Berita Palembang
Aliansi Mahasiswa Palembang Protes Pembatasan Medsos dan Sesalkan Jatuhnya Korban Kerusuhan 22 Mei
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Aliansi Mahasiswa Kota Palembang berunjuk rasa di depan Kantor Polda Sumsel, Jumat (24/5/2019).
Penulis: M. Ardiansyah |
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Aliansi Mahasiswa Kota Palembang berunjuk rasa di depan Kantor Polda Sumsel, Jumat (24/5/2019).
Mahasiswa menilai saat ini demokrasi di Indonesia sudah mati.
"Demokrasi Indonesia sudah mati, kenapa mati. Sampai-sampai, pemerintah memblokir sosial media. Agar kita tidak bisa berinteraksi," teriak orator melalui pengeras suara.
Tak hanya menyatakan demokrasi Indonesia sudah mati, mahasiswa mengungkapkan aksi di 22 Mei yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa merupakan kesalahan besar.
• Penuhi Janji di Dalam Mimpi Sebulan Lalu, Istri Ustadz Arifin Ilham Ziarah dan Lakukan Hal Ini
Karena menurut mereka, rekan mereka, saudara mereka, kerabat mereka menjadi korban.
Jatuhnya korban sangat mereka sesalkan.
Puluhan mahasiswa yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Kota Palembang tiba di depan Mapolda Sumsel, Jumat (24/5/2019).
Dengan berjalan kaki dari titik kumpul di UIN Raden Patah Palembang, mereka menuju ke Mapolda Sumsel.
Mahasiswa membawa spanduk yang menyatakan matinya demokrasi Indonesia, bendera dan pengeras suara.
Mahasiswa yang menggelar aksi dengan nama Seruan Aksi Peduli Kemanusiaan, berorasi dengan pengeras suara.
• Update Pemblokiran Media Sosial : Menkominfo Tak Tahu Kapan Pembatasan Medsos Berakhir
Tak hanya berorasi, tetapi suara takbir juga diserukan mahasiswa.
"Takbir," teriak satu mahasiswa.
"Allahuakbar," teriak mahasiswa lain.
Jalan Sudirman di depan Polda Sumsel ditutup, Jumat (24/5/2019).
Penutupan jalan karena adanya aksi Aliansi Mahasiswa Kota Palembang di depan halaman Mapolda Sumsel.