Petani Khawatir tak Bisa Sekolahkan Anak Akibat Anjloknya Harga Kopi Jadi Rp 17 Ribu per Kilogram

Penurunan harga kopi ini sangat membuat petani kopi tahun ini kewalahan. Pasalnya terjadi pada puncak musim kopi yaitu pada bulan Juni sampai Juli.

SRIPOKU.COM/WAWAN SEFTIAWAN
JEMUR KOPI - Seorang petani kopi di Pagaralam menjemur biji kopi yang sudah matang, Rabu (26/6/2019) 

TRIBUNSUMSEL.COM, PAGARALAM -  Anjloknya harga kopi dari Rp 22 ribu per kilogram menjadi kisaran Rp 17 ribu per kilogram untuk kualitas sedang dan Rp 18 ribu per kilogram untuk kualitas baik berimbas pada kondisi petani.

Penurunan harga kopi ini sangat membuat petani kopi tahun ini kewalahan. Pasalnya terjadi pada puncak musim kopi yaitu pada bulan Juni sampai Juli. Ditambah saat ini sedang memasuki musim tahun ajaran baru sekolah.

Informasi dihimpun, Senin (24/6/2019) menyebutkan, penurunan harga kopi Pagaralam ini mulai terjadi sejak awal Mei lalu tepatnya jelang Bulan Suci Ramadan. Bahkan kondisi harga sampai saat ini belum mengalami kenaikan.

Ismanto (58) salah satu petani kopi mengatakan, sangat terkejut dengan penurunan harga kopi kali ini. Jarang sekali harga kopi bisa langsung turun drastis seperti saat ini.

"Ini bukan turun namanya, tapi berubah harga. Pasalnya jarang sekali kopi mengalami penurunan harga sampai Rp 4.000 per kilogramnya," ujarnya.

Petani semakin sedih, karena harga kopi turun jelang musim ajaran baru sekolah. Hal ini membuat petani terancam tidak bisa memasukan dan memenuhi kebutuhan sekolah anaknya.

"Jika seperti ini kami tidak bisa beli perlengkapan sekolah anak dan uang sekolah anak. Padahal sebentar lagi anak-anak akan memasuki ajaran baru yang butuh banyak kebutuhan. Kami harap pemerintah dapat mencarikan solusi agar harga kopi di Pagaralam ini dapat stabil dan petani kopi diuntungkan," harapnya.

Sebelumnya Agen Kopi di Kota Pagaralam, H Dimyati Rais mengatakan, penurunan harga kopi ini bukan karena ulah spekulan. Namun harga kopi turun dipengaruhi dengan harga kopi dunia.

"Faktor luar negeri sangat mempengaruhi harga kopi ini. Ditambah negeri penghasil kopi sudah banyak sekarang. Jadi persiangan makin ketat dan barang dipasaran juga banyak jadi wajar jika harganya fluktuatif," jelasnya. (one/SP)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved