Gempa Donggala
Kisah 5 Korban Selamat Gempa Palu dan Donggala Meski Digulung Ombak dan Tertimpa Bangunan
Gempa Bumi dan Tsunami yang menerjang Palu, Sulawesi Tengah menyisakan pilu yang mendalam.
TRIBUNSUMSEL.COM-Gempa Bumi dan Tsunami yang menerjang Palu, Sulawesi Tengah menyisakan pilu yang mendalam.
Di Palu dan Donggala, rumah dan gedung rata dengan tanah.
Bahkan Jembatan Kuning IV atau Jembatan Ponulele ikut roboh akibat guncangan gempa yang sangat kuat mencapai 7. SR.

Baca: Update Uji Coba Timnas Indonesia : Peluang Vizcarra Perkuat Timnas Terganjal Izin Sriwijaya FC
Baca: Putri Amien Rais Sebut Ratna Akan Dihabisi Bila Lapor Polisi
Baca: Peserta CPNS Dapat Tindakan Diskriminatif oleh Panitia, Permintaan Uang Lapor ke Ombudsman
Baca: Liga Champions : Jadwal Lengkap dan Siaran Langsung Rabu Malam dan Kamis Dini Hari ini
Tak hanya keruskan fisik, tetapi juga sudah ribuan nyawa manusia yang terengut akibat bencana ini.
Namun di balik dahsyatnya gempa Palu, ada keajaiban yang terjadi saat itu.
Beberapa warga selamat meski tertimpa puing-puing bangunan.
Berikut Tribunsumsel rangkum cerita korban selamat gempa palu.
1. Wahyudi, Atlet Paralayang
Kepada Kompas.com, Wahyudi menceritakan, ia tiba di Palu pada Senin (24/9/2018) sore.
“Baru keesokan harinya, saya dan rekan-rekan mulai ikut kompetisi Indonesia Open Paragliding Palu Nomoni,” ungkapnya, Selasa (2/10/2018).
Menurut dia, kompetisi tersebut seharusnya berakhir pada Minggu (30/9/2018). Namun, Jumat (28/9/2018), terjadi gempa begitu besar yang mengguncang wilayah Palu.
“Waktu itu saya menginap di homestay, dan sebagian atlet ada yang menginap di Hotel Roa Roa yang runtuh akibat gempa. Awalnya, saya juga mau menginap di situ, tapi tidak jadi,” tambahnya.
Saat terjadi gempa, Wahyudi mengaku sedang beristirahat di kamar.
“Gempanya sangat kuat, akhirnya saya lari keluar dari tempat penginapan. Guncangannya sangat dahsyat, untuk berdiri saja susah. Saat di luar, saya dengan teman-teman sempat saling berpegangan melingkar, namun kami terjatuh,” kenangnya.
Baca: Update Uji Coba Timnas Indonesia : Peluang Vizcarra Perkuat Timnas Terganjal Izin Sriwijaya FC
Dia menambahkan, kondisi saat itu cukup mencekam, sebab listrik mati, sinyal telepon juga hilang, dan warga berhamburan sambil berlarian, karena mengira ada tsunami.
“Akhirnya kami juga menyelamatkan diri, menuju ke tempat yang lebih tinggi. Saya dan teman-teman tidak ada yang paham lokasi, akhirnya ikut arus masyarakat saja, mencari tempat yang lebih tinggi,” kenangnya.
Selama di jalan, banyak aspal terbelah dan tidak bisa dilewati mobil. Selain itu, banyak pohon dan rumah roboh, orang terus berlarian sambil menangis.
“Pokoknya waktu itu sangat mencekam. Saya bersama dengan teman-teman naik ke daerah namanya Porame. Saya bersama warga yang lain, akhirnya beristirahat di lapangan terbuka,” terangnya.
Wahyudi mengaku, saat itu sempat kebingungan untuk menghubungi keluarganya di Bondowoso, karena sinyal telepon tidak ada.
“Akhirnya di tengah jalan, saya bertemu dengan ibu-ibu, dan ternyata sinyal telepon milik ibu tersebut bisa. Di situlah saya kemudian pinjam handphone ibu tersebut, lalu telepon istri saya, mengabarkan bahwa saya selamat,” katanya.
2. Wanita selamat setelah tertimpa puing bangunan
Wanita bernama Fitri ditemukan selamat di bawah puing Hotel Roa-Roa, Palu.
Dia ditemukan Tim SAR di bawah tempat tidur yang tertimpa beton pada Minggu siang, atau tiga hari setelah gempa mengguncang.
Namun karena akses yang sulit, maka Fitri baru bisa diselamatkan saat malam hari.
Fitri langsung dibawa ke rumah sakit.
Dia hanya mengalami luka kecil.
Hanya dibersihkan, obati dan bisa langsung pulang.
3. Selamatkan diri dari celah hotel
Arif langsung menyelamatkan anaknya di kamar 215 Hotel Roa Roa, Palu, saat gempa mengguncang kota itu.
Dia kembali ke hotel sekitar pukul 17.30 wita, setelah mengikuti technical meeting lomba.
Arif menceritakan, saat menuju kamar, gempa mulai lagi.
Arif langsung menarik anaknya dan lari menuju tangga darurat.
Namun tangga sudah runtuh. Arif langsung menuju lift. Tapi hotel langsung runtuh.
Akhirnya Arif melihat sebuah celah, karena hotel sudah patah.
"Kebetulan di depan lift, ada celah karena hotelnya kan patah. Dari celah itu saya langsung keluar berdua dengan anak saya," kata Arif.
Arif mengaku mendengar teriakan minta tolong dari dalam hotel.
Namun dia tidak sempat menolong.
Dia mengaku, kondisi hotel saat itu gelap dan penuh debu.
4. Balita ditemukan di parit dalam kondisi selamat
Seorang balita laki-laki ditemukan di sebuah selokan.
Diduga balita itu terpisah dari orangtuanya saat gempa mengguncang.
Peristiwa memilukan itu diungkap Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita.
Nampak, balita malang itu terlelap dalam dekapan Agus.
Beruntung, kini balita yang mengalami luka-luka di kaki dan wajahnya itu tengah berkumpul dengan keluarganya.
Demikian diungkap Mensos Agus Gumiwang dalam akun instagram pribadinya @agusgumiwangk.
"Teman-teman sekalian Alhamdulillah dan Puji Tuhan, bayi lucu ini sudah bisa berkumpul kembali dengan keluarganya, orangtuanya sudah ditemukan dan hidup. Terima kasih untuk doa tulus yang tiada henti dari teman-teman semua," tulis Mensos di akun instagram @agusgumiwangk.
5. Korban selamat setelah digulung ombak sejauh 50 meter
Salah satu korban selamat dari tsunami merasa seperti terputar-putar sampai bisa terdampar.
Dia sempat beristirahat di sebuah ruko berpintu besi.
Namun gelombang ombak kedua muncul dengan lebih tinggi.
Dia bersama istrinya langsung naik ke atas ruko. Nahas, ombak tersebut menyeret istrinya lebih jauh.
"Saya peluk istri saya. Pas ada ombak dari belakang, ia langsung terlepas. Langsung terlepas dari tangan saya." kata dia.