Wak Gajah Meninggal

Sahabat Juki Gajah Ungkap Prilakunya Semasa Hidup : Jika Tidak ke Masjid Pasti ke Mushola

Masyarakat Kelurahan Ogan Baru merasa kehilangan sosok tokoh masyarakat yang berjiwa sosial tinggi yakni H Marzuki alias Juki Gajah.

Editor: M. Syah Beni
Tribun Sumsel/ Siemen Martin
H Marzuki alias Juki Gajah atau Wak Gajah semasa hidup (kiri) dan suasana pemakaman almarhum (kanan) 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Masyarakat yang mendiami pemukiman Lorong Akpus Kelurahan Ogan Baru, begitu merasa kehilangan sosok tokoh masyarakat yang berjiwa sosial tinggi yakni H Marzuki alias Juki Gajah.
Mantan preman yang berasal dari Kayu Agung itu menghembuskan nafas terakhir Senin malam usai mengalami tabrak lari.

 

Baca: Ini Pelaku Pencurian Mobil yang Tabrak H Marzuki Alias Wak Gajah Hingga Meninggal

Memasuki lorong sempit menuju kediaman almarhum, beberapa warga terlihat menangis tersedu-sedu.
Rumah almarhum yang sederhana dipadati pelayat. 
Tokoh politik hingga pejabat mendatangi rumah almarhum untuk memberikan penghormatan terakhir.
Selain itu pelayat juga membacakan surat yasin.
Salah satunya H Arpani, tokoh agama Kelurahan Ogan Baru ini yang sejak kecil bersama merasa kehilangan sosok Juki.

 

Baca: Daftar Lengkap Harga Tiket Asian Games Semua Cabang Olahraga (Cabor) di Jakarta dan Palembang

Sama-sama kelahiran tahun 1956 dan berasal dari Kayu Agung, Juki sejak 10 tahun terakhir dinilainya rajin beribadah.
"Setiap hari jelang solat 5 waktu beliau kalau tidak ke Masjid Jamirul Khoirot pasti ke Musola Muslimin," ungkap Arpani.
Bahkan ia dalam memberikan penghormatan terakhir, menjadi pembaca doa usai jenazah dikebumikan.
Menurutnya, Juki adalah sosok yang tidak ada duanya.
Selain dikenal seantero Sumsel, jiwa sosial almarhum sangat tinggi.

 

Baca: Live Streaming Gojek Liga 1 Mitra Kukar vs Sriwijaya FC di O Channel, Rabu (18/7/2018)

Hal itu diketahui setiap ada warga yang kesulitan diberi jalan keluar atau bantuan dari Juki.
Bukan itu saja, Juki yang notabene bukan seorang kiyai atau ustaz, kharismanya dalam beribadah dihormati kerabat.
Tak jarang banyak anak buahnya yang  ikut jalur Juki sebagai preman tobat.
"Almarhum disegani dan dihormati, beliau adalah sosok panutan bagi masyarakat Kertapati," katanya.
Almarhum meninggalkan tiga anaknya yaitu Sarmidi, Mega dan Meli.
Sedangkan istrinya Marni telah meninggal dua tahun lalu.
Usai dikebumikan, pelayat masih memadati kediaman almarhum.
Anak mantu almarhum, istri Sarmidi tak kuasa menahan tangis beberapa kali ia terlihat lemas dan pingsan. 
Hal itupun terlihat pada Sarmidi, saat ditemui Tribun ia belum mau memberikan komentar
Tobat

Kabar meninggalnya Marzuki alias Juki alias Wak Gajah tokoh masyarakat Palembang membuat banyak orang terkejut.

Apalagi Wak Gajah dikenal cukup dekat dengan tokoh-tokoh hingga pejabat di Sumatera Selatan.

Seperti mantan Gubernur Sumsel Syahrial Oesman (SO) contohnya.

 

Sedikit cerita tentang Wak Gajah semasa hidup dituturkan oleh kerabatnya yang juga Pemimpin Redaksi Tribun Sumsel Hj Weny Ramadiastuti.

Baca: Jelang Mitra Kukar VS Sriwijaya FC - SFC Kesulitan Tiket, pertandingan Diundur Rabu, 18 Juli, 16.30

Tahun 2007 lalu, Wak Gajah ternyata satu kloter dengan Weny saat menunaikan ibadah haji.

Tentu keberangkatan haji Wak Gajah ini mengundang banyak pertanyaan bagi Weny. 

Apalagi pada masanya Wak Gajah dikenal sebagai sosok preman besar Palembang yang sangat disegani.

Mengapa seorang Zuki memutuskan ingin berhaji?

Baca: Curhat di Instagram,NIkita Mirzani Sebut Zina dan Pemabuk Bisa Jadi Penyebab Perceraian

 “Kakak la capek. Nak (mau) tobat,” ungkap Zuki 11 tahun silam kepada Weny saat keduanya bertemu di Mina menjelang wukuf.

Weny mengenang kembali masa-masa itu.

Ia melihat bagaimana Zuki beribadah dengan khusuk di Mina.

Zuki juga menyertai Syahrial Oesman dan istrinya Maphilinda berkunjung dari maktab ke maktab saat di Mina.

Bahkan seorang Zuki , yang disegani di masyarakat sehingga dijuluki Wak Gajah, mengurusi sandal sepatu
SO setiap masuk dan keluar maktab jemaah haji asal Sumsel di Mina.

“Kapan lagi dek nak melayani pak SO,” kata Zuki yang saat itu masih berbadan tegap.

Iringan Tangis

H Marzuki alias Wak Gajah saat dimakamkan di TPU kompleks Masjid Jamirul Khoirot, Kertapati, Selasa (17/7/2018) pukul 10.00.
H Marzuki alias Wak Gajah saat dimakamkan di TPU kompleks Masjid Jamirul Khoirot, Kertapati, Selasa (17/7/2018) pukul 10.00. (Tribun Sumsel/ Siemen Martin)
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved