Piala Presiden Esports

Tips Menjadi Gamers Dengan Penghasilan Hingga Rp 90 Juta, Dari Pendiri Esports Premier League (ESPL)

Tips Menjadi Gamers Dengan Penghasilan Hingga Rp 90 Juta Dari Pendiri Esports Premier League (ESPL)

Penulis: Weni Wahyuny |
Tribunsumsel.com/ Weni Wahyuni
Tips Menjadi Gamers Dengan Penghasilan Hingga Rp 90 Juta Dari Pendiri Esports Premier League (ESPL) 

Tips Menjadi Gamers Dengan Penghasilan Hingga Rp 90 Juta Dari Pendiri Esports Premier League (ESPL)

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Weni Wahyuny

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Esports merupakan cabang olahraga baru yang lahir berkat kemajuan teknologi.

Dalam esports sejumlah pertanidngan olahraga dalam bentuk games lahir.

Games yang masuk dalam kategori esports diantaranya Mobile Legend, Dota dan beberapa games lainnya.

Dengan adanya games ini, membuat para kaum milenial kebanyakan menunduk di setiap sudut untuk bermain permainan-permainan tersebut.

Bahkan saat ini para penggila Games tidak bisa lagi dikatakan gamers karena pemerintah sendiri sudah menyatakan bahwa ini adalah olahraga baru yang diberi nama esport atau olahraga elektronik sebagai istilah untuk kompetisi permainan video pemain jamak, umumnya antara para pemain profesional.

Sedang Berlangsung TV Bersama INews Live Streaming Proliga Bhayangkara Samator vs Bank Sumse lBabel

Gamers profesional bisa disebut sebagai atlet games.

Aliran permainan video yang biasanya dihubungkan dengan olahraga elektronik adalah aliran strategi waktu nyata, perkelahian, tembak-menembak dan lain sebagainya.

Untuk menjadi gamers, kalian harus tahu dulu hal-hal kecil seperti ini karena untuk menjadi gamers tak segampang yang dipikirkan.

Salah satu pendiri Esports Premier League (ESPL), Rangga Danu Prasetya mengatakan, menjadi pemain game atau yang sering disebut gamers jika serius akan menghasilkan banyak uang, bahkan digaji bagi pemain yang profesional.

Kisarannya bisa sampai Rp5-90 juta.

“Itu baru gaji, endorse dan lain-lain. Mereka ini sama seperti atlet, mereka memang harus digaji dan berbadan hukum ini untuk jenjang karier sebagai pemain profesional. Ini akan kita jaga ekosistem esport,” jelasnya.

Salah satu pendiri Esports Premier League (ESPL), Rangga Danu Prasetya
Salah satu pendiri Esports Premier League (ESPL), Rangga Danu Prasetya (Tribunsumsel.com/ Weni Wahyuni)

Danu pula berbagi tips bagaimana untuk menjadi gamers bagi pemula.

Yang pertama adalah latihan dan kedua adalah fesyen.

Menurutnya kalau seseorang tidak suka atau tidak merasakan jadi gamers maka tidak mungkin bisa karena itu adalah fesyen.

“Untuk jadi gamers itu nggak gampang. Butuh waktu lebih dari 10 jam untuk latihan,” katanya disela kegiatan Piala Presiden Esport 2019 di Gedung PSCC Palembang, Sabtu (9/2/2019).

Piala Presiden Esports 2019: Tips Bermain Mobile Legends Tanpa Habiskan Kuota Dari Tim Captain

Selain itu, sambung Danu juga membutuhkan konsentrasi penuh karena olahraga ini membutuhkan ketenangan dan juga kecepatan.

“Kemudian dedicated karena nggak mungkin satu Gamers menjadi jago di tiga atau empat cabang, pasti satu. Jadi harus fokus,” terangnya.

Sama seperti olahraga lainnya, olahraga ini pula butuh pemanasan.

Jika di negara luar, para gamers dilatih untuk ketemu orang banyak agar tidak gerogi.

“Kalau di luar sana mereka main di stadion, ada yang demam panggung atau apa mereka dilatih,” terangnya.

Begitupula dengan pola makan, sambung Danu harus diperhatikan karena olahraga ini juga membutuhkan stamina.

“Pola makanan itu diatur karena nggak bisa kalau kita makan nasi akhirnya ngantuk, nah kalau disana diatur dari pola makan. Protein masuk berapa, harus ngegym, olahraga, harus lari, treadmil, untuk stamina karena berpengaruh karena main Games itu bukan hanya semenit dua menit,”

“Kalau grand final itu sampai 2,5 jam. Kalau dota bisa 3-4 jam jadi harus konsentrasi penuh,” ungkapnya.

Danu melanjutkan tidak semua gamers mengalami kerusakan mata karena pekerja biasa pun bisa mengalami hal tersebut.

Apakah ada pengaruh kerusakan mata karena banyak bermain Games?

“Nggak semua pemain pakai kacamata dan itu karena faktor kebiasaan sebenarnya, bukan karena dia main Games. Kerja pun kalau seharian di laptop juga bisa,” bebernya.

Sriwijaya FC Masih Tunggu Keputusan Manajemen Soal Pemanggilan Pemain, Pelatih Minta Hari Selasa

Kerusakan mata, lanjut Danu sebenarnya tergantung dari bagaimana saat menghadapi layar smartphone atau sejenisnya.

Misalnya saja main Games gelap-gelapan.

“Itu berpengaruh karena kalau di base camp itu sudah ada standarisasi lightingnya harus berapa, bangku seperti apa karena tidak mungkin main Games pakai bangku biasa, harus bangku gaming walaupun harganya mahal tapi menjaga posisi badan, jadi dibuat memang khusus untuk menjaga kesehatan. Jadi nggak segampang itu,” ucapnya.

Cabang olahraga esports mengalami perkembangan pesat dalam beberapa tahun ini . Ditandai dengan pertumbuhan pemain profesional dan non-profesional serta maraknya turnamen, liga maupun kompetisi esports. . Khusus untuk 2 kota pertama, yaitu Palembang dan Bali, panitia mengadakan acara pertandingan langsung di tempat umum untuk dapat disaksikan langsung oleh masyarakat luas. . Baca Beritanya di Tribunsumsel.com / IG Story @tribunsumsel . . TRIBUNSUMSEL.COM #Esports #PialaPresiden2019Esports #EsportsPalembang #MobileLegend #PUBG #PointBlank
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved