Pesawat Lion Air JT 610 Jatuh
Harus Mengambil Keputusan dalam Hitungan Detik dengan Risiko Tinggi, Dilema Pilot Ketika Take Off
Harus Mengambil Keputusan dalam Hitungan Detik dengan Risiko Tinggi, Dilema Pilot Ketika Take Off
Dari saat awal roda pesawat menggelinding perlahan-lahan hingga tercapai kecepatan V1 dan diteruskan ke V2 - saat pesawat sudah siap dan harus tinggal landas, apa pun yang terjadi.
Selain kecepatan tadi, keberhasilan tinggal landas tergantung juga pada berat muatan dan panjangnya landasan. F-28 yang menyediakan kursi untuk sekitar 80 orang saat itu terisi penumpang 57 orang, satu jenazah, isian bagasi penumpang, serta barang kiriman.
Perhitungan berat pesawat ini penting mengingat panjangnya landasan pacu relatif pendek, 1.850 m, sehingga mempersyaratkan batas berat maksimal pesawat terbang untuk dapat tinggal landas secara normal.
Selain itu, landasan baru saja terguyur air hujan sehingga di sana-sini terdapat genangan air. Dalam kondisi demikian, serta mengingat terbatasnya panjang landasan pacu, bandara itu bisa dikategorikan restricted atau memiliki keterbatasan tertentu.
Dalam kasus ini belum jelas apakah bandara masuk kategori landasan yang wet-runway. Yang pasti, pihak bandara mengizinkan pesawat untuk tinggal landas.
Status pintu bagasi bisa dilihat dari indikator pada panil instrumen di kokpit yang mudah terlihat. Sayangnya, mengapa dua pilot baru menyadari adanya peringatan (lampu merah) justru ketika pesawat sedang melaju.
Apakah lampu indikator menyala baru saat itu atau sudah menyala sejak sebelum take-off tapi luput dari pengamatan kedua pilot?
Atau mungkin pilot sedemikian terpakunya dengan landasan yang basah, bobot pesawat, serta pendeknya lintasan sehingga secara psikologis pilot mengalami channelling of attention, yakni terfokusnya perhatian hanya pada hal-hal yang amat mendesak saja.
Kondisi semacam itu sering menimpa seseorang yang secara mendadak dihadapkan pada saat-saat kritis atau terancam keselamatannya.
Kompartemen bagasi F-28 adalah suatu ruangan tertutup yang pressurizedatau bertekanan, mirip dengan kabin pesawat. Bagasi maupun kabin memang dirancang bertekanan (terbatas berketinggian tekanan sekitar 6.000 kaki) karena pesawat tipe itu dalam terbang jelajahnya akan berketinggian lebih dari 10.000 kaki.
Dengan begitu, kenyamanan dan keselamatan penumpang selalu terpelihara dengan tekanan 6.000 kaki, seolah manusia masih berada dalam lingkungan darat.
Selalu ada risikonya
Dalam keadaan pesawat sedang melaju, lalu tiba-tiba ada yang tidak beres, apa yang harus dilakukan? Itulah yang dialami kedua pilot F-28 MNA. Keputusan membatalkan take-off ketika pesawat sedang dalam keadaan V1 bukanlah keputusan yang keliru.
Akan tetapi, mengingat landasan yang basah dan pendek serta bobot pesawat yang lumayan, keputusan itu tetap mengandung risiko. Dalam keadaan demikian, apakah para pilot sudah mengoperasikan rem dengan cara yang tepat?
Apakah remnya berfungsi dengan baik? Ini tentu tanpa mengesampingkan salah satu prosedur pilot di setiap penerbangan, yakni selalu mencoba rem. Semisal waktu pesawat line-up atau bersiap di landasan setelah taxiing untuk rolling melaju siap take-off.