Pembunuhan Prabumulih
Motif Bunuh Tiga Teman di Prabumulih, Chandra Kesal Ditagih Utang, Depresi Lalu Tembak Dirinya
Motif Bunuh Tiga Teman di Prabumulih, Chandra Kesal Ditagih Utang, Depresi Lalu Tembak Dirinya
TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH - Pembunuhan tiga warga di Prabumulih dipicu masalah utang piutang.
Pelaku Serka Kurniawan Chandra merasa kesal ditagih utangnya oleh Deni Faisal (44) sehingga lepas kendali menembak korban dan dua temannya, Zainal Imron (45) dan Luken (30).
Chandra lalu menembak kepalanya sendiri.
Dandim 0404-02 MPP, Letkol Inf Teadi Aulia menyebut anggotanya, Serka Kurniawan Chandra mengalami depresi sehingga terlibat kejadian itu.
"Anggota saya dengan statusnya dia dalam kondisi depresi, akhirnya terjadi kejadian tersebut, hasil akhirnya yang bersangkutan bunuh diri," ungkapnya kepada Tribun, Jumat (7/12).
Ia menyampaikan hal ini menunjukkan bahwa tentara juga manusia yang tentunya tidak luput dari tindakan salah dan juga bisa depresi.
"Kalau masyarakat melihat tentara itu kuat, super, dengan kejadian ini kita semua bisa melihat tentara juga sama hanya manusia biasa," katanya
"Dan yakinlah ini, kejadian ini hanya oknum. Namun sebagian besar dari kami memiliki jiwa untuk negara dan masyarakat. Lihatlah ini hanyalah oknum," tegasnya.
Lanjutnya, melalui jajaran Kodim bertindak membantu seluruh korban mulai dari memasang tenda, bantu konsumsi, hingga pemakaman.
Teadi menjelaskan, latar belakang terjadi kejadian itu yakni adanya utang piutang di antara keempat orang ini. Mereka merupakan teman lama.
"Mereka semua berteman sudah lama, kemudian terjadilah peminjaman antar teman, lalu karena tidak ada kata sepakat."
"Kemudian yang bersangkutan (Serka Kurniawan) dalam kondisi yang tidak bagus," katanya.
"Artinya muncullah tingkat depresinya itu, sampai tidak bisa mengatasi dirinya dan mengakibatkan seperti ini," lanjut Taedi.
"Jadi andaikata saya dan mas tidak kenal, dan saya utang piutang dengan mas, maka tidak mungkin seperti itu, karena ini di lingkungan teman yang utang karena kepercayaan," jelas Taedi.
"Mungkin ditagih tagih terus, ya biasalah kalau dengan teman teman ada kata kata bagaimana gitu, tentu teman akan sangat sakit hati."
"Kok teman saya begitu, itu mungkin seperti itu," ujar dia.
Ia menyebut hasil menyelidikan Denpom kejadian ini didasari utang piutang antar teman di antara orang empat ini.
"Kalau yang utang itu memang si pelaku (Serka kurniawan) ini yang utang."
"Dia sudah punya utang, kalau seberapa besarnya kami masih dalam penyelidikan," katanya.
Taedi juga mengatakan, Serka Kurniawan Chandra seharusnya tidak memiliki senjata api.
"Kami masih selidiki, seharusnya yang bersangkutan tidak memiliki kewenangan untuk memegang senjata api," katanya.
Disinggung register pemegang senjata api di kesatuan, Teadi menegaskan yang bersangkutan tidak tercatat sebagai pemegang senjata api.
Menurutnya, Serka Candra baru pindah ke Kodim sekitar lima bulan terakhir.
Setelah itu ada penugasan di BAIS. "Kami selidiki semua, itu nanti akan kami sampaikan hasilnya," kata dia.
Diberitakan kemarin, pembunuhan sadis terjadi di Kota Prabumulih.
Tiga pria ditemukan tewas dengan luka tembak di bagian kepala di rumah Jalan Aroe RT 05 RW 03 Kelurahan Gunung Ibul Barat Kecamatan Prabumulih Timur, Kamis (6/12) sekitar pukul 13.30.
Korban diketahui merupakan pemilik rumah yakni Deni Faisal (45) bersama dua temannya, yakni Zainal Imron (45) dan Luken (35), keduanya warga Karang Jaya Kecamatan Prabumulih Timur.
Ketiga korban ditemukan tewas dengan luka tembak di bagian kepala belakang.
Korban Faisal ditemukan tewas terlungkup di lantai teras rumahnya, Zainal meringkuk di kursi.
Dan Luken ditemukan bersimbah darah di teras lalu tewas setelah sempat dibawa ke Rumah Sakit AR Bunda kota Prabumulih.
Pelaku Candra mengendarai Toyota Rush hitam BG 1361 ZB kabur menuju rumah temannya Apriansyah di Perumnas GPE Kelurahan Gunung Ibul.
Candra bertemu Nova Arisandi, istri Apri.
Candra duduk dan langsung melakukan percobaan bunuh diri dengan cara menembakan senjata api jenis FN ke kepala.
Sempat dirawat di RSUD Prabumulih, Chandra meninggal, Jumat. (jhn/ard/eds)
