Palembang Banjir
Banjir Palembang di Sepanjang Jalur LRT, PT Waskita Sebut Hasil Eksisting Endapan Sampah Penyebabnya
Pnyebab banjir di Palembang, banyaknya sampah yang mengendap di sekitar lokasi pembangunan Light Rail Transit (LRT)selama proses masa pembangunan
TRIBUNSUMSEL.COM - Banjir melanda kota Palembang sejak Senin (12/11/2018) pukul 19.00 hingga Selasa (13/11) subuh.
Informasi yang dihimpun Tribunsumsel.com, 25 titik lokasi banjir di Palembang.
Baca: Dampak Banjir, Jalan R Sukamto Palembang Mecet Total, Warga Diimbau Segera Cari Alternatif Rute Lain
Mulai dari kawasan Sudirman, Kolonel Burlian, Sekip, Plaju, dan ruas jalan yang dilewati jalur Light Rail Transit.
Beberapa waktu lalu, dikutip dari Kompas.com, PT Waskita Karya mengakui, penyebab banjir di Kota Palembang, Sumatera Selatan.
Baca: Banjir Palembang : Rumah Warga Hingga Sekolah Terendam Air, Ini Daerah-daerah yang Kebanjiran
Akibat banyaknya sampah yang mengendap di sekitar lokasi pembangunan Light Rail Transit (LRT) selama proses masa pembangunan.
General Manager Operasional Waskita Karya LRT Sumsel, Bambang Priambodo mengatakan, dari hasil kajian existing.
Baca: Banjir di Palembang Akibatkan Kendaraan Warga Mogok, Pengendara Sebut Palembang Bagai Samudera
Bangunan fisik LRT tak menyebabkan banjir di Palembang.
Namun, tumpukan kotoran lumpur yang mengendap di saluran air membuat daya tampung air menjadi lebih sedikit.
Akibatnya, jika hujan turun, air cepat meluap dan banjir.
“Sebenarnya bukan existing LRT yang mengganggu melainkan adanya kotoran atau lumpur yang belum dibersihkan," kata Bambang, Rabu (17/10/2018).
"Yang paling krusial, banjir di depan terminal Damri, Punti Kayu, Simpang Polda," ujarnya.
"Dan yang akan mencolok saat ini di Jalan Kapten Arivai, tepatnya di depan kantor Gubernur Sumsel,” tambah Bambang.
Untuk menghadapi masalah tersebut, PT Waskita Karya akan membuatkan menhole di tengah dan median jalan agar air dapat mengalir lancar jika terjadi hujan.
“Menhole tersebut juga akan mempermudah mengambil kotoran, sehingga saat hujan saluran air dapat mengalir lancar," tuturnya.
Selain itu, akan dibuat sodetan sebagai tempat resapan air dari jalan ke saluran air.
"Pemasangan menhole akan dilakukan di beberapa titik yang dianggap penting," katanya.
"Seperti di Jalan Kapten A Rivai 2 buah, serta di Stasiun LRT di Ampera sebanyak 4 buah termasuk sodetannya,” tambah Bambang.
Untuk pemasangan menhole di kawasan KM 7, sekitar taman wisata alam Punti Kayu.
PT Waskita Karya sempat mengalami kendala karena penolakan warga yang khawatir kediaman mereka akan terkena banjir.
“Karena itu, di daerah tersebut dibutuhkan pembangunan kolam retensi sehingga dapat menampung genangan air di jalan saat terjadinya hujan.
Untuk pembangunan kolam retensi ini akan dikerjakan Dinas PUPR,” imbuhnya.
Proses pembangunan menhole, sambung dia, diperkirakan dua hingga tiga pekan dengan kisaran dana yang tak terlalu besar.
Namun, Bambang belum bisa memprediksi kisaran dana yang dibutuhkan untuk membangun menhole tersebut.
“Belum dihitung, tapi dananya tidak akan terlalu besar,” tutupnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Waskita Karya Akui Proses Pembangunan LRT Sebabkan Banjir di Palembang",