Karet Jadi Bahan Campuran Aspal, Diharapkan Dongkrak Harga Karet di Sumsel
Meskipun serapan karet dalam pemanfaatan bahan campuran aspal masih minim, seperti yang digagas pemerintah kabupaten Musi Banyuasin (Muba).
Penulis: Arief Basuki Rohekan | Editor: Kharisma Tri Saputra
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Meskipun serapan karet dalam pemanfaatan bahan campuran aspal masih minim, seperti yang digagas pemerintah kabupaten Musi Banyuasin (Muba).
Namun, adanya hal itu diharapkan mampu mendongkrak harga karet yang kini sedang anjlok di kalangan para petani.
"Jadi aspal karet ini, salah satu solusi hilirisasi karet, ya tentu kita juga harus berfikir yang lain."
"Sehingga penyerapan karet rakyat yang naturable ini bisa lebih optimal."
"Dan juga bisa memperbaiki harga karet ditengah masyarakat," kata kepala dinas perkebunan Kabupaten Muba, Iskandar Syahrianto.
Ia berkata disela- sela acara pada ngobrol pintar dan inspiratif alias Ngopi bareng Bung Fk, di kedai Tiga Nyonya, Palembang, Sabtu (17/11/2018).
Selain fokus pada aspal karet, pemerintah Muba menurutnya juga, tengah menjalin kerjasama dengan sejumlah home industri di Bandung.
Sehingga hasil karet dari petani Muba bisa langsung diserap.
"Persentase penyerapan karet yang saat ini baru diangka 5-10%, bisa ditingkatkan menjadi 40-60 % kedepan," jelasnya.
Menurutnya, saat ini total luas kebun karet yang ada di Muba mencapai 300 - 350 ribuan hektar.
Namun kondisinya masih memperihatinkan, karena harga karet yang terbilang rendah.
"Dengan harga jual yang rendah ini masyarakat tidak bisa mengelola dengan baik, tidak bisa mupuk secara optimal, mereka juga tidak mendapatkan pendapatan yang optimal."
"Ini yang akan kami atasi melalui Unit Pasar Lelang, UPP menjadi obat untuk memperbaiki dalam jangka waktu tertentu dengan melakukan peremajaan sehingga produktifitas tinggi," tandasnya.
Saat ini, kata Iskandar serapan karet di Muba untuk campuran aspal karet baru terserap sekitar 1-15 pesen per ton untuk aspal.
Pihaknya berharap kedepan serapan karet lebih banyak.