakat setempat tidak menerima. Dengan alasan khawatir terjadi hal-hal diluar nalar.
"Mereka menganggap itu keramat, mereka maunya dibiarkan saja, karena mereka khawatir tidak ada yang akan bertanggung jawab. Kalau sampai terjadi hal-hal yang tak diinginkan," ujar Hamam.
Menurut para arkeolog yang datang beberapa waktu lalu, situs candi Lubuk Pauh hampir sama dengan situs candi Bingit Jungut yang sudah ditemukan sebelumnya.
"Bedanya untuk di Lubuk Pauh ini kondisinya masih utuh, karena dikeramatkan warga dan dijadikan makam-makam pangeran setempat. Sementara Bingit Jungut lokasi satu dan dua sudah rusak akibat penggalian warga," paparnya.