Kakek Juni Terpeleset dari Sampannya, Jenazah Nelayan Pamulutan Akhirnya Ditemukan

Setelah hilang tiga hari di sungai Ogan Pemulutan, akhirnya jenazah Juni Bin Matani (75) warga desa Muara Dua Kecamatan Pemulutan berhasil ditemukan

Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Prawira Maulana
SHINTA/TRIBUNSUMSEL.COM
Jenazah kakek Juni, nelayan pamulutan yang hilang selama tiga hari sudah ditemukan dan kini berada di RS Bhayangkara Palembang. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Setelah hilang selama tiga hari di sungai Ogan Pemulutan, akhirnya jenazah Juni Bin Matani (75) warga desa Muara Dua Kecamatan Pemulutan berhasil ditemukan di kawasan Muara Kumbang Banyuasin, Jumat (1/3/2019).

Sapariah (65), istri Juni bersama Latif (43) anak kandungnya langsung mendatangi Rumah Sakit (RS) Bhayangkara untuk melihat langsung jenazah suaminya.

Anak kandung korban, Latif mengatakan ayahnya tersebut hanyut terbawa sungai saat sedang menjaring ikan di sungai yang tidak jauh dari rumahnya.

Ayahnya terpeleset dari perahu sampan yang biasa digunakannya menjaring ikan.

"Ayah saya kerjanya sehari-harinya memang cari ikan di sungai. Jadi sudah sangat terbiasa ke sungai sendirian. Itu kenapa saya terkejut waktu tahu ayah hanyut,"ujarnya saat ditemui di Ruang Forensik Rumah Sakit (RS) Bhayangkara, Jumat (1/3/2019).

Saat kejadian Latif mengaku sedang berada di rumahnya, sebab mereka tinggal di rumah yang berbeda meskipun di satu kawasan desa yang sama.

"Saya tahu ayah hanyut dari tetangga karena rumahnya memang sangat dekat dengan sungai. Jadi saat kejadian, ada warga yang melihat,"ungkapnya

Meskipun ada warga yang melihat saat Juni terbawa arus, Latif mengatakan saat kejadian tersebut tidak ada yang bisa menyelamatkan ayahnya. Sebab, arus sungai saat itu sedang tinggi dan tidak memungkinkan bagi warga untuk melakukan pertolongan.

"Pastinya bagaimana ayah bisa tenggelam saya kurang tahu. Tapi yang jelas ayah saya bisa berenang,"ungkap dia.

Latif menduga, penyebab tenggelamnya Juni selain disebabkan oleh arus pasang Sungai Ogan, juga dikarenakan ayahnya memiliki langganan penyakit pusing yang kerap datang tiba-tiba.

"Mungkin itu juga jadi penyebabnya," ujarnya.

Hingga saat ini Latif masih tidak percaya bila ayahnya telah tewas terbawa air. Namun, saat ini dirinya hanya bisa pasrah menerima kenyataan bila ayahnya sudah ditemukan dalam keadaan tewas terbawa arus sungai.

"Awalnya saya tidak langsung percaya, tapi dari ciri-ciri celana pendek merah bercorak putih yang dikenakan mayat itu sama seperti punya ayah, jadi saya yakin kalau itu dia,"ujarnya yang masih terlihat syok.

Danru Basarnas Kantor Sar Kota Palembang, Kemas Ismail mengatakan setelah menerima laporan hanyutnya Juni sejak Rabu (27/2/2019) lalu, pihaknya sudah melakukan penyisiran di lokasi kejadian.

Sampai akhirnya pihak Basarnas mendapat informasi bila jenazah diduga Juni Bin Matani sudah ada di kawasan Muara Kumbang Banyuasin.

"Jarak dari laporan hilang dengan ditemukannya korban memang cukup jauh. Diduga karena belakangan ini sering turun hujan dan arus kencang, sehingga korban bisa cukup jauh terbawa arus,"ujarnya

Setelah menjalani visum di Ruang Forensik RS Bhayangkara, rencananya pihak keluarga akan membawa jenazah untuk dimakamkan di TPU Talang Peramoan Pemulutan.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved