Kisah Tragis1958, Pasukan RPKAD Terpaksa Binasakan & Habisi Teman Sendiri yang Berkhianat

Sejarah mencatat, bagaimana TNI berapa kali harus menghadapi ujian melawan teman sendiri yang sudah tak satu pemikiran

IST
Artikel ini telah tayang di sripoku.com dengan judul Kisah Kelam 1958, Pasukan RPKAD Terpaksa Binasakan & Habisi Teman Sendiri yang Berkhianat, http://palembang.tribunnews.com/2018/08/26/kisah-kelam-1958-pasukan-rpkad-terpaksa-binasakan-habisi-teman-sendiri-yang-berkhianat?page=all. Penulis: Candra Okta Della Editor: Candra Okta Della 

Penerbangan kedua C-47 dari sisi prosedur operasi pemindahan pasukan lewat udara juga menghadapi resiko tinggi karena tidak dikawal oleh pesawat-pesawar tempur AURI, sehingga jika disergap oleh pesawat tempur AUREV tidak bisa berbuat banyak.

Oleh karena itu melalui penerbangan malam, yang dilakukan secara rahasia, kemungkinan disergap pesawat AUREV juga kecil sehingga keselamatan pasukan yang diangkut juga lebih terjamin.

Seperti sudah diduga, ketika penerbangan dua C- 47 dari Morotai mulai mendekati Ambon, cuaca gelap dan gemuruh halilintar langsung menyergap.

Cuaca buruk itu sebenarnya bisa dilintasi C-47 yang bermesin baling-baling asal tidak terjebak oleh awan badai.

Di sisi lain cuaca buruk itu juga menguntungkan karena mencegah penerbangan pesawat-pesawat tempur AUREV.

Dengan pertimbangan itu, kedua C-47 terus terbang melaju menembus awan tebal kumulonibus dan hujan lebat.

Baca: Jadwal Siaran Langsung (Live) Trans 7 MotoGP Inggris 2018 Minggu 26 Agustus 2018: Trek Aspal baru

Baca: Jadwal Siaran Langsung Buluangkis Asian Games 2018 Minggu 26 Agustus: Marcus/Kevin vs Malaysia

Diterpa cuaca buruk

Tiba di atas udara Ambon cuaca justru makin buruk, hujan lebat dan gemuruh halilintar terus menerpa, pesawat pun terguncang guncang hebat.

Pasukan RPKAD yang berada di kabin penumpang tampak cemas dan sejumlah di antaranya mulai diserang mabuk udara.

Letnan Nurasid yang sudah kenyang pengalaman sebagai pilot Maskapai Penerbangan Garuda, tetap tenang dan terus memantau situasi melalui penunjuk instrumen di radio.

Dari informasi radio posisi kedua C-47 sudah tepat di atas lapangan udara Ambon.

Tapi karena cuaca yang demikian buruk dan gelap pekat, pilot tidak melihat tanda apa pun yang bisa dipakai sebagai panduan visual.

Yang terlihat hanyalan gemuruh hujan lebat dan kilatan halilintar yang menyambar nyambar serta teriakan para prajurit RPKAD yang sedang dilanda mabuk udara.

 RPKAD melawan pasukan Permesta

Setelah berkomunikasi dengan Kapten Dick, Letnan Nursaid berusaha melakukan pendaratan sedangkan, Kapten Dick memutuskan untuk holding.

Letnan Nursaid mencoba membuat suatu Non Directional Beacon (NDB ) procedur Let Down menuju landasan tapi karena hujan sangat lebat dan sama sekali tidak tampak tanda visual, upaya pendaratan dibatalkan.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved