Berita Prabumulih
Buka Hanya Seminggu, Pedagang Pasar Kuliner Prabumulih Kecewa
Sebanyak 120 pedagang di pasar kuliner ramadan 1439 H atau pedagang pasar bedug kota Prabumulih, harus merasakan kekecewaan alias gigit jari.
Penulis: Edison | Editor: Kharisma Tri Saputra
Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Edison Bastari
TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH - Sebanyak 120 pedagang di pasar kuliner ramadan 1439 H atau pedagang pasar bedug kota Prabumulih, harus merasakan kekecewaan alias gigit jari.
Pasalnya, Pasar kuliner yang baru dibuka pada Kamis (17/5/2018) itu baru seminggu sudah ditutup oleh Pemerintah kota Prabumulih melalui Dinas Perdagangan.
Padahal jika tahun-tahun sebelumnya pasar bedug digelar pemerintah di halaman Masjid Agung Nur Arafag hingga menjelang lebaran namun justru di tempat baru tersebut hanya berlangsung satu minggu.
Pantauan Tribunsumsel.com di lokasi pasar bedug di halaman kantor Walikota Prabumulih Jalan Jendral Sudirman kota Prabumulih, tenda yang dipasang di pasar bedug telah dibongkar.
Satu persatu pedagang mulai memindahkan meja sebagai tempat berjualan, selain itu tampak beberapa meja dan lapak jualan berserakan ditinggal para pedagang.
Akibat pembongkaran tersebut para pedagang yang datang membawa dagangan untuk berjualan terpaksa harus menggelar dagangan di atas trotoar di pinggir jalan jenderal sudirman.
Kondisi tersebut membuat para pedagang mengeluh lantaran tidak bisa menambah penghasilan di pasar bedug dan harus terpaksa berjualan di pinggir jalan.
Koordinator pedagang pasar bedug, Nunung mengaku selama puluhan tahun berjualan kuliner ramadan di Prabumulih baru kali ini pelaksanaan pasar bedug hanya digelar pemerintah selama seminggu.
"Sudah lama kami berjualan baru kali ini kami hanya menggelar pasar bedug seminggu, kami tidak minta banyak, kami hanya minta pemerintah memfasilitasi kami berjualan dengan tenda dan meja saja seperti tahun-tahun sebelumnya tapi malah ditutup, kami usulkan untuk perpanjang tapi malah tidak disetujui," ungkapnya kepada wartawan.
Nunung mengatakan, tidak seperti tahun sebelumnya dimana pedagang berjualan hingga jelang ramadan dan mendapat uang transportasi dari pemerintah, tahun ini malah perhatian kepada para pedagang menjadi tidak ada.
"Kami pedagang ini rela berhutang untuk modal dengan harapan bisa mendapat untung dan bisa merayakan lebaran, kalau begini jangankan untung untuk mengembalikan modal saja tidak bisa. Janganlah buka pasar bedug hanya untuk syarat saja, kasian kami pedagang ini," katanya seraya mengatakan pihaknya kecewa dengan Penjabat Walikota, H Richard Cahyadi Ap Msi dan Kepala Dinas Perdagangan yang baru yakni Junaidi karena tidak peduli rakyat kecil.
Ungkapan sama disampaikan Ani yang menuturkan, pihaknya kecewa lantaran pasar bedug yang terletak di lokasi strategis dan baru akan ramai dikunjungi pembeli tetapi sudah harus ditutup.
"Kami ini rakyat kecil, bukan pulok nak kayo dengan jualan ini tapi paling idak kami dapat tambahan penghasilan untuk merayakan Idul Fitri kagek."
"Harusnyo pemerintah itu perhatikan kami rakyat ini, dinas itu harusnya mencari solusi mengatasi ini, ngapo kepala dinas lama betahun tahun biso giliran kepala dinas baru dak biso, perlu diganti," katanya.