Cerita Khas Palembang
Kisah Keni dan Anaknya Berjual Buku Keliling, Kepolosannya Dimanfaatkan Oknum Bandar Arisan Online
Jadi tulang punggung keluarga sejak sang suami pergi bekerja ke Aceh dan tidak pernah pulang lagi sewaktu anaknya masih berusia enam bulan
Penulis: Hartati |
Dibalik kisahnya menjajakan buku ternyata ada pula kisah lainnya yang tidak kalah pilu sehingga menyeret namanya hingga berurusan dengan polisi.
Beberapa waktu lalu saat dia menjajakan buku di sekitar SPBU Demang Lebar daun persisnya di dekat halte bus Transmusi, tiba-tiba ada wanita menghampirinya.
wanita itu menawarkan akan ada bantuan dari pemerintah jika dia bersedia KTPnya di foto dan membuat rekening bank.
Diiming-imingi janji akan mendapat bantuan Rp 250 ribu setiap bulan, beras dan sejumlah sembako lainnya membuat Keni menyetujui tawaran itu.
Keesokan harinya, Keni bersama wanita itu membuka rekening tabungan pada salah satu bank di kawasan Jalan Letkol Iskandar.
• Empat Ribu Kotak Suara Alumunium Bekas Pemilu di OKU Akhirnya Laku Terjual Rp 200 Juta
• Ada Caleg DPRD di Ogan Ilir Pasang Foto Baliho Kampanye Terbalik, Ternyata Sengaja dan Ini Alasannya
Setelah selesai membuka rekening, tabungan beserta ATMnya diambil wanita itu dengan alasan nanti akan diberikan ke rumah dan akan diinfokan kalau bantuannya sudah dicairkan pemerintah.
Tidak paham soal perbankan membuat Keni percaya dengan janji wanita tersebut.
Ia saat itu yakin jika niat orang tersebut memang ingin membantunya.
Tapi nyatanya pasca memberikan uang Rp 200 ribu, wanita tersebut tidak pernah muncul juga tidak pernah menghubunginya lagi.
Keni semakin terkejut mana kala dia diberi tahu tetangga jika foto KTP miliknya tertera di laman Facebook seseorang yang berisikan posting caci maki dan mengatakan Keni sudah melakukan penipuan arisan online.
Tidak sampai di situ saja, Keni juga dilaporkan ke polisi hingga diperiksa karena memang benar rekening yang pernah dibuatnya menjadi rekening tujuan transfer korban penipuan arisan online.
"Satu bulan saya bolak-balik ke kantor polisi mengurus masalah tersebut, bahkan banyak ibu-ibu korban arisan menagih uang mereka ke rumah,"
"Tapi saya cuma bisa jelaskan kalau saya tidak melakukan penipuan dan rekening tersebut dimanfaatkan orang tidak bertanggung jawab," ceritanya.
Keni juga ikut pusing karena tidak bisa berjualan, bahkan ibunya sampai sakit karena khawatir memikirkannya bisa jadi pesakitan karena rekening yang pernah dibuat disalahgunakan orang lain.
Bahkan korban penipuan arisan online bukan hanya dari Palembang saja tapi juga Lampung sehingga Keni disarankan memenuhi panggilan polisi di Lampung juga.