Protes Perubahan Skema Tarif, Mitra Gojek di Palembang Tak Terima Pesanan Penumpang Seminggu

Protes Perubahan Skema Tarif, Mitra Gojek di Palembang Tak Terima Pesanan Penumpang Seminggu

Tribun jateng/Hermawan Handaka
Ilustrasi 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Protes Perubahan Skema Tarif, Mitra Gojek di Palembang Tak Terima Pesanan Penumpang Seminggu

Mitra Gojek yang tergabung dalam komunitas Ojek Online seluruh Palembang, mulai Jumat (16/11), sepakat melakukan offbid, artinya mereka tidak menerima pesanan penumpang sampai satu minggu ke depan.

Aksi itu dilakukan atas keberatan mitra Gojek terhadap perubahan skema tarif yang berlaku.

Ketua Umum Paguyuban Berkembang, Sandy Aulya mengatakan, keputusan offbid menindaklanjuti perubahan skema poin yang diterapkan oleh PT Gojek Indonesia.

Itu juga hasil mediasi yang telah dilakukan pada Jumat (2/11) dan Senin (12/11).

Sebagai Mitra PT Gojek Indonesia sangat keberatan dengan skema yang diterapkan saat ini.

Dia mengatakan, Mitra Gojek tetap memprotes keras dimana menurut analisa dan perhitungan didapatkan, skema poin ini menyulitkan dan mengurangi pendapatan.

"Tidak memberikan keluasaan kami untuk mencari nafkah lebih banyak lagi, dikarenakan pembatasan poin yang diterapkan di skema yang baru," katanya, Kamis (15/11).

Ia menambahkan, adanya perbedaan antara driver fulltime dan partime, mengingat minimnya penerimaan job yang diterima dari konsumen sebagai driver di kota Palembang.

Akhirnya belum tentu yang fulltime bisa mencapai target, maka driver tersebut dianggap parttime.

Hasil analisa dan perhitungan didapatkan, skema poin ini menyulitkan dan mengurangi pendapatan.

Jangan Demo

Jika driver Go Jek benar-benar akan demo maka tentunya banyak pihak yang merasa resah seperti halnya Rada Gladis Meychindi yang merupakan pengguna Gojek.

"Harapanya tidak ada Gojek yang melakukan demo, apalagi sampai tidak menerima orderan."

"Karena saya pengguna setia Gojek, baik dalam kegiatan sehari-hari maupun dalam usaha," ujar Gladis yang merupakan pengusaha muda, Kamis (15/11).

Menurutnya jika Gojek benar-benar akan melakukan demo dan tidak menerima orderan sampai beberapa hari, maka ia merasa resah.

Lantaran ia sering menggunakan Gojek untuk pergi ke kampus ataupun ngemal.

Bahkan ia juga menggunakan Gojek dalam hal usahanya.

"Saya juga pakai Go Jek untuk mengantarkan orderan pelanggan."

"Ketika Gojek ganguan saja susah, apalagi sampai mogok narik."

"Tentunya tambah susah saya, karena harus mengantarkan sendiri orderan pelanggan atau pelanggan yang cari-cari rumah saya," bebernya.

Untuk itu ia berharap agar perusahaan Gojek bisa menyelesaikan masalah internal mereka agar masyarakat tidak resah dan tidak dirugikan karena tidak bisa melayani pelanggan.

"Kalau bisa jangan sampai mogok narik orderan ya."

"Semoga perusahaan Gojek bisa mencari jalan keluar dari masalah yang sedang mereka hadapi, agar selanjutnya tidak timbul masalah-masalah lainnya," ujar Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Palembang.

Sementara Rahma yang juga suka menggunakan Go Jek menambahkan, bahwa demo boleh-boleh saja.

Tapi sarannya sebagai konsumen kalau bisa tetap menerima orderan, terkadang banyak yang tidak mau terima orderan alasan solidaritas.

Tapi ada juga yang tetep terima tapi rada takut-takut kalau dipergokiin driver yang lain. (men/nda)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved