Suami Istri Korban Keracunan Asap Genset Masih Dirawat di RSMH, Sang Anak Meninggal Dunia

Suami istri korban keracunan asap genset kini dirawat intensif di RSMH Palembang, Senin (10/6).

Penulis: Winando Davinchi | Editor: Prawira Maulana
SHINTA ANGRAINI/TRIBUNSUMSEL.COM
Jenazah Mar (10) yang diduga menjadi korban keracunan genset di rumahnya, masih berada di rumah sakit Bhayangkara, Senin (10/6/2019) 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Suami istri korban keracunan asap genset kini dirawat intensif di RSMH Palembang, Senin (10/6).

Sementara anak semata wayang mereka Mar (10) meninggal dunia dan kini jenazahnya ada di RS Bhayangkara.

Pantauan Tribunsumsel saat berada di RSMH, pihak petugas membenarkan adanya pasien yang dirawat akibat keracunan, Senin (10/6/2019).

Korban yang berjumlah 2 orang tersebut telah di larikan ke ruang IGD dan Lematang 1.2.

"Atas nama Dedi susanto sudah di bawa ke ruang IGD yang saat ini sedang menjalani perawatan,"

"Sedangkan Sri Wulandari telah dibawa ke ruang Lematang 1.2 yang saat ini sedang menjalani perawatan intensif," ucapnya.

Diberitakan sebelumnya,

Hingga kini, kedua orang tua Mar (10) belum mengetahui bahwa anak semata wayang mereka tersebut telah tewas diduga akibat keracunan genset.

Hal ini dikarenakan pihak keluarga takut kabar duka ini dapat berakibat buruk pada kondisi Dedi Susanto (32) dan Sri Wulandari (29), orang tua Marpel yang hingga kini masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit Mohammad Hoesin Kota Palembang.

Sebelumnya diketahui, satu keluarga tersebut diduga keracunan mesin genset di rumah barunya yang bertempat di salah satu perumahan jalan Rawa Jaya kelurahan Talang Jambe Kota Palembang.

"Kami tidak tega harus kasih kabar meninggalnya Mar," kata Anton Sawiran (33), paman Marpel, Senin (10/6/2019).

Dia menuturkan, saat ini kedua orang tua Marpel masih dalam perawatan intensif.

 Breaking News: Anak Semata Wayang Meninggal Dunia, Satu Keluarga Keracunan Asap Genset di Palembang

Terutama Dedi Susanto, ayah Marpel yang hingga berita ini diturunkan masih dalam kondisi kritis.

"Kalau adik saya (ibu Mar) sudah sadar, tapi masih lemas dan belum terlalu bisa diajak bicara,"katanya.

Anton menuturkan, sehari sebelumnya dia bersama korban Dedi Susanto sempat membeli nasi disalah satu rumah makan yang tidak terlalu jauh dari rumah mereka.

"Sore lusa kemarin saya menemani Dedi beli nasi untuk keluarganya. Setelah itu kami masuk ke rumah masing-masing. Nah, besoknya saya curiga kenapa mereka tidak ada yang keluar rumah. Akhirnya kami dobrak pintu dan melihat mereka sudah terkapar di rumahnya,"ucap Anton.

Kata Anton, ketiga korban ditemukan dalam satu ruang kamar tidur yang sama.

Korban Dedi dan Sri ditemukan dalam kondisi terlentang. Sedangkan Marpel, anak mereka ditemukan dalam kondisi terlungkup.

"Di mulut mereka sudah mengeluarkan busa dan bercampur nasi. Darah juga sudah keluar dari hidungnya,"ujarnya.

Itulah sebabnya, pihak keluarga belum yakin terkait penyebab pasti sumber keracunan yang dialami ketiga korban.

"Apakah karena genset atau karena nasi yang sore itu sempat kami belum, saya juga belum tahu. Karena saya tidak ikut beli nasi itu, jadi belum berani memastikan apa-apa,"ujarnya.

Setelah menjalani pemeriksaan luar di rumah sakit Bhayangkara, rencananya jenazah Marpel akan dibawa ke kecamatan Bayung Lencir Musi Banyuasin untuk segera dimakamkan.

"Kalau bisa secepatnya, kasihan dia kalau lama-lama dikuburkan," kata Anton.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved