Wawan Kurniawan alias Abu Afif Disebut dari Sumsel, Jejaknya Hanya Tercatat di Riau dan Jambi
Kericuhan di Rutan Mako Brimob dipicu masalah makanan kiriman keluarga Wawan Kurniawan alias Abu Afif, dititip seorang anggota polisi yang
TRIBUNSUMSEL.COM - Kericuhan di Rutan Mako Brimob dipicu masalah makanan kiriman keluarga Wawan Kurniawan alias Abu Afif, dititip seorang anggota polisi yang tidak berada di lokasi saat dia menanyakan makanan tersebut.
Tidak terima, Abu Afif memprovokasi tahanan lainnya untuk melawan dengan menjebol pintu jeruji penjara, hingga tembok.
Hingga akhirnya 5 anggota polisi tewas, 1 napi teroris, dan seorang anggota polisi disandera.
Lalu siapakah Wawan Kurniawan alias Abu Afif?
Wawan Kurniawan alias Abu Afif diketahui sebagai pemimpin atau Amir Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Pekanbaru, Riau.
Dia dan kelompoknya ditangkap Densus 88 pada 24 Oktober 2017, karena berencana melakukan penyerangan terhadap kantor polisi di Pekanbaru.
Abu Afif diketahui memotivasi kelompoknya untuk menyerang kantor polisi dalam pelatihan i’dad atau persiapan teror di Bukit Gema, Kabupaten Kampar, Riau.
Tak sendiri, sejumlah nama lain yang terlibat rencana penyerangan berhasil dicokok polisi Oktober 2017.
Berikut nama-nama kelompok JAD Pekanbaru, Riau, yang dicokok saat itu sesuai urutan penangkapan:
1. Yoyok Handoko alias Abu Zaid, salah seorang perencana aksi serangan ke kantor Polisi di Pekanbaru, Riau.
2. Wawan Kurniawan alias Abu Afif di Siak Hulu, pemimpin sekaligus motivator kelompok Jamaah Ansor Daullah (JAD), Kabupaten Kampar.
3. Beni Samsu alias Abu Ibrohim, peserta pelatihan ditangkap di lokasi yang sama dengan Wawan. Saat kericuhan di Rutan Brimob, tertembak dua kali di dada sehingga meninggal dunia.
4. Handoko alias Abu Buchori, anggota JAD, Pekanbaru, Riau.
5. Nanang Kurniawan alias Abu Aisha di Kampar, Riau.
Abu Afif saat pelatihan tersebut memimpin baiat peserta persiapan penyerangan kantor polisi.
Dia juga saat itu ditengarai mengetahui adanya pelatihan bom di Jambi.
27 Oktober 2017, Kajari Kampar mengusulkan kepada Mahkamah Agung agar persidangan kelompok teroris JAD dilakukab di Jakarta, dengan alasan pertimbangan keamanan.
Kemudian, kelompok ini diterbangkan ke Jakarta dan mendekam di rumah tahanan Mako Brimob, hingga terjadinya kericuhan dan penyanderaan polisi.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengungkapkan delapan orang ditetapkan sebagai tersangka terkait dugaan aksi teror.
Mereka bagian dari 12 orang yang ditangkap di Sumatera Selatan.
"Delapan orang ditetapkan jadi tersangka AB; I alias AH; S alias AF; S alias AS; S; Z; B; dan SW alias S," beber Setyo di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin, 18 Desember 2017.
Dari informasi yang dihimpun ke delapan orang itu yakni Abdul Kadir; Imron alias Abu Hasan; Suwarto alias Abu Jafar; Sugianto alias Abu Faris; Solihin; Zulkarnain; Budiman; Slamet Widodo alias Slamet.
Tujuh tersangka kasus dugaan terorisme yang ditangkap di beberapa tempat di Sumatera Selatan (Sumsul), diduga berasal dari jaringan Jemaah Ansharut Daulah (JAD) dan Jemaah Ansharut Tauhid (JAT).
Demikian Kabid Humas Polda Sumsel, AKBP Slamet Widodo, Selasa (12/12), menyampaikan hasil pemeriksaan sementara yang berlangsung di Mako Brimob Polda Sumsel.
Pemeriksaan berlangsung sejak Minggu (10/12), Namun demikian, hubungannya tidak terlalu erat dengan pihak-pihak yang ditangkap di Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan tahun lalu.
Namun mereka diduga dari kelompok yang sama.
"Secara global ternyata tidak langsung, tapi sama," ujarnya.
Meski memastikan mereka merupakan dari jaringan lama, namun Slamet enggan menjabarkan alat bukti atau temuan yang menguatkan keterkaitan mereka dengan JAD dan JAT di Sumsel, termasuk mengenai perannya.
Slamet menyampaikan, Densus 88 Antiteror masih mengembangkan dan menelusuri jaringan mereka sekaligus memburu pihak-pihak yang terlibat dalam aksi terorisme tersebut.
"Temuannya ada, malah ditemukan melakukan rencana bom di kantor polisi. Tapi belumlah untuk kita publikasikan, masih dikembangkan," ujarnya.
Wawan Dirawat di Rumah Sakit
Sementara Wawan Kurniawan alias Abu Afif (42) menjalani perawatan di Rumah Sakit Polri Kramatjati.
Wawan dibawa dari Mako Brimob ke RS Polri sekira pukul 10.00 WIB.
Ia terlihat menggunakan kursi roda, dibawa dari ruang melati menuju Instalansi Gawat Darurat.
Petugas kepolisian bersenjata laras panjang, berompi dan mengenakan helm ikut mengawal dari belakang.
Kepala Instalasi Forensik Rumah Sakit Polri Komisaris Besar Edi Purnomo menerangkan, Abu Afif mengalami luka tembak di bahu kiri.
Namun, tahanan teroris pimpinan Jamaah Ansharut Daulah yang disebut berasal Sumatra Selatan itu, masih bisa berkomunikasi.
"Bisa. Kan' baru masuk, masa langsung membaik," kata Edi. (berbagai sumber)