Diajak Berkelahi Preman, Digoda PSK Hingga Dicap Munafik, Kisah Gus Miftah Berdakwah di Klub Malam
Diajak Berkelahi Preman, Digoda PSK Hingga Dicap Munafik, Kisah Gus Miftah Berdakwah di Klub Malam
Pertama kali mengajukan izin untuk berdakwah, ia sempat diajak berkelahi oleh preman-preman di sana.
Bahkan ia sempat berhadapan dengan Gun Jack, satu di antara preman yang paling ditakuti di Jogjakarta.
"Tempat pertama itu di Sarkem. Responnya pertama kali saya mau diajak kelahi sama preman-preman. Saya dianggap orang gila. Akhirnya saya bisa meyakinkan mereka," terangnya.
"Dulu almarhum Gun Jack itu pertama kali (yang tanya saya), 'visi misinya apa, tujuannya apa, kalau mau kisruh, ya kita habisi di sini'," kenangnya menirukan percakapannya dengan Gun Jack.
Gus Miftah pun menjelaskan maksud kedatangannya untuk menjadi jalan bagi teman-teman pekerja seks komersial (PSK) kepada Tuhan.
"Ya saya bilang, 'nggak, saya hanya mau berbagi dengan mereka'. Saya bilang, 'ini sebenarnya teman-teman butuh Tuhan, tetapi nggak ada jalan. Biarkan saya jadi jalan untuk mereka'," papar Gus Miftah.
Keinginannya pun terkabul.
Ia bisa berdakwah di lokalisasi tersebut.
Masalah tak sampai di situ, ia justru sempat diuji keimanannya setelah banyak PSK yang menggodanya selagi berdakwah.
"Alhamdulillah akhirnya mau menerima. Walaupun awalnya banyak gontok-gontokan, ada juga PSK yang mau ngaji hanya untuk godain kita, itu biasa," paparnya.
Pendakwah asal Jogjakarta ini mengaku terinspirasi dari cara Rasulullah SAW saat berdakwah.
"Rasulullah dulu kalau dakwah kan (mengirim) surat ke raja-raja kafir. 'Saya Rasulullah, Muhammad (SAW), saya mengajak beriman kepada Allah SWT," ujarnya.
"Saya sama. Ada yang saya surati, saya telponin, saya datangi langsung," imbuhnya.
Kini, ia mengaku banyak pihak yang mengajukan agar dirinya bisa mengisi kajian di beberapa klub malam.
Di Jogja sendiri, agenda mengaji itu berlangsung minimal setiap dua minggu atau sebulan sekali.