Tiga Kali Ibu Tua di Palembang Ini Terima Uang Palsu, Wak Umik Jadi Korban Kejahatan
Peredaran uang palsu selalu saja berimbas pada kerugian secara materil yang dialami masyarakat. Seperti yang terjadi pada Sumiati
Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Prawira Maulana
TRUBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Peredaran uang palsu selalu saja berimbas pada kerugian secara materil yang dialami masyarakat. Seperti yang terjadi pada Sumiati atau biasa disapa Wak Umik (68).
Perempuan paruh baya yang membuka warung sembako kecil-kecilan di rumahnya yang berada di jalan Super Semar Angkatan 66 lorong sepakat jaya 2 Palembang ini, mengalami kerugian akibat menerima uang palsu dari pembeli.
Sudah tiga kali Wak Umik mendapat uang palsu. Sebanyak 3 lembar uang kertas pecahan seratus ribu yang ternyata palsu, entah diterimanya dari siapa.
"Kalau saya tahu siapa yang bayar pakai uang palsu, pasti sudah saya marahi," kata Wak Umik saat ditemui di warung sekaligus yang persis berada di depan rumahnya, Selasa (23/4/2019).
Wak Umik bercerita, awalnya dia tidak menyadari bila ada uang palsu dari hasilnya berdagang. Namun beberapa hari lalu saat dirinya sedang berbelanja di pasar, barulah diketahui bahwa uang yang dibawanya ternyata palsu.
"Saya mau ngisi warung, jadi belanja di pasar. Terus yang punya toko bilang, Wak ini uangnya palsu," katanya.
Sontak Wak Umik sangat terkejut. Perempuan yang sudah membuka usaha warung kecil-kecilan sejak tahun 1980 silam ini, sama sekali tidak menyangka ada yang tega berbuat seperti itu kepadanya.
"Ya kagetlah pasti, waktu itu saya sampai terpaksa ngutang dulu di toko itu. Lah, gimana mau bayar, uang yang saya bawa rupanya palsu. Jadi nggak bisa dibelanjakan,"ucapnya.
Sepulangnya ke rumah, Wak Umik lantas mengecek sendiri uang palsu yang diterimanya. Dia lantas merendam satu dari tiga uang kertas palsu tersebut ke dalam air selama satu malam.
"Hasilnya uang itu hancur. Karena saya pikir, kalau uang asli pasti tahan. Nggak mungkin hanya karena terendam air jadi hancur. Tapi beneran, uang itu jadi seperti serpihan. Ya, berarti benar itu uang palsu,"ucapnya dengan yakin.
Masih ada dua lembar uang palsu yang berada di tangan Wak Umik. Barang tersebut dia simpan sebagai pengingat untuk lebih waspada dalam menerima uang dari pembeli.
Namun Wak Umik tidak ingin melaporkan kejadian ini bagi pihak berwajib. Diakuinya, dirinya mengaku ikhlas tapi tetap saja ada rasa trauma yang terbersit di benaknya.
"Sekarang kalau terima uang seratus ribu, jadi lebih takut. Hati saya langsung berdetak dan mikir, waduh uang seratus ribu lagi. Asli atau nggak ya,"ucapnya seraya tertawa.
Dugaan Wak Umik, uang palsu diterimanya dari pembeli yang berbelanja saat malam hari. Namun, dia tidak ingin menduga atau bahkan menuduh siapa pelakunya.
"Warung ini kan saya buka sampai malam, saya juga jaganya sendirian. Maklum karena usia, jadi memang kurang teliti. Tapi memang kalau malam, banyak yang beli rokok disini. Perkiraan saya sih, ya saat malam uang palsu itu saya terima,"katanya.
Sementara itu, pantauan Tribunsumsel.com, uang palsu di Warung Wak Umik terlihat seperti kertas berbahan HVS polos yang di print menyerupai uang lembar seratus ribu.
Termasuk benang pengaman di uang juga tidak timbul seperti uang seratus ribu pada umumnya.
Saat disentuh, uang tersebut terasa sangat halus dan terasa sangat jauh berbeda dari uang asli.