Pilpres 2019
Update Pilpres 2019, Kwik Kian Gie Pernah Bantu Megawati di Kabinet, Kini Jadi Penasehat Prabowo
Prabowo Subianto mengklaim bahwa Kwik Kian Gie bergabung menjadi penasihat Prabowo
TRIBUNSUMSEL.COM - Prabowo Subianto mengklaim bahwa Kwik Kian Gie bergabung menjadi penasihat Prabowo.
Baca: Seleksi CPNS 2018: Ini Syarat yang Harus Dipenuhi Formasi Khusus Lulusan Terbaik (Comlaude)
Hal ini diungkapkan oleh Prabowo setelah mengadakan pertemuan tertutup dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono pada Selasa (12/9/2018) malam.
Baca: Sscn.bkn.go.id: Download Simulasi Tes CPNS 2018 di Sini: Aplikasi dan File PDF
Kwik Kian Gie adalah seorang ahli ekonomi dan juga politikus senior yang sempat menjabat sebagai menteri di era kepemimpinan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Megawati.
Baca: Video Ayu Ting Ting & Nagita Bocor ke Lambe Turah, Raffi Ahmad Murka Hingga Minta Dihapus
Kwik Kian Gie lahir 11 Januari 1935 di Juawana, Pati, Jawa Tengah, pada akhir tahun 1954 dia menamatkan pendidikan SMA dan melanjutkan studinya di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia selama satu tahun.
Kemudian pada tahun 1956 Kwik Kian Gie melanjutkan studinya di Nederlandche Economiche Hogeschool, Rotterdam Belanda dan lulus di tahun 1963.
Lulus dari Belanda, Kwik bekerja sebagai Asisten Atase Kebudayaan dan Penerangan di Kedutaan Besar RI di Den Haag pada tahun 1953 hingga 1964, lima tahun kemudian dia terpilih menjadi Direktur NV Handelsonderneming 'IPILO' Amsterdam
Pada tahun 1970 Kwik Kian Gie kembali di Indonesia dan mendirikan sebuah perusahaan keuangan PT Indonesia Financing & Investment Company bersama Ferry Sonneville dan Dr Indra Hattari.
Selain itu kwik juga memimpin 3 perusahaan sebagai direktur sekaligus pemegang saham di PT ALtron Panorama Electronic, Dirut PT Jasa Dharma Utama dan Komisaris PT Cengkih Zanzibar dan juga PT ABN Amro Finance.
Pada tahun 1987 Kwik Kian Gie mendirikan Institut Bisnis dan Informatika Indonesia (IBII) yang kini berubah nama menjadi Kwik Kian Gie School of Business.
Pada tahun yang sama juga Kwik Kian Gie bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia (PDI).
Pada tahun itu juga, ia dipercaya sebagai anggota Badan Pekerja Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) mewakili PDI.
Saat Megawati menjabat sebagai ketua umum PDI yang berganti nama menjadi PDI Perjuangan (PDI-P), Kwik Kian Gie dipercaya menjabat sebagai ketua DPP merangkap Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan.
Karir politiknya terus melejit, pada tahun 1999, dia diminta oleh Presiden Abdurrahman Wahid menjadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia pada tahun 1990.
Namun ia mengundurkan diri seiring dengan lengsernya Gusdur.
Pada masa pemerintahan Presiden Megawati, Kwik Kian Gie ditempatkan kembali di kursi menteri sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional atau Ketua Bappenas periode 2001-2004.