7 Keberadaan Benda 'Aneh' yang Diungkap Najwa Shihab saat Kunjungi Lapas Sukamiskin
Kunjungan Najwa Sihab ke Lapas Sukamiskin dalam Episode Mata Najwa Pura-pura Penjara masih jadi perbincangan publik.
TRIBUNSUMSEL.COM - Kunjungan Najwa Sihab ke Lapas Sukamiskin dalam Episode Mata Najwa Pura-pura Penjara masih jadi perbincangan publik.
Perasaan penonton dibikin campur aduk.
Awalnya publik berpikir bahwa para tahanan sudah bertobat dan insyaf, tetapi ketika inspeksi mendadak dilakukan, banyak benda tidak wajar tertangkap kamera.
Berikut beberapa benda yang tertangkap kamera saat sidak ke sel di lapas Sukamiskin :
1. Lotion
Di kamar Tubagus Chaeri Wardana/ Wawan ditemukan sebuah lotion perempuan yang cukup ekonomis.
2. Alat Gym
Temuan alat gym di kamar Luthfi Hasan ini berujung pada penyitaan.
3. Oven, Dispenser, dll
Masih dari kamar Luthfi, barang elektronik dapur mewah ini pun turut terjaring dalam penyitaan.
4. Parfum Wanita
Temuan parfum wanita seperti Pucelle dan Victoria Secret sudah menjadi sorotan publik sejak awal.
5. Uang tunai
Sel M. Sanusi terbilang cukup mewah dengan beberapa perabotan mewah.
Tak disangka, ketika digeledah, ditemukan pula sejumlah uang tunai.
Ketika ditanya, Sanusi menjawab bahwa uang tersebut merupakan uang zakat dari komunitas dan uang pribadi
6. Sofa
Masih di sel M. Sanusi, selain uang, ditemukan juga sofa dan perabotan lain yang mencuri perhatian.
7. Gadget (TV, Speaker,printer, laptop)
Beralih ke sel OC Kaligis, berbeda dengan sel lainnya, di sel OC Kaligis ditemukan banyak gadget seperti televisi, ipad, laptop, speaker, printer, dll).
Selain gadget, petugas juga mengamankan uang, namun OC berkilah agar uang tersebut jangan diambil, karena untuk berobat.
Meskipun terbilang cukup kecil, fasilitas yang ada di kamar ini lengkap.
Akil Mochtar, salah satu tahanan di Lapas Sukamiskin menuturkan bahwa kenyamanan kamar merupakan kepentingan kesehatan,
"....Normal lah, kita yang usia 60-an pasti sudah sakit, kenyamaan kamar itu sesunggahnya untuk kepentingan kesehatan kita juga....Okelah kalau kita memang penjahat, tapi kan kita manusia juga....Banyak di sini kasihan mbak, bener, udah umur 75, ada yang sakit, ada yang diamputasi kakinya..."
Mengenai kemewahan lapas ini, Yasona memberi penjelasan,
"Idealnya memang lapas itu ndak menyiksa, tapi kan karena kemampuan finansial negara, Indonesia belum mampu. Yang di Sukamiskin itu kan jadi diskriminatif, gitu aja persoalannya.
Kalau kita bandingan negara-negara tetangga, Malaysia, Hong Kong,..... yang dihilangkan di dalam penghukuman adalah penghilangan kemerdekaan.
Hak untuk berkunjung, berkomunikasi, perawatan medis, itu semuanya ada...."
(TribunStyle.com/ Suli Hanna)
