Nyanyi Hymne Guru, Herman Deru Menangis, Janjikan Gaji Guru Honor Rp 2,5 Juta

Nyanyi Hymne Guru, Herman Deru Menangis, Janjikan Gaji Guru Honor Rp 2,5 Juta

SHINTA/TRIBUNSUMSEL.COM
Gubernur Sumsel Herman Deru menangis di peringatan Hut ke 73 PGRI. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Gubernur Sumatera Selatan H Herman Deru tak dapat membendung air matanya di puncak acara HUT ke-73 PGRI dan Hari Guru Nasional (HGN) di PSCC, Selasa (27/11).

Peristiwa ini terjadi mana kala secara spontan gubernur mengajak seluruh guru untuk bersama-sama menyanyikan lagu 'Hymne Guru'.

Saat lantunan lagu yang menggambarkan pujian pada pahlawan tanpa tanda jasa tersebut berkumandang, sontak rasa haru menyelimuti seisi ruangan.

Usai lagu dinyanyikan, Deru lantas meminta tisu pada ajudan, guna menyeka air mata yang jatuh di pipinya.

"Jujur pada hari ini saya begitu terharu."

"Terima kasih pada seluruh guru atas jasa kalian yang sudah mengajari dan mencerdaskan kami dan menjadikan wilayah Sumsel menjadi wilayah terpandang di segala bidang," ujar Deru mengawali kata sambutannya, yang disambut tepuk tangan seisi ruangan.

Pada kesempatan itu, di hadapan ribuan guru, Deru mengatakan akan berupaya memperjuangkan kesejahteraan para guru honor yang ada di wilayah Sumsel.

"Di antaranya perbaikan layanan sertifikasi guru-guru honor."

"Sesegera mungkin akan kami ajak para bupati, walikota, dan dinas terkait untuk mengupayakan hal terbaik guna kesejahteraan guru honor," ucapnya.

Lanjutnya, Presiden Jokowi telah memberikan pesan pada Kemendikbud agar memberikan kesejahteraan hidup bagi para honor.

Salah satunya dengan merancang kebijakan gaji honor yang akan disetarakan dengan UMR, yakni di kisaran Rp 2,5 juta.

"Selama ini gaji guru hanya berkisar Rp 300 hingga Rp 500 ribu per bulan."

"Maka dari itu saya sangat mendukung rencana kebijakan gaji guru honor setara UMR."

"Semoga itu bisa diterapkan sesegera mungkin di tahun 2019," kata Deru yang kembali disambut iringan tepuk tangan seisi ruangan.

Terkait problema banyaknya guru honor peserta CPNS yang tidak bisa mencapai Passing Grade saat tes SKD.

Gubernur Sumsel berharap agar pemerintah melimpahkan kembali wewenang perekrutan CPNS ke daerah masing-masing.

"Maka dari itu, kami berharap agar pemerintah pusat melimpahkan kembali wewenang untuk perekrutan cpns."

"Karena pemerintah daerah yang lebih tahu tentang kebutuhan dari guru itu sendiri," katanya.

Sementara Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sumsel, Ahmad Zulinto Spd MM mengatakan, bukan rahasia umum lagi berbagai problematika banyak dirasakan oleh guru honor.

Mulai dari gaji, pengangkat jenjang PNS, dan baru-baru ini batas usia guru honor yang tidak boleh melebihi 35 tahun menjadi pil pahit yang harus ditelan jelang tes CPNS.

Pihak PGRI telah memberikan reaksi terhadap kebijakan usia tersebut.

"PGRI telah menyampaikan penolakan terhadap kebijakan batas usia tersebut."

"Masa kerja mereka juga harus diperhatikan. Kami sedang berusaha dan tidak akan menyerah untuk memperjuangkannya," ujar Zulinto.

Menurutnya, kebijakan batas usia pada guru honor akan mengurangi jumlah kuota guru.

Hal ini akan bertentangan dengan fakta bahwa saat ini Provinsi Sumsel tengah kekurangan tenaga pendidik.

"Saat ini di wilayah sumsel ada lebih dari 3000 tenaga honor."

"Ini artinya guru honor kita sudah sangat banyak."

"Namun angka ini tidak bisa dikatakan cukup memenuhi kuota guru, mengingat fakta di lapangan kita sedang kekurangan banyak tenaga pengajar ,"kata Zulinto.

Terkait kebijakan pemerintah yang menerapkan kebijakan perangkingan pada peserta CPNS, disambut baik oleh Zulinto.

Bahkan ia mengusulkan supaya dilakukan pengkajian ulang terkait seleksi SKD yang lalu.

"Bukan berarti saya meminta menurunkan Passing Grade."

"Hanya yang menjadi pertanyaan adalah kenapa banyak para guru honor yang tidak lulus," ujarnya.

Menurut Zulinto, guru honor memiliki dua kelebihan dibanding para peserta CPNS yang lain.

Pertama guru honor memiliki pengalaman dalam mengajar, kedua mereka bagaimana cara mereka menghadapi siswa.

"Maka dari itu, perlu ada evaluasi dari tes CPNS yang lalu."

"Apa penyebab banyaknya peserta yang tidak lulus. Apakah dari soalnya yang bermasalah atau ada permasalahan lain."

"Penyebabnya harus dicari dulu kemudian dilakukan evaluasi," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved