Gerhana Bulan Total 21 Januari 2019: Ini Dampak yang Bakal Dirasakan

Gerhana Bulan Total pada 21 Januari: Ini Dampak yang Bakal Dirasakan; Gerhana Bulan Total pada 21 Januari: Ini Dampak yang Bakal Dirasakan

TRIBUNSUMSEL.COM/M A FAJRI
GERHANA BULAN - Gerhana bulan total di Palembang, Sabtu (28/7/2018). Gerhana bulan ini merupakan gerhana yang terlama untuk abad ini (TRIBUNSUMSEL/M.A.FAJRI) 

Kadang-kadang gerhana bulan total memunculkan kesan hitam abu-buat gelap yang hampir tak bisa dilihat.

Tapi saat ini Bulan bisa juga memercikan jingga terang.

Faktor yang membuat bulan bisa dilihat penuh saat gerhana total adalah cahaya matahari disebarkan dan dibiaskan ke sekeliling sisi Bumi oleh atmosfer kita.

ilustrasi
ilustrasi (ist)

7. Setengah total: Bulan kini bersinar sekitar 10.000 atau 100.000 kali redup dari pada beberapa jam sebelumnya.

Karena bulan bergerak ke sisi selatan dari bagian tengah umbra Bumi, gradasi warna dan tingkat keterangannya di lingkaran Bulan menjadi terlihat lebih gelap, dengan rona abu-abu kecoklatan.

Sementara itu, bagian bawahnya, yakni bagian di mana Bulan berada paling dekat ke tepi luar umbra, warnanya menjadi lebih terang, dengan rona kemerahan, jingga, dan bahkan putih lembut kebiruan.

Pengamat yang berada jauh di sinar terang perkotaan akan melihat bintang-bintang menjadi terlihat lebih besar ketimbang saat sebelum gerhana. Bulan akan berada pada konstelasi redup Cancer dan letaknya hampir di tengah antara Rasi Leo di timur (kiri atas) dan Rasi Gemini di barat (kanan bawah Bulan).

 Kegelapan langit saat ini sangat menakjubkan. Lanskap di sekelilingnya dibalut rona suram. Sebelum gerhana, bulan purnama terlihat datar dan satu dimensi. Tetapi selama gerhana total, bulan purnama menjadi terlihat lebih kecil dan tiga dimensi.

Sebelum bulan masuk ke bayangan Bumi, suhu di permukaannya mencapai 266 derajat Fahrenheit (130 derajat Celsius).

Karena bulan tidak punya atmosfer, maka panas ini tak bisa dipantulkan ke ruang angkasa ketika bayangan Bumi lewat. Kini, berada dalam bayangan Bumi, suhu bulan turun drastis menjadi 146 derajat F (minus 99 C); atau turun 412 derajat F atau 229 derajat C, kurang dari 150 menit!

Proses gerhana bulan total direkam menggunakan lensa teleskop refractor 900 mm di Kantor Kandepag Aceh, Selasa (31/1/2018).
Proses gerhana bulan total direkam menggunakan lensa teleskop refractor 900 mm di Kantor Kandepag Aceh, Selasa (31/1/2018). (SERAMBI/M ANSHAR)

8. Gerhana bulan total berakhir: Bulan mulai muncul dari bayang-bayang umbra.

Segmen kecil pertama dari Bulan mulai muncul lagi, diikuti kembali beberapa menit kemudian oleh Efek Lentera Jepang.

9. 75 persen bulan muncul lagi: Sisa warna di dalam umbra kini mulai lenyap.

Dari sini, setelah bayangan gelap secara teori semestinya meninggalkan cakram bulan, bulan terlihat hitam dan tak berbentuk.

10. Bulan meninggalkan umbra: Bayang-bayang tengah nan gelap membuat bagian sisi kanan bulan (di barat) terlihat jelas.

11. Bayangan penumbra lenyap: Akhirnya, bayangan samar hilang dari bulan, gerhana bulan mulai berakhir.

12. Bulan meninggalkan penumbra: Gerhana"resmi" berakhir, begitu bulan sepenuhnya bebas dari bayangan penumbra.

Dampak Gerhana Bulan 21 Januari 2019

KEPALA Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika Gunungsitoli, Sumatera Utara, Djati, menyebutkan, pada 21 Januari 2019 akan terjadi fenomena astronomi yaitu gerhana bulan total yang berpotensi terjadi air pasang.

"Gerhana tersebut tidak dapat dilihat dari wilayah Indonesia. Perlu diketahui bahwa pada tahun ini akan terjadi lima kali fenomena gerhana yaitu gerhana matahari tiga kali dan gerhana bulan dua kali," ucapnya di Gunungsitoli, Senin (14/1/2019).

Pada peristiwa supermoon, bulan berada pada titik paling dekat dengan bumi yang mempengaruhi pasang air laut akibat gaya gravitasi bulan dan bumi, sehingga terjadi kenaikan permukaan air laut beberapa sentimeter dari kondisi normal.

"Jika supermoon diikuti dengan kondisi cuaca hujan lebat, maka akan sangat berpotensi terjadinya banjir rob," katanya seperti diberitakan Antara.

Daerah yang perlu diwaspadai jika terjadi banjir rob adalah daerah yang berjarak dekat beberapa meter dari bibir pantai.

Banjir rob tidak meluas jauh ke daratan dan sehingga masyarakat disekitar pesisir pantai diimbau agar waspada kemungkinan terjadi genangan air akibat pasang air laut ataupun banjir rob.

"Kita harap masyarakat tetap tenang dan tidak panik, serta tidak termakan informasi yang memelintir atau mendramatisir seolah olah pasang air laut dan banjir rob sama dengan tsunami," harapnya.

Ia juga memastikan jika BMKG tidak pernah memberikan imbauan untuk mengungsi.

BMKG dengan instansi terkait juga selalu berkoordinasi untuk memberikan informasi yang benar secara keilmuan.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved