Bidan Diperkosa di Ogan Ilir

BREAKING NEWS, Polisi tidak Temukan Sperma, Jejak Kaki, dan Sidik Jari di TKP Bidan Desa Diperkosa

Dari hasil penyelidikan tim labfor didapatkan fakta berbeda, jika sebelumnya korban mengaku diperkosa, hasil labfor tidak menunjukan tanda-tanda

Tribun Sumsel/ M Ardiansyah
Kapolda Sumsel irjen Pol Zulkarnain Adinegara 

Tidak ada keluarga yang ingin berkomentar saat ditanya mengapa anak YL terus saja menangis.

"Jangan tanya saya, coba ke orang lain saja,"ujar perempuan paruh baya yang menggendong bocah sepuluh bulan itu dan langsung masuk ke ruang melati tempat bidan YL dirawat.

Kasubbid Yanmeddokpol, RS Bhayangkara Dr Yunita L.Mars mengatakan, tak hanya bidan YL yang mendapatkan perawatan. Namun anak semata wayangnya yang saat kejadian berada disekitar bidan YL juga turut menjadi perhatian pihak RS Bhayangkara.

"Berdasarkan keterangan korban, anaknya suka nangis kalau bergerak. Mungkin karena efek kejadian itu atau bukan, kita belum tahu. Karena saat kejadian korban tidak sadarkan diri.

Dan setelah bangun posisi anaknya sudah berubah dari tempat sebelumnya. Tapi apa yang dilakukan pelaku pada anaknya korban tidak tahu. Itu juga jadi perhatian kita,"ujarnya.

Bidan Diperkosa di Pemulutan Trauma dan Takut Setiap Memejamkan Mata, Dokter Beri Terapi Psikis

Bidan desa YL (27 tahun), korban pemerkosaan dan perampokan menjalani pemeriksaan oleh psikiater Rumah Sakit (RS) Bhayangkara, Kamis (21/2/2019).

Pemeriksaan itu untuk membantu mengobati trauma psikis yang dialaminya.

YL merupakan bidan desa sekaligus ibu satu orang anak yang menjadi korban perampokan sekaligus pemerkosaan oleh orang tidak dikenal di rumah dinas bidan desa (Bides) Desa Simpang Pelabuhan Dalam Kecamatan Pemulutan Kabupaten Ogan Ilir (OI).

Kasubbid Yanmeddokpol, RS Bhayangkara dr Yunita L Mars mengatakan, dari hasil pemeriksaan didapat hasil bahwa bidan YL mengalami trauma akut pasca kejadian buruk yang telah menimpa dirinya.

"Jadi dari hasil pemeriksaan ada rasa trauma yang dialami pasien terutama saat malam hari dan takut saat memejamkan mata," ujarnya saat ditemui di RS Bhayangkara, Kamis (21/2/2019).

Diduga, penyebab trauma yang dialami bidan YL karena peristiwa mengerikan yang dialaminya pada malam hari disaat korban sedang tertidur.

"Semuanya berkaitan, jadi pada saat kejadian itu dia sedang tidur jadi dia masih merasa trauma saat akan memejamkan mata,"ungkapnya.

Saat ini pihak RS Bhayangkara sudah memberikan terapi psikis pada korban.

"Nanti juga sebelum dinyatakan boleh pulang, psikiater kami meminta korban untuk menjalani konseling sekali lagi,"ungkapnya.

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved