Bidan Diperkosa di Ogan Ilir

Ari Ismail Disiksa dan Disuruh Ngaku Perkosa Bidan YL, Kapolda: Ini Oknum Polisi, Gak Mungkin Preman

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara menyesalkan tindakan terduga oknum polisi menangkap Ari Ismail (25), warga

Tribunsumsel.com/ Agung Dwipayana
Ari Ismail, Diduga jadi Korban Salah Tangkap Polisi 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara menyesalkan tindakan terduga oknum polisi menangkap Ari Ismail (25), warga Ogan Ilir, dengan tuduhan memperkosa bidan YL (27).

"Masalah itu saya juga ikut prihatin, ada orang ditemukan Direktorat Reserse Kriminal Umum. Saya sudah menangani kasus ini, korban diketahui ditemukan dengan mata dilakban," ungkapnya di rumah Sakit Bhayangkara.

Lanjut Kapolda, Ari dipaksa mengakui dirinya pelaku pemerkosa bidan YL.

Namun dia membantah terlibat kasus itu.

Kasus bidan YL menarik perhatian publik setelah dia mengaku diperkosa dan dirampok lima lelaki tak dikenal di kediamannya Polindes Simpang Pelabuhan Dalam, Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir (OI).

"Kata beliau (Ari), dirinya disuruh dan dipaksa mengakui dia memperkosa. Yang bersangkutan tidak tau dasarnya, dia diambil oleh sekelompok orang, dipaksa mengakui dia memperkosa."

"Bagi saya berpendapat ini dilakukan oknum polisi, gak mungkin preman. Preman nangkap orang bilang 'hei kamu memperkosa dia', tapi mungkin sama preman tadi suruhan."

"Tetapi dia tidak bisa menjelaskan orang-orang tersebut dari satuan mana," ungkap Kapolda.

Kata kapolda, Ari, meski tidak mengetahui dari satuan mana yang menculik dirinya, tapi sempat mengatakan pelaku yang menculiknya polisi dari Polda.

"Sempat dia mengatakan dari Polda. Tetap akan saya sidik. Pak polisi tidak boleh membuktikan dengan cara-cara begitu."

"Kenapa itu tidak boleh, karena setiap kasus harus mengunakan labfor. Karena itu bukti tidak terbantahkan," jelasnya.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumsel Kombes Pol Yustan Alpiani ketika dikonfirmasi enggan berspekulasi mengenai hal tersebut.

"Saya sudah mengecek dan menemui korban di Rumah sakit Bhayangkara dan juga menemui kedua orangtuanya."

"Dari hasil keterangan korban, ia sendiri belum mengetahui siapa yang melakukan, hal tersebut kepadanya" jelasnya.

Saat ini, pihaknya bersama jajaran masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus yang menimpa korban Haris Mail hingga mengalami luka dan harus dirawat di rumah sakit.

"Kami masih melakukan penyelidikan. Sudah ya, itu saja," pungkasnya.

Korban Ari Ismail, yang diduga menjadi korban salah tangkap. Dia diciduk, Kamis (21/2) malam.

Saat itu Ari dan temannya, Dani, mengendarai sepeda motor merasa ada beberapa sepeda motor yang membuntuti mereka.

Tiga pengendara motor menyetop kendaraannya dan menghardik ia dan Hari. Dani lompat dari motor, sementara Ari dimasukan ke dalam mobil.

Ari ditemukan di semak-semak pinggir jalan di Kecamatan Rambutan, Banyuasin, Jumat (22/2) pukul 10.00, di wilayah perbatasan dekat Jakabaring dan Pemulutan.

Saat ditemukan, Ari dalam kondisi tidak berdaya dengan wajah babak belur.

Ia pun dilarikan ke RS Bhayangkara Polda Sumsel untuk menjalani perawatan.

Ari masih dalam perawatan intensif di RS Bhayangkara, Minggu (24/2).

Hingga saat ini keluarga dan kerabat dekat terus berdatangan untuk membesuk dan mengtahui perkembangan kesehatan Ari.

Berdasarkan keterangan kerabat dekat yang tidak mau disebutkan namanya, keluarga Ari menerima bantuan dana dari oknum polisi.

"Iya kami sudah menerima etikat baik dari mereka (oknum), keluarga terutama anak dan istrinya diberikan uang," katanya.

Ia tak bisa menyebutkan nominalnya, hanya saja keluarga mengucapkan terimakasih dan cukup terbantu apalagi untuk Ari yang memang tulang punggung keluarga.

Bidan YL Pulang

Sementara itu, lima hari di rawat bidan YL, pelapor korban dugaan perampoakan dan pemerkosaan, telah diizinkan pulang kerumah oleh pihak rumah sakit Bhayangkara. Minggu (24/2).

Berdasarkan informasi yang dihimpun, kondisi kesehatan dan psikis bidan YL sudah semakin membaik, sehingga sudah boleh dibawa apulang dan dirawat oleh keluarga.

"Sudah pulang pagi-pagi sekali tadi sama keluarga, karena dianggap sudah membaik keadaannya," ungkap petugas Rumah sakit yang tidak mau disebutkan namanya.

"Hanya tinggal pemulihan seperti komunikasi, sosialisasi, dan itu baiknya dilakukan dengan keluarga atau orang-orang terdekat," tambahnya.

Informasi dihimpun Tribun, sejumlah kejanggalan terlihat dari kasus pemerkosaan bidan YL di Desa di Desa Simpang Pelabuhan Dalam, Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir (OI).

Menurut keterangannya, ia dirampok dan diperkosa oleh pria yang berjumlah lebih dari satu orang. Namun, saat pihak kepolisian mendalami kasus, ditemukan sejumlah kejanggalan atas pengakuan Bidan YL.

Bahkan, polisi belum menemukan adanya bukti yang menunjukkan bahwa Bidan YL diperkosa.

Polisi pun sempat heran dengan beberapa perilaku Bidan YL setelah diperkosa dan saat memberikan keterangan.

DPenyidik Polda Sumsel dan Labfor cabang Palembang menemukan fakta baru terkait dugaan kasus pemerkosaan yang dialami Bidan YL.

Hasil pemeriksaan polisi tidak menemukan sperma di tempat tidur maupun di alat kelamin YL.

Hal ini, diungkapkan KaPolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara ketika ditemui usai rilis ungkap kasus narkoba di Mapolda Sumsel, Jumat (22/2).

Namun, meski ada penemuan tersebut penyelidikan akan terus dilakukan.

"Kami tidak berasumsi tidak adanya pemerkosaan, meski sempat jadi perdebatan antara pihak penyidik dan pihak puskesmas karena saat ada cairan yang ditemukan belum pasti itu sperma atau bukan," ujar jenderal bintang dua.

Terlebih, korban mengaku ada pakaian dicuci seusai kejadian.

Seharusnya, tidak dicuci, agar penyidikan bisa terungkap dan bisa ada pembuktian dengan barang bukti.

Bahkan dari olah tempat kejadian juga, tidak ditemukan jejak-jejak kaki yang ada di dalam rumah.

Begitu pula dengan kerusakan yang ada di dalam rumah sama sekali tidak ditemukan.

Sehingga, secara penyelidikan ilmiah, ada kejanggalan dalam kasus ini. Penyidik masih akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Lantaran, dari pemeriksaan yang dilakukan penyidik dengan mengajukan 61 pertanyaan, hanya satu yang tetap konsisten dijawab korban yakni diperkosa.

Sedangkan, 60 pertanyaan masih belum jelas korban menjawabnya dan sering berubah-ubah. (ard/mg2/sp)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved