Kisah Gugurnya Briptu Anumerta Wahyu, Keluarga Syok Hingga Tak Boleh Membuka Kain Kafan jenazah!

Briptu Luar Biasa Anumerta Wahyu Catur Pamungkas menjadi salah satu dari 5 korban meninggal dunia akibat kerusuhan di ruta

Dia, kata Pudjiono, hanya bilang akan ditugaskan di Mabes Polri.

"Ternyata selama ini Wahyu ikut seleksi Densus 88, dari 500 peserta se-Indonesia, hanya diambil enam orang," katanya.

Pudjiono sendiri mengaku sudah ikhlas dengan kepergian Wahyu.

Dia yang juga seorang purnawirawan TNI mengerti benar risiko menjadi seorang prajurit.

"Saya sudah ikhlas, yang penting jenazah anak saya dudah dipulangkan dan dikebumikan sebagaimana mestinya," katanya.

Jenazah Briptu Luar Biasa Anumerta Wahyu Catur Pamungkas dimakamkan di TPU Kebayen yang tak jauh dari rumah orang tuanya, pada Kamis pagi.

Setibanya di dalam rumah duka, petugas kepolisian langsung menutup gerbang mencegah para wartawan masuk.

Petugas hanya memperbolehkan keluarga, kerbat, dan tetangga sekitar untuk membawa peti.

Salah satu tetangga korban, Pangat (55) mengungkapkan, keluarga sempat meminta kain kafan yang membungkus jenazah dibuka untuk melihat terakhir kali wajah Wahyu.

Namun, lanjut Pangat, petugas kepolisian yang berjaga di rumah korban melarang hal tersebut.

"Sudah disuceni (dimandikan), keluarga mau buka kain kafan juga tidak boleh sama polisi," ujarnya. (*)

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved