Tsunami Selat Sunda

Kisah Ayu Syah Mahasiswi Poltekpar Palembang Bertahan dari Gulungan Tsunami Selat Sunda

Tribunsumsel.com mewawancarai secara ekslusif Ayu Syah Fitri (20) warga Palembang yang juga korban selamat dari bencana tsunami Tanjung Lesung.

Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Prawira Maulana
SHINTA/TRIBUNSUMSEL.COM
Ayu Syah Fitri (20) warga Palembang yang selamat dari tsunami Tanjung Lesung, sabtu (22/1/2019) 

Memang, sebelumnya anda posisinya dimana, saat usai diterjang tsunami?

Jadi memang aku nggak terpental jauh dari bibir pantai. Pas masih tenggelam pun posisinya nggak jauh dari tempat aku berdiri sebelum tsunami datang, karena bisa pegangan tadi.

Setelah bisa bertahan hidup, apa yang anda rasakan saat itu ?

Aku benar-benar ketakutan. Badan aku bergetar terus benar-benar lemas. Tapi Aku benar-benar berusaha menenangkan diri. Ya, biarpun nggak tau kenapa nangis terus saat itu. Benar-benar susah untuk digambarkan bagaimana kondisi perasaan aku waktu itu.

Luka apa yang anda alami saat itu ?

Kepala berdarah, Sama sekali nggak terasa kalau luka. Pas sampai di perjalanan ke balai pengobatan Daerah Cikadu, baru tahu kalau ada luka. Itu pun orang lain yang pertama kali ngomong, dek kepalanya luka parah.

Sebelum kejadian tsunami itu, apakah anda merasa ada firasat atau kejanggalan pada alam sekitar ?

Malam itu air laut baunya nggak enak, seperti bau selokan.

Apakah anda bertanya pada orang lain tentang kejanggalan itu ?

Karena aku jarang banget ke pantai malam-malam, jadi aku pikir bau itu normal. Ya sudah, cuek saja. Orang lain juga nggak ada yang komplain. Tapi pas di rumah sakit, baru aku denger dari korban selamat juga. Ada yang bilang kalau dia curiga sama bau laut yang aneh malam itu.

Sebelumnya, apakah ada peringatan dari BMKG atau instansi terkait bencana alam tersebut.

Logikanya kalau ada peringatan, mana berani acara tetap berlangsung. Sudah pasti kami semua ngungsi menyelamatkan diri,"katanya.

Saat ini anda sudah kembali ke rumah, apa yang anda harapkan saat ini?

Saat ini kami butuh bantuan biaya pengobatan aku.

Apa pekerjaaan orangtua ?

Ayah kerjanya ikut orang jualan ikan di Pasar Induk, sedangkan ibu aku cuma ibu rumah tangga biasa. Aku anak pertama dari 3 bersaudara. Bukan cuma aku saja yang butuh biaya, adik-adik juga ada keperluan yang harus dibayar

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved