Keuangan Perkebunan Mitra Ogan di OKU Bermasalah, 1.600 Karyawan Kembali Telat Gajian
Para karyawan perusahaan tersebut harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Ada yang harus kerja serabutan demi memenuhi kebutuhan hidup
TRIBUNSUMSEL.COM,BATURAJA-PT Perkebunan Mitra Ogan di Ogan Komering Ulu (OKU) mengalami masalah finansial.
Para karyawan perusahaan tersebut harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Ada yang harus kerja serabutan demi memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
Misalnya Kardi. Ia rela berjualan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Bahkan terkadang nakok (nyadap) kebun karet.
"Kadang-kadang saya juga ngojek," kata Kardi kepada Tribunsumsel.com, Selasa (19/2/2019).
• Jerinx SID Meradang Sebut Anang Hermansyah Bawa Admin Akun Gosip, Ungkap Kronologi Asli Pertemuannya
• Butuh Bantuan Dana, 3 Mahasiswi Unsri Korban Kecelakaan Masih Dirawat, Khalidya Belum Sadar
Kondisi saat ini, diakuinya sangat terasa sulit.
Pada bulan Januari gaji baru dibayar 50 persen.
Sisanya sesuai janji dari perusahaan akan dibayar pada tanggal 15, namun sampai saat ini sisa gaji tersebut belum juga dibayar.
Sama halnya untuk bulan Februari juga belum dibayar.
"Untuk bulan Februari, kami memaklumi karena masih pertengahan bulan," katanya.
Mengapa ada yang protes, kondisi ini bukan hanya terjadi saat ini saja.
• Tanggal Pernikahan Syahrini dan Reino Barack 22 Februari ? Ini Penjelasan Adik Syahrini
• Ternyata Ini Manfaat dan Efek Samping Imunisasi Difteri Serta Cara Mengatasinya
Hal serupa juga pernah terjadi sebelumnya, meski akhirnya dibayar. Yang menjadi keluhan, ada tunjangan Pendidikan, Jamsostek dan DPLK sampai saat ini belum dibayar. Hal ini sudah terjadi beberapa tahun belakangan.
"Seperti saya sudah 3 tahun tidak menerima tunjangan itu. Untuk Tunjangan Pendidikan dan DPLK saja sudah mencapai sekitar Rp 15 juta yang belum dibayar," cerita kardi mengaku sudah karyawan tetap dan mulai mengabdi diperusahaan tersebut sejak tahun 98.
Disinggung untuk jaminan kesehatan, juga dikeluhkan. Sebab terkadang terlambat bayar, sehingga kalau untuk berobat kebetulan lagi nunggak bayar, mereka terpaksa memakai biaya pribadi.
"Harapan kita adalah kejelasan akan nasib mereka. Saya juga bingung status kami ini apakah pegawai BUMN atau Swasta. Jumlah karyawan yang ada cukup banyak setahu saya mencapai lebih kurang 1.600 karyawan," ceritanya.
• Dinsos Muratara Evakuasi 13 Orang Gangguan Jiwa yang Dipasung ke RS Jiwa Bengkulu
• Mobil Sampah Rusak Penyebab Sampah di Pasar 10 Ulu Tidak Terangkut
Ia berharap kedepan agar perusahaan ini lebih maju lagi, dan perjuangan kawan-kawan ke Jakarta, kata Kardi bisa berhasil dan mendapatkan titik terang akan nasib mereka.
"Kami berharap aktifitas Pabrik kembali normal. Ya benar kabar yang saya tahu untuk sementara pabrik ditutup tidak ada aktifitas, sampai ada kejelasan nasib karyawan," katanya.
Sebelumnya dikabarkan, pimpinan perusahaan sawit PTP Mitra Ogan Kabupaten ogan Komering Ulu (OKU), Senin (18/2/2019) kemarin menuju Jakarta untuk mempertanyakan kelangsungan perusahaan tersebut yang saat ini terancam kebangkrutan.
Unsur pimpinan beserta perwakilan karyawan hendak menuju kantor pemegang saham mayoritas RNI Holding dan kantor kementrian BUMN, serta kantor BPK yang ada di Jakarta.
• Kenang Momen Ayah Raffi Ahmad Marah Besar, Amy Qanita: Sampai Hancurkan Barang Kesayangan Raffi!
• Titipkan Anak ke Tukang Sayur Selama 24 Tahun, Elly Sugigi Menangis Minta Diakui Sebagai Ibu
Unsur pimpinan yang terdiri juga beberapa perwakilan karyawan itu berangkat menuju Jakarta menggunakan satu bus.
Anggota DPRD OKU Mirza Gumay, kemarin mengatakan mendukung keberangkatan unsur pimpinan dan perwakikan karyawan untuk menanyakan khususnya ke pemegang saham bagaimana nasib mereka.
Pasalnya ini menyangkut kelangsungan ribuan karyawan yang saat ini menunggu tanpa ada kepastian.
"PTP Mitra Ogan yang sahamnya mayoritas dipegang RNI Holding, jadi bagaimana nasib para karyawan dan pihak ke tiga yang sangat dirugikan. Tentu selain itu status hukumnya bagaimana. Jadi keberangkatan ini sangat perlu,"tegasnya.
Sementara pihak PTP Mitra Ogan Sendiri sampai berita ini diturunkan belum dapat dihubungi.