Mayat Perempuan Dalam Lemari - Sehari Sebelum Dibunuh, Ciktuti Iin Puspita Telepon Kangen Mau Mudik
Mayat Perempuan Dalam Lemari - Sehari Sebelum Dibunuh, Ciktuti Iin Puspita Telepon Kangen Mau Mudik
TRIBUNSUMSEL.COM, MUARADUA - Korban pembunuhan indekos Mampang Jakarta Selatan yang mayatnya yang disimpan dalam lemari, Ciktuti Iin Puspita (22), sempat berkomunikasi dengan keluarganya di Simpang Aji, Kabupaten OKU Selatan, satu hari sebelum meninggal.
Kenangan itu diungkap keluarga ketika menunggu kedatangan jenazah yang tiba sekitar pukul 11.30, Kamis (22/11).
Menurut adiknya, Sri Wahyuni, Iin lias Ciktuti sempat berjanji dengannya akan mengajak berjalan-jalan ke sejumlah lokasi wisata.
Namun belum sempat mewujudkan janjinya korban sudah meninggal dunia akibat kekejaman kedua rekannya, Y (24) dan NR (17).
Sedangkan menurut ayahnya, Hari Suud (43), sejak kecil usia enam tahun Ciktuti bersama adiknya sudah ditinggal oleh ibunya.
Ciktuti diasuh oleh neneknya yang rumahnya tidak berada jauh dari rumah mereka.
Iin juga kerapkali mengirimkan uang untuk membantu orangtua dan adiknya mencukupi kebutuhan sehari-hari, bahkan setiap tahun terutama saat hari raya Idul Fitri selalu pulang kampung untuk menemui keluarganya.
"Kami mengetahui pekerjaannya di tempat hiburan. Sering pulang setiap ada waktu. Ciktuti putus sekolah sampai SMP karena keterbatasan biaya," kata Suud.
Satu hari sebelum meninggal yang diperkirakan dibunuh pada Minggu.
Ciktuti sempat menghubungi keluarganya di Muaradua dan bercerita ingin pulang dan mengaku kangen dengan keluarga dan ingin segera pulang mudik.
Namun beberapa hari setelah berkomunikasi terakhir, keluarga korban yang ada di OKI mendapat kabar Ciktuti sudah meninggal.
Namun Suud mengaku sempat tidak percaya dan mencoba menghubungi ponsel anaknya.
Namun tidak aktif dan tidak bisa dihubungi hingga akhirnya dirinya mendapat kabar anaknya benar-benar menjadi korban pembunuhan.
"Saya sempat mendapat firasat berupa mata kiri mengalami kedutan sebelum anak saya meninggal dunia."
"Saya berharap pelaku diberikan hukuman seberat-beratnya karena telah dengan tega dan sadis menghilangkan nyawa anak saya," katanya.
Dari pengamatan di lokasi, sejumlah masyarakat terlihat sudah memadati rumah duka sejak pagi hari menunggu kedatangan jenazah korban.
Mobil ambulans yang membawa jenazah korban tiba di rumah duka sekitar pukul 11.00 dan langsung dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan di TPU sekitar.
Pemakaman yang diikuti isak tangis keluarga bersama masyarakat sekitar mengiringi pemakamannya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Gunung Terang Kecamatan Buay Sandang Aji Kabupaten OKU Selatan.
Sebelumnya, pihak keluaga menjemput korban di Rumah Sakit Jakarta dengan menggunakan mobil ambulan dari Kota Muaradua OKU Selatan.
Camat Buay Sandang Aji (BSA), Kosim mengatakan pihak keluarga melakukan penjemputan terhadap mayat korban yang tiba di rumah duka siang ini.
"Saya baru saja pulang dari pemakaman, almarhum tiba siang ini langsung dimakamkan di TPU Desa setempat."
"Sebelumnya dilakukan penjemputan oleh pihak keluarga, dengan membawa ambulan dari Muaradua," ujar Camat Buay Sandang Aji (BSA).
Proses pemakaman yang dilakukan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Gunung Terang yang disaksikan ratusan warga setempat.
Serta dihadiri oleh Camat Kesacaman Buay Sandang Aji, Camat Simpang beserta Kapolsek Buay Sandang Aji dan Kapolsek Simpang Martapura Kabupaten OKU Selatan.
Informasinya, korban merupakan anak sulung dari 5 bersaudara. Korban telah pergi mengadu nasib merantau ke Jakarta sekitar 3 Tahun lalu.
Sementara itu, Y (24) dan NR (17) berstatus tersangka pembunuh Ciktuti Iin Puspita. Keduanya sudah tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Kamis siang.
Keduanya langsung dibawa ke Polres Jakarta Selatan.
Pasangan kekasih Y dan NR tiba di Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta sekitar pukul 12.15 WIB.
Mereka dibawa tim dari Polres Jaksel dan Subdit Jatanras Polda Metro Jaya.
"Kami di sini ingin menjemput pelaku pembunuhan di daerah Mampang yang mayatnya disembunyikan, ditaruh, di dalam lemari, yang kemarin sudah dilakukan penangkapan di daerah Jambi.
Jadi tim dari Polda Metro Jaya, Polres Jaksel, berangkat ke Polda Jambi menjemput tersangka ini," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono.
Argo menyebut kedua tersangka merupakan teman kerja korban.
Penanganan kasus pembunuhan ini dilakukan Polres Jaksel.
"Saya tegaskan bahwa pelaku adalah pasangan pacaran, ini dua-duanya pacaran, ya," sambungnya.
Kasus ini terungkap setelah penemuan mayat dalam lemari di tempat kos Mampang pada Selasa (20/11). Polisi menelusuri keberadaan pelaku dan melakukan penangkapan di Jambi. (hen/cr28/sp)