62 Desa Di Sumsel Belum Tersentuh Listrik PLN, Ini Penjelasan PLN

PT PLN mencatat, hingga saat ini masih terdapat sebanyak 62 Desa di 6 Kabupaten se Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) yang belum teraliri listrik

Penulis: Arief Basuki Rohekan | Editor: Prawira Maulana
SRIPOKU.COM/WAWAN SEPTIAWAN
Ilustrasi. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mencatat, hingga saat ini masih terdapat sebanyak 62 Desa di 6 Kabupaten se Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), belum teraliri "tersetrum" listrik.

Enam Kabupaten itu, Ogan Komering Ulu Selatan (OKUS) sebanyak 15 Desa, Ogan Ilir (OI) 1 Desa, Banyuasin (6 Desa), Musi Banyuasin (Muba) sebanyak 2 Desa, Lahat 1 Desa, dan Musi Rawas (Mura) sebanyak 3 Desa, atau sekitar 8.000 Kepala Keluarga (KK).

Hal ini diungkapkan GM PT PLN WS2JB Daryono disela- sela acara Multi Stakeholder Forum (MSF) 2019, di Hotel Santika Primiere Bandara, Kamis (20/6/2019), yang dihadiri Gubernur Sumsel Herman Deru, Wakapolda Sumsel Brigjen Pol Denni Gabriel, perwakilan Kodam II Sriwijaya dan Pemkot Palembang.

"Rasio penggunaan listrik di Sumsel saat ini baru 91 persen, dimana target 2020 bisa 100 persen. Saat ini masih ada 62 Desa yang belum teraliri listrik," katanya.

Menurut Daryono, beberapa kendala yang menyebabkan masih ada Desa di Sumsel yang belum mendapat setrum tersebut, meski Sumsel lumbung energi, lebih karena faktor alam dan kondisi Desa yang sulit dijangkau.

"Daerah itu karena perairan, tidak ada akses jalan, meski kita usulkan nantinya menggunakan tenaga surya," jelasnya.

Pada tahun 2019 ini sendiri, PT PLN telah berencana melakukan pengembangan kelistriksan di Sumatera 2019-2028 sesuai RUPTL. Dimana investask membangun kelistrikan di Sumsel 2018 sebesar Rp 5,58 triliun, sedangkan tahin 2019 target Rp 6,16 triliun.

"Untuk pengaliran listrik Desa di Sumsel, PLN telah menganggarkan Rp 50,8 miliar tahun ini, dan tahun 2018 lalu sebesar Rp 30 miliar," tuturnya.

Diungkapkan Daryono, listrik merupakan hal krusial sekali dalam mendorong ekonomi, untuk menarik investor yang ada. Sebab, tidak adanya listrik didaerah itu, maka investor enggan datang.

"Kalau ada menarik untuk mereka investasi pertama kali, mereka akan menanyakan bagaimana listrik, selain beban cukup harus handal juga, termasuk tarif," tandasnya.

Ditambahkan Daryono, berdasarkan laporan word bank dari 190 negara, rangkin setiap tahun PLN (Indonesia) semakin baik dalam masyarakat atau investor mendapatkan listrik. Dimana pada tahun 2017 Indonesia diperingkat 49, tahun 2018 peringkat 39 dan ditargetkan pada tahun 2019 bisa berada diperingkat 33 secara global.

"Jelas, kedepan kita ingin berikan kemudahan investor dan pengembang, dalam mendapatkamln energi listrik," capnya.

Selain itu, diterangkan Daryono, sistem ketanaga listrikan di pulau Sumatera, saat ini sudah terkoneksi dari provinsi Lampung ke Aceh. Dimana pembangkit listrik mayoritas berada di daerah selatan.

"Karena energi primernya banyak seperti gas dan batubara, sehingga pembangkit lebih efisien dibangun dekat sumber primernya. Nanti juga kita bangun tol listrik dari Lampung ke Aceh," tandasnya.

Hingga saat ini kebutuhan listrik di Sumsel sebesar 907 MW, dengan listrik yang dihasilkan pembang sebesar 1.933 MW, atau masih ada margin surplus 40 persen, termasuk dari pembangkit di Jambi dan Bengkulu sehingga disuplai ke utara, maupun pulau Jawa.

"Pulau Sumatera memiliki beban puncak sebesar 5.795 MW, dengan daya mampu 5.928 MW. Sekarang tidak kekurangan kalau ada pemadaman ada ganguan jaringan pada sistem distribusi tegangan menengah ( Primer 20kV)," ungkapnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved