Pesawat Lion Air JT 610 Jatuh
Kotak Hitam (Black Box) Lion Air Ditemukan, Mengapa Warnanya Oranye Bukan Hitam, Ini Penjelasannya
Kotak hitam milik pesawat Lion Air PK-LQP sudah ditemukan, Kamis (1/11/2018). Kotak itu kemudian disimpan di sebuah kotak
Rentetan kecelakaan itulah yang kemudian memaksa pembenahan besar-besaran pada armada Comet.
Seluruh Comet akhirnya di-grounded untuk mencegah terulangnya kecelakaan yang belakangan diketahui akibat kesalahan struktural.
Kecelakaan itulah yang kemudian menginspirasi David Warren, seorang ilmuwan dan peneliti Australia yang juga ahli bahan bakar untuk menciptakan apa yang kini dikenal dengan sebutan black box atau kotak hitam.
Terutama untuk bagian Cockpit Voice Recorder (VCR) dan Flight Data Recorder (FDR).
Baca: Evakuasi Pesawat Lion Air JT 610, Istri Shock Saat Basarnas Temukan SIM Milik Suaminya

Idenya, muncul ketika ia menyadari bahwa kecelakaan penerbangan akan mudah diselidiki jika bisa mendengarkan percakapan terakhir di cockpit pesawat dan data rekaman fungsi-fungsi pesawat.
Alat sebelumnya yang sudah ada hanya digunakan untuk merekam data penerbangan, namun ada kekurangannya yakni tidak bisa merekam suara di cockpit.
Alat inilah yang diciptakan oleh Francois Hussenot dan Paul Beaudouin di tahun 1939 dengan membuat perangkat perekaman berbentuk film dengan panjang 8 meter.
Alat ini merekam data ketinggian, kecepatan dan lain-lain.
Baca: Nonton Bola ke Jakarta, Fatma Kehilangan Cucu & Menantunya di Pesawat Lion Air JT 610 yang Jatuh
Lantas Waren mencoba bereksperimen setelah melihat rekaman suara mini di sebuah even pameran.
Ia pun membuat perangkat menggunakan perangkat rekaman magenitik yang dapat dihapus dan digunakan kembali untuk merekam.
Model pertama perangkat ini, selesai pada tahun 1957.
Alat hasil ciptaannya mampu merekam data suara selama empat jam serta bisa merekam data instrumen pada pelat baja.
Sementara perangkat modern menggunakan perekam data digital yang datanya bisa dengan mudah dan cepat diunduh.
Penggabungan perekam data penerbangan atau Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (VCR) inilah yang kini digunakan dengan sebutan black box.
Baca: Ini 8 Fakta Jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610
Pada saat itu, industri penerbangan tidak langsung mengadopsi perangkat ini lantaran adanya isu terkait keamanan privasi.
Warren pun berjuang untuk memeroleh pengakuan mengingat betapa pentingnya perangkat itu.
Warren sempat tampil dalam wawancara langsung dengan ABC pada tahun 1985..
Dirinya menceritakan bagaimana perjuangan dalam menemukan dan mengembangkan perangkat tersebut.
Barulah pada tahun 1960, pemerintahan Australia mulai mengadopsi Flight Data Recorder (FDR) pada pesawat komersial menandai penggunaan perangkat ini untuk pertama kalinya.
Data yang dikumpulkan oleh perangkat ini meliputi arah pesawat, ketinggian, kecepatan, akselerasi vertikal, dan data waktu.
Namun kini, perangkat ini mampu merekam lebih banyak data yang mampu merekonstruksi kecelakaan, menganalisa masalah, serta dengan daya ketahanan yang lebih kuat termasuk tahan api dan bertahan ketika tenggelam di laut.
Kini, kotak hitam juga dilengkapi dengan Underwater Locator Beacon (ULB) yang aktif ketika berinteraksi dengan air dan akan memancarkan sinyal darurat selama 30 hari sehingga memudahkan untuk menemukannya.
Selain itu, black box juga diberi warna orange menyala supaya mudah dikenali.
Namun dalam beberapa kasus, black box terkadang juga tidak ditemukan.
Hal ini kemudian mengispirasi munculnya perangkat lainnya yang lebih canggih yakni sistem pelaporan real time atau ACARS (Aircraft Communications Addressing and Reporting System).
Tapi sejauh ini alat tersebut baru berhasil melacak informasi dasar mulai dari lepas landas hingga pendaratan.
Selain itu, beberapa produsen pesawat ada yang sudah melengkapi dengan perangkat perekaman MP3 yang bisa merekam hingga 500 jam data penerbangan. (*)