Fakta Pembunuh Driver Grabcar: Pernah Merampok, Usia 16 Tahun Sudah Punya Anak

Sosok belia FAW (16) dihadirkan di lapangan Polda Sumsel dalam ekspose kasus pada Jumat (23/11/2018). Ia satu dari empat tersangka pembunuh Sofyan.

Penulis: Yohanes Tri Nugroho | Editor: Prawira Maulana
YOHANES TRI NUGROHO/TRIBUNSUMSEL.COM
FAW (Kanan) saat dihadirkan dalam jumpa pers pengungkapan kasus pembunuhan Sofyan, driver grab car taksi online Palembang. 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Johanes Tri Nugroho

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Sosok belia FAW (16) dihadirkan di lapangan Polda Sumsel dalam ekspose kasus pada Jumat (23/11/2018).

Wajah lugu bocah masih sangat terlihat, namun nyaris tak disangka sosok belia itu terlibat dalam aksi perampokan dan pembunuhan keji terhadap sopir grabcar, Sofyan (43).

Pembunuh Driver Taksi Online di Palembang: Mohon Maaf, Kami Khilaf, Tingkah Laku Tak Seperti Manusia

Pembunuhan Driver Online: Ini Momen Pertemuan Keluarga Sofyan dengan Para Pembunuh

Aksi yang perampokan yang melibatkan FAW dilakukan pada akhir Oktober lalu bersama tiga rekannya, yakni Acun (21), Ridwan (42) dan Akbar (Buron).

Keempatnya membunuh Sofyan dengan mencekik dan menginjak-injaknya. Jenazah Sofyan ditemukan polisi dalam kondisi tinggal kerangka 15 hari berselang.

Dalam aksi perampokan dan pembunuhan itu, FAW berperan mencekik Sofyan dari belakang.

Ayah empat orang anak itu dicekik dalam posisi duduk di bangku kemudi mobilnya.

FAW juga turut menginjak-injak leher dan kepala Sofyan hingga akhirnya Sofyan wafat di mobilnya.

FAW mengaku diajak oleh pelaku Akbar untuk berkunjung ke kota Palembang. Sebelumnya, ia tidak mengetahui akan rencana perampokan yang dilakukan.

"Katanya cuma mau ke kota palembang jalan-jalan sama Akbar , tapi kami langsung diajak merampok," katanya

Menurutnya, sebelumnya sempat menolak merampok karena takut. Namun dirinya lalu diancam dibunuh oleh Akbar kalau tidak mau ikut membantu.

"Dua kali pak dak jadi merampok, kami dipaksa merampok sama Akbar," jelasnya.

Bukan ini saja catatan kriminal dari FAW. Ia mengaku pernah merampok di wilayah rumahnya. Korbannya adalah seorang penjaga alat proyek.

"Aku cuma ngambil Hape pak, motornya idak," katanya

Ia mengaku sekalipun berusia muda telah melepas masa lajang. Dan memiliki seorang anak.

"Sudah ada anak pak, baru umur sepuluh bulan," katanya

Sehari-hari dirinya bekerja di kebun karet untuk mengambil getah karet.

Sementara itu, Kapolda Sumsel, Irjen Pol Zulkarnain Adinegara mengaku prihatin dengan banyaknya anak dibawah umur terlibat dalam kasus kejahatan.

"Harapan kita memang tidak terjadi, apalagi anak anak, tapi memang masih sering terjadi berbagai jenis kejahatan," ungkapnya.

Ia menyebut pada umumnya anak anak terlibat kasus pencurian dengan pemberatan. Misalnya, mereka masuk ke dalam rumah untuk mencuri sesuatu.

Namun memang belakangan mereka (anak anak) juga sudah mulai terlibat pencurian disertai kekerasan. Seperti yang dilakukan Fran pada kasus Sofyan (43) ini.

"Ada juga di Pagar Alam ada anak dibunuh kawannya sendiri. Korban dan pelaku adalah teman akrab pergi atau pulang sekolah. Tapi karena ingin punya sepeda motor lalu membunuh," jelasnya

Ia berharap orang tua untuk memperhatikan tumbuh kembang anak anaknya termasuk pergaulannya. Bagaimana perilaku anak mereka di luar.

Dalam hal ini, pihak kepolisian selalu melakukan upaya pencegahan melalui bimbingan masyarakat (Binmas) yang ada hingga ke polsek.

" Namun karena ini sudah menghilangkan nyawa orang lain, maka kami juga akan menegakkan hukum seadil adilnya," tegasnya

Dijelaskan, faktor ekonomi menjadi penyebab utama seseorang anak terlibat dalam lingkaran kejahatan. Faktor lain mungkin juga pengaruh narkoba.

"Pengaruh Narkoba juga bisa, walaupun belum ada yang kami kaitkan secara korelasi langsung. Tapi dari informasi mereka (anak- anak) terlibat kejahatan karena diajak kawan atas pengaruh Narkoba," tutupnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved