Udara Dingin Selimuiti Sejumlah Wilayah Indonesia, Ini yang Terjadi hingga Fenomena Aphelion

Udara Dingin Selimuiti Sejumlah Wilayah Indonesia, Ini yang Terjadi hingga Fenomena Aphelion

Tribun Jogja/Hendra Krisdianto
Kawasan Dieng 

Hal itu dikarenakan udara di daerah pegunungan lebih renggang sehingga lebih cepat mengalami pendinginan.

"Fenomena suhu dingin malam hari dan Embun beku di lereng pegunungan Dieng lebih disebabkan kondisi meteorologis dan musim kemarau yang saat ini tengah berlangsung.

Pada saat puncak kemarau, memang umumnya suhu udara lebih dingin dan permukaan bumi lebih kering. Pada kondisi demikian, panas matahari akan lebih banyak terbuang dan hilang ke angkasa. Itu yang menyebabkan suhu udara musim kemarau lebih dingin daripada suhu udara musim hujan. Selain itu kandungan air di dalam tanah menipis dan uap air di udara pun sangat sedikit jumlahnya yang dibuktikan dengan rendahnya kelembaban udara.

Pada kondisi puncak kemarau saat ini di Jawa, beberapa tempat yang berada pada ketinggian, terutama di daerah pegunungan, diindikasikan akan berpeluang untuk mengalami kondisi udara permukaan kurang dari titik beku 0 derajat Celsius, disebabkan molekul udara di daerah pegunungan lebih renggang dari pada dataran rendah sehingga sangat cepat mengalami pendinginan, lebih lebih pada saat cuaca cerah tidak tertutup awan atau hujan.

Uap air di udara akan mengalami kondensasi pada malam hari dan kemudian mengembun untuk menempel jatuh di tanah, dedaunan atau rumput. Air embun yang menempel dipucuk daun atau rumput akan segera membeku yang disebabkan karena suhu udara yang sangat dingin, ketika mencapai minus atau nol derajat.

Di Indonesia, beberapa tempat pernah dilaporkan mengalami fenomena ini, yaitu daerah dataran tinggi Dieng, Gunung Semeru dan pegunungan Jayawijaya, Papua," ungkap Herizal dalam rilis tersebut.

Fenomena Aphelion

Sementara itu, fenomena aphelion tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penurunan suhu di Indonesia.

Dikutip dari Hai-Online, aphelion merupakan titik terjauh bumi dari matahari.

Titik ini terjadi pada Jumat (6/7/2018) pukul 23.48 WIB.

Sedangkan kebalikannya adalah perihelion, yaitu jarak terdekat Bumi dengan Matahari.

Peristiwa inipun rutin terjadi setiap tahun dan tidak berbahaya bagi kehidupan di Bumi. (TribunWow.com/Lailatun Niqmah)

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Pernyataan BMKG soal Udara Dingin di Sejumlah Wilayah di Indonesia hingga Fenomena Aphelion, http://wow.tribunnews.com/2018/07/07/pernyataan-bmkg-soal-udara-dingin-di-sejumlah-wilayah-di-indonesia-hingga-fenomena-aphelion?page=all.
Penulis: Lailatun Niqmah
Editor: Astini Mega Sari

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved