Kanker Prostat Renggut Nyawa Rudy Woworo, Waspadai 5 Gejala Kanker Prostat yang Sulit Terdeteksi
"Kanker prostat. Saya juga baru tahu sih. Saya kira stadium 4 udah paling parah loh, ternyata ada istilah dokter lain,"
TRIBUNSUMSEL.COM-Suasana duka menghiasi kediaman aktor senior Rudy Wowor.
Aktor berusia 74 tahun ini menghembuskan napas terakhirnya pukul 7:38 WIB hari ini, Jumat (5/10/2018), di Rumah Sakit Melia Cibubur.
Penyebab Rudy Wowor menghembuskan napas terakhir disebut lantaran sakit.
Selama sakit, Rudy Wowor memang tak terdengar kabarnya.
"Kanker prostat. Saya juga baru tahu sih. Saya kira stadium 4 udah paling parah loh, ternyata ada istilah dokter lain," ungkap Michael Wawor saat ditemui Grid.ID di rumah duka daerah Margonda, Depok, Jawa Barat, Jumat (5/10/2018).
Michael menduga ayahnya terlambat mendapatkan perawatan.
Sebab, ketika dibawa ke rumah sakit, sel kanker dalam tubuh Rudy Wowor sudah terlanjur berkembang.
Dokter pun sulit memastikan stadiumnya kala itu.
Baca: Rudy Wowor Meninggal Diusia 75 Tahun, Inilah Deretan Judul Film yang Sempat Dibintanginya
Baca: 6 Fakta Rudy Wowor -- Aktor Legendaris Indonsia yang Dikabarkan Meninggal Dunia Hari Ini
Mengenal kanker prostat
- Kanker prostat adalah salah satu kanker yang paling mematikan untuk pria. Tumor ganas ini muncul di prostat, kelenjar pada sistem reproduksi pria.
Skip
Laporan yang baru diterbitkan Senin (9/4/2018) mengungkap alasan kanker ini sangat mematikan karena deteksi yang terlambat disadari.
Hal ini diungkap oleh lembaga nonprofit bernama Orchid yang fokus meneliti kanker pada pria.
Mereka menemukan, 37 persen pasien di Inggris didiagnosis memiliki kanker prostat saat sudah ada di stadium tiga atau empat. Sekitar 42 persen pria dengan kanker prostat setidaknya mengunjungi dua kali dokter umum sebelum dirujuk ke dokter spesialis.
Baca: Resmi Dilamar Pesepakbola Ryuji Utomo, Inilah Fakta-fakta Tentang Sosok Shabrina Ayu
Baca: Didemo Ratusan Guru Honorer, Ini Solusi dari Gubernur Sumsel Herman Deru, Bela Para Guru
Baca: Dedi Mulyadi :Ibu Ratna Sarumpaet Sadarkan Kita Siapa yang Layak Jadi Pemimpin Indonesia
Baca: Ratna Sarumpaet (Hoax) Ditangkap saat Akan Bertolak ke Chili, Tompi: Jadi Pengen ke CHILE
Rebecca Porta selaku chief executive Orchid berharap masalah ini perlu ditanggapi serius oleh tenaga medis profesional di seluruh dunia.
"Bukan tidak mungkin kanker prostat akan menjadi kanker paling umum dalam 12 tahun ke depan di Inggris. Sejak sekarang kita harus mampu melakukan diagnosis dan perawatan sejak dini agar hal tersebut tidak terjadi," kata Porta dalam sebuah pernyataan dilansir Newsweek, Senin (9/4/2018).
Tahap awal yang paling penting dilakukan adalah mendeteksi kanker.
The Guardian pernah mewartakan di tahun 2015 bahwa Cancer Research UK berkata deteksi dini dapat membantu mempertahankan kehidupan sampai 10 tahun lamanya.
Sayang, hampir tidak ada tanda-tanda kanker prostat di awal kemunculannya. Kanker ini baru diketahui saat kelenjar prostat membengkak.
Meski begitu, bukan berarti tubuh tidak memberikan tanda untuk memberitahukan pada kita. The Prostate Cancer Foundation melaporkan ada lima ciri yang bisa menandai munculnya kanker prostat dan perlu diperhatikan.
Tanda-tanda itu seperti kerap buang air kecil yang sakit atau sampai berdarah, kesulitan mengontrol kandung kemih, disfungsi ereksi, punggung bagian bawah atau pinggul terasa nyeri, dan penurunan ejakulasi air mani setelah berhubungan seks.
Bila tanda-tanda ini muncul, sebaiknya segera periksakan pada ahlinya.
Baca: Jadwal Lengkap Serie A Liga Italia Pekan ke 8, Tanggal 6-8 Oktober 2018
Baca: Disaat Ratusan Tenaga Honorer Pejuangkan Nasib, PNS di Musi Rawas ini Malah Sia-siakan Pekerjaannya
Baca: Sedih ! 3 Hari Hans dengan Jeritan Minta Tolong Sang Putri dari Reruntuhan Hotel Roa Roa
Baca: HUT TNI, Jokowi Ungkap Berantas Komunisme PKI, Gus Nadir : Jokowi Tengah Menari di Atas Tarian Lawan
Sebelum tanda-tanda tersebut muncul, ada baiknya untuk mencegah. Penelitian telah membuktikan bahwa dengan menjaga berat badan yang sehat, rutin berolahraga, dan mengonsumsi banyak sayuran dapat mengurangi risiko.
PenulisGloria Setyvani Putri