Kisah Presiden Soeharto
Firasat Presiden Soeharto Kekeh Umrah di Tahun 1995, Sampai Penuhi Keinginan Ibu Tien
Putri sulung Presiden ke-2 Soeharto, Siti Hardiyanti Rukmana kerap membagikan kisah hidup mendiang almarhum ayahnya
Postingan lukisan Soeharto ketika masih muda itu pun disambut ramai masyarakat. Mereka kembali terbawa suasana dan bernostalgia indahnya masa kepemimpinan Soeharto.
Seperti Attar lewat akun @attar_al dan Ridwansyah lewat akun @ridwansyah637, yang mengaku rindu kepada Bapak Pembangunan itu.
"Jd rindu bpk pembangunan ini# smg dilapangkan kuburmya diampuni segala khilafnya.. Surga utk mu pk soeharto# alfatehah," tulis Attar lewat akun @attar_al.
"Betul, Love bpk soeharto, moga di ampuni segala kehilapan nya," timpal Ridwansyah.
Sedangkan Mia lewat akun @kasmiahgaffar menyebut sosok Presiden Republik Indonesia kedua itu selalu di hati.
"Selalu dihati," tulisnya.
Sedangkan ungkapan ganteng dan gagahnya Soeharto juga diungkit masyarakat. Seperti Soecarwa dan Alif yang justru menyebut Soeharto merupakan Presiden Republik Indonesia terganteng menurutnya.
"Bapak memang gagah," tulis @soecarwa.
"Emang bapak cakep kok.presiden Indonesia terganteng menurut saya buk @tututsoeharto," balas @aalifitu_satu.
"Cakepan almarhum bpk," tulis Wahyu lewat akun @navy_wahyy
"Saya suka sekali Bapak, bukan hanya fotonya mba," balas drama_politics.
Selain itu, mbak Tutut di websitenya juga menceritakan detik-detik pak Harto sebelum meninggal.
alam itu, tanggal 25 Januari 2008, bapak menghendaki dhahar (makan) Pizza. Kami mencari… Titiek dan Mamiek sibuk minta batuan temannya untuk mencarikan pizza sampai dapat.
Alhamdulillah masih ada yang buka. Bapak memangil kami berkumpul, untuk makan bersama Pizza tersebut. Tiba-tiba bapak menyanyikan lagu “Panjang Umurnya”. Rupanya bapak ingat, bahwa pada bulan Januari ada anaknya yang ulang tahun, yaitu saya, pada tanggal 23 Januari. Kami menemani bapak makan Pizza. Bapak dhahar satu potong pizza dengan lahap.
Alhamdulillah, malam itu Titiek membawa HP ke kamar rawat bapak. Jadi kami sempat berfoto bersama. Kami tidak pernah mengira, bahwa itu foto kami berenam terakhir dengan bapak. Bila malam itu Titiek tidak membawa HP-nya, mungkin kami tidak punya kenangan terakhir dengan bapak yang dapat kami abadikan.