Berita PALI

Penerimaan CPNS PALI Tahun 2019, Prioritas Formasi Tenaga Pengajar dan Kesehatan

TRIBUNSUMSEL.COM, PALI-Kabupaten PALI (Panukal Abab Lematang Ilir) tahun 2019 ini bakal kembali menerima Calon Pengawai Negeri Sipil (CPNS)

TRIBUNSUMSEL.COM/ABRIANSYAH LIBERTO
Foto Ilustrasi : Kabupaten PALI (Panukal Abab Lematang Ilir) tahun 2019 ini bakal kembali menerima Calon Pengawai Negeri Sipil (CPNS) 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALI-Kabupaten PALI (Panukal Abab Lematang Ilir) tahun 2019 ini bakal kembali menerima Calon Pengawai Negeri Sipil (CPNS).

Penerimaan CPNS ini diprioritaskan bagi tenaga kesehatan dan formasi guru dengan jumlahnya kisaran ratusan orang.

Plt Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten PALI, Desi Rosalia mengungkapkan, untuk penerimaan CPNS Tahun 2019 ini, pihaknya bakal memprioritaskan tenaga pengajar dan kesehatan.

Pasalnya kata Desi Rosalia, sektor pendidikan dan kesehatan yang paling banyak membutuhkan tenaga PNS, terlebih pada pendidikan.

Kanit Reskrim Tewas Ditembak Perampok, Sang Adik Kenang Hobi Baru Kakak Mengoleksi Bongsai

"Kita banyak membutuhkan CPNS, tapi tetap menerima kuota yang diberikan Kemen-PAN RI. Kebutuhannya disesuaikan instansi, namun paling banyak tenaga pengajar dan kesehatan," ungkap Desi Rosalia," Senin (3/6/2019).

Menurut dia, Kabupaten PALI saat ini terus berkembang dan banyak berdiri gedung sekolah baru yang tentunya membutuhkan tenaga pengajar yang profesional untuk menunjang mewujudkan dunia pendidikan di Bumi Serepat Serasan yang berkualitas.

Pembukaan pendaftaran seleksi CPNS sendiri, kata Desi Rosita, jika tidak ada perubahan dari Kemen-PAN dijadwalkan pada tahun ini.

Kapolda Sumsel Irjen Zulkarnain Adinegara Cek Kesiapan Pos PAM Mudik Lebaran di Pagaralam

"Untuk kuota di PALI tengah disusun, yang biasanya dikisaran menerima 300 orang, kita berharap ditambah lebih banyak," ujarnya.

Bagi warga PALI yang berminat ikut seleksi CPNS, disarankan Desi Rosalia agar menunggu pengumuman resmi dari Kemen-PAN atau dari BKSDM PALI.

"Jangan mudah percaya adanya edaran yang biasanya melalui sosial media dan sumber tidak jelas karena biasanya hal itu dimanfaatkan oknum untuk melakukan penipuan," jelasnya. (Reigan)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved