Diperkosa dan Dibunuh Secara Keji, Keluarga Ungkap Sosok Asli Inah Antimurti, Ini Kesehariannya
Inah seorang janda asal Desa Pedataran, Kecamatan Gelumbang, Kabupaten Muaraenim ditemukan hangus terbakar pada Minggu (20/1/2019) lalu.
Penulis: Agung Dwipayana | Editor: M. Syah Beni
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Kematian Inah Antimurti, masih menyisakan duka bagi keluarga.
Inah seorang janda asal Desa Pedataran, Kecamatan Gelumbang, Kabupaten Muaraenim ditemukan hangus terbakar pada Minggu (20/1/2019) lalu.
Ia diperkosa, dibunuh, lalu mayatnya dibakar di atas springbed.
Inah memiliki seorang putri berusia 3 tahun bernama Fatimah Azzahra yang memerlukan kasih sayang seorang ibu.
Setelah penemuan mayat Inah, polisi akhirnya berhasil membekuk 4 dari 5 pelaku pembunuhan pada Rabu (23/1/2019) dinihari di Gelumbang, Kabupaten Muaraenim.
Keempat pelaku langsung digelandang ke Mapolda Sumsel.
Saat rilis keempat pelaku yang dipimpin Kapolda Sumsel, Irejn Pol Zulkarnain Adinegara, salah seorang pelaku bernama Malik mengaku mendapat perintah dari Asri untuk membunuh Inah karena korban memiliki utang narkoba jenis sabu pada Asri.

“Saya hanya disuruh saja, Pak. Asri bilang katanya Inah ada utang sabu ke dia,” kata Malik saat diinterogasi langsung Kapolda di instalasi forensik RS Bhayangkara, Rabu (23/1/2019).
Karena motif itulah, Malik dan ketiga rekannya mengaku kalap menghabisi nyawa Inah, lalu membakarnya.
Terkait dugaan ‘bisnis’ barang haram antara korban dan pelaku, pihak keluarga Inah mengaku tidak mengenal orang-orang yang bergaul dengan anak mereka.
Menurut keluarga, Inah merupakan tipikal pendiam dan tidak pernah bercerita apapun seputar kehidupan pribadinya.

“Dia (Inah) itu pendiam. Kami tidak tahu apa yang dia lakukan di luar sana karena dia tidak pernah cerita. Sehari-hari kerjanya menyadap karet, kami cuma tahu sebatas itu,” kata Burhan, kakek Inah saat dibincangi TribunSumsel.com, Sabtu (26/1/2019).
Burhan mengaku terkejut dengan kematian Inah yang tewas di tangan orang-orang yang pihak keluarga tidak kenal siapa mereka.
“Kami syok Inah meninggal dengan cara seperti itu. Para pelaku kami tidak kenal sebelumnya, baru ketemu pas ada musibah ini,” ucap Burhan.

Usai dilakukan visum, jenazah Inah dibawa ke kampung halaman pada Rabu (23/1/2019) dan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat pada malamnya.
Kini, satu pelaku yang diduga merupakan otak pembunuhan bernaama Asri telah menyerahkan diri pada jumat (25/1/2019) malam pukul 21.30.
“Iya betul (pelaku Asri menyerahkan diri) tadi malam menyerahkan diri ke Dit Krimum Polda Sumsel kira-kira pukul 21.30,” ujar Kapolda Sumsel, Irjen Pol Zulkarnain kepada TribunSumsel.com, Sabtu (26/1/2019).