Bidan Asal Ranau Dibunuh

Kebingungan Diracun Cuma Lemas, Bidan Betti Lalu Dicekik, Keponakan Jadi Otak Pembunuhannya

TRIBUNSUMSEL.COM, MUARADUA - Kurang dari 24 jam usai penemuan mayat Betti (45), bidan Puskesmas Pembantu di Desa Sipatuhu, Kecamatan Banding Agung, Ka

zoom-inlihat foto Kebingungan Diracun Cuma Lemas, Bidan Betti Lalu Dicekik, Keponakan Jadi Otak Pembunuhannya
IST
Bidan Betty

TRIBUNSUMSEL.COM, MUARADUA - Kurang dari 24 jam usai penemuan mayat Bidan Betti (45), bidan Puskesmas Pembantu di Desa Sipatuhu, Kecamatan Banding Agung, Kabupaten OKU Selatan, polisi membekuk tiga tersangka pembunuh.

Seorang di antaranya, Gidion Meldina (31), merupakan keponakan Bidan Betti.

Gidion merencanakan pembunuhan Bidan Betti itu bersama suaminya, Badriansyah (35) warga Banding Agung yang menjabat Sekretaris Sesa Sipatuhu.

Pasutri ini mengajak dua rekan, Asrul Mubarik warga Sukamaju Kecamatan Bandingagung dan Orizon, dengan menjanjikan imbalan uang membunuh Bidan Betti.

Mereka mencampurkan racun ke minuman Betti, tetapi korban hanya lemas. Orizon dibantu Badri kemudian mencekik Betti hingga meninggal.

Mayatnya dibuang ke jurang sedalam lima meter di Tebing Batu Pekon Rata Agung, Kecamatan Lemong, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung.

Gidion, Badriansyah, dan Asrul berhasil ditangkap polisi dalam pelarian menuju OKU Selatan, di sekitar pasar Liwa.

Kaki Badri dan Asrul ditembak. Sedangkan Orizon masih dalam pengejaran petugas.

Polisi mengamankan barang bukti berupa Satu unit mobil Mitsubishi Pajero dengan nomor polosi BG 1462 YG yang ditinggalkan di kawasan Krui.

Kemudian dua buah bantal, satu buah jilbab warna merah di lokasi temuan mayat.

Informasinya, Jumat (1/3), pembunuhan yang melibatkan keponakan korban tersebut berawal Gidion Meldina menyuruh tiga pelaku lainnya.

Masing-masing suaminya sendiri Badriansyah, Asrul Mubarik, dan Orizon untuk membunuh korban dengan menjanjikan sejumlah uang.

Kepada polisi, Gidion mengaku membunuh Betti karena masalah utang.

Belum diketahui berapa jumlah uang yang dipinjam tersangka kepada korban.

Setelah melakukan perjanjian, para pelaku, pada Rabu (27/2) sekitar pukul 16.00, mengajak korban pergi dengan alasan untuk memberikan obat demi kesembuhan korban.

Setelah bertemu para pelaku kemudian memberikan minuman yang sudah dicampur dengan racun.

Ternyata Betti hanya jatuh lemas, tidak meninggal, sehingga membuat para pelaku kebingungan.

Mereka kemudian membawa korban ke arah Pesisir Barat, Lampung.

Di tengah perjalanan, pelaku Badriansyah yang menyetir kemudian memberhentikan mobil.

Orizon dibantu Badriansyah mencekik dan membekap korban dengan bantal.

Sementara tersangka Asrul Mubarik memegang kaki Betti hingga korban meninggal dunia.

Setelah korban meninggal, para pelaku kemudian pelaku membawa korban ke arah Pesisir Utara dan membuang mayat di jurang dengan kedalaman sekitat lima meter yang berada di pinggir jalan Lintas Barat Sumatera perbatasan dengan Provinsi Bengkulu.

Pelaku kemudian kembali ke OKU Selatan dan meninggalkan mobil korban di wilayah Krui.

Namun dalam perjalanan mereka berhasil ditangkap polisi.

Pasca temuan di jurang, jenazah Betti dibawa ke Rumah Sakit Liwa Lampung Barat. Pemakaman dilakukan di Desa Sipatuhu, kemarin.

Sementara kondisi Bripda Raka anggota Polres OKU Timur, putra bidan Betti yang bertugas di Bagian Binmas Polres OKU Timur, masih trauma pasca pembunuhan terhadap ibunya.

Dia tak menyangka pelaku sepupunya sendiri ditemani suami dan rekannya.

Kasat Binmas Polres OKU Timur AKP Fauzi Saleh SH saat dikonfirmasi Jumat (1/3) menyatakan kondisi anak korban saat ini masih terpukul.

Sejumlah rekannya juga berusaha memberikan semangat dan dukungan untuk korban

"Anak korban Raka bertugas dibagian Binmas, dan kebetulan anggota saya langsung. Raka saat ini sangat syock," katanya.

Kapolres OKU Selatan didampingi Kasat Reskrim AKP Kurniawi ketika dikonfirmasi membenarkan adanya kejadian pembunuhan tersebut.

Korban dibunuh oleh para pelaku setelah bernegosiasi dengan keponakan korban, Gigion.

Namun informasi pembunuhan tersebut disebabkan karena hutang belum bisa dipastikan berapa jumlah hutang keponakan korban tersebut.

"Prosesnya semua di Polres Lampung Barat."

"Kami di sini sifatnya hanya membantu dan akan memenuhi apa yang dibutuhkan oleh penyidik polres Lampung Barat."

"Ada beberapa pelaku yang sudah ditangkap dan ada yang masih buron. Kami sudah berkoordinasi dengan Polres Liwa," katanya.

Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara yang dikonfirmasi menyatakan, jika lokasi eksekusi ada di wilayah Sumsel, maka akan ditangani Polda Sumsel.

Namun, bila lokasi eksekusinya di jalan dan dibuang di Lampung Barat maka otomatis akan dilakukan di Lampung Barat.

"Pastinya ada koordinasi antara penyidik. Terlebih korban dan para tersangka merupakan warga OKUS Sumsel," ujar Zulkarnain.

Dari laporan yang diterimanya bila, penemuan mayatnya di Lampung Barat dan eksekusi dilakukan di jalan.

Sehingga, penyidikan akan dilakukan Polres Lampung Barat karena lokasi penemuannya berada di Pekon Lemong Kecamatan Pesisir Utara Kabupaten Pesisir Barat.

"Polda Sumsel dan Polres OKU Selatan pastinya siap membantu bila penyidik dari Polres Lampung Barat meminta bantuan untuk menangkap pelaku."

"Semuanya Polri, jadi bisa saling bekerja sama untuk mengungkap suatu kasus," katanya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved