Wahiduddin Adams Hakim MK yang Tangani Perkara Pilpres 2019 Asli Putra OKI, Karirnya dari Staf Biasa

Profil Wahiduddin Adams Hakim MK yang Tangani Perkara Pilpres 2019 Asli Putra OKI, Karirnya dari Staf Biasa

Instagram MK
Hakim MK Wahiduddin Adams 

Bak haus akan ilmu, Wahid tidak menghentikan pendidikannya sampai di situ.

Ia melanjutkan sekolahnya sampai meraih gelar doktor di universitas yang sama.

Wahid bahkan memparipurnakan pendidikannya dengan mengambil program S1 di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah demi meraih gelar SH (sarjana hukum) tahun 2005 setelah ia meraih gelar doktor.

Ayah Wahid yang bekerja sebagai Kepala Kantor Kecamatan dan Ibunya yang mengabdi menjadi seorang guru menjadikan sosok Wahid tidak neko-neko dan sederhana.

Namun, kesederhanaan keluarganya tidak menjadikan Wahid dan kedua adiknya terabai dari pendidikan.

Apalagi, Kakek Wahid juga merupakan kepala sekolah pertama di salah satu kecamatan di Palembang.

“Saya melihat karena mereka (orang tua) bekerja ikhlas, selalu beribadah dengan baik, memohon kepada Allah petunjuk dan bimbingan, Alhamdulillah saya dan adik-adik saya dapat berpendidikan baik,” ujarnya.

Dari orang tuanya pula Wahid mendapat pelajaran hidup yang masih ia pegang teguh hingga saat ini. Dirinya mengaku selalu ditanamkan prinsip bekerja adalah amanah.

Termasuk saat menjalani karier tertingginya di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai Direktur Jenderal Peraturan Perundang-Undangan.

Bukan hanya orang tua, Wahid juga mengakui peran istri dan ketiga putra-putrinya turut membawanya sampai pada kursi penjaga konstitusi.

“Istri dan anak-anak saya katakan motivasi dan inspirasi. Istri yang mengingatkan saya untuk bekerja dengan tekun, keras, ikhlas, dan cerdas. Anak-anak saya juga mungkin terpaksa sebagian hak-hak mereka tidak terpenuhi karena kesibukan saya”.

Beralih dari seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) menjadi seorang penjaga konstitusi tentu bukan perkara mudah. Banyak hal yang mesti Wahid sesuaikan, termasuk sikapnya sebagai seorang hakim.

(Like, Subscribe and Share Youtube Tribun Sumsel di bawah ini)

Wahid kini, tidak lagi dapat tunduk pada sistem birokrasi. Ia mesti independen dalam bersikap dan berpikir lantaran tugasnya yang bersifat memutus.

Apalagi, seorang Wahid yang terkesan pendiam ternyata juga gemar berorganisasi.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved