Miris ! Korea Utara Ternyata Hanya Punya Pesawat Kepresidenan yang Usang dan Tak Kuat Terbang Jauh

Apa yang ada dipikiran kalian jika mendengar kata negara Korea Utara (Korut)?Pastilah terbayang sebuah negara tertutup

TRIBUNSUMSEL.COM --  Apa yang ada dipikiran kalian jika mendengar kata negara Korea Utara (Korut)?

Pastilah terbayang sebuah negara tertutup, komunis dengan ekonomi buruk dan pemerintahan otoriter yang bermusuhan dengan Amerika Serikat beserta Korea Selatan.

Tak lupa dengan pemimpin dinasti Kim yang sekarang dipegang oleh Kim Jong Un sebagai diktatornya.

Paling berbahaya dari Korea Utara tentu program rudal nuklirnya yang mengancam keselamatan warga dunia.

Namun untungnya pada tahun 2018 ini tensi ketegangan antar Amerika, Korea Selatan dan Korut nampaknya menemui titik cerah untuk kedepannya.

Usaha-usaha perdamaian juga sudah digalakkan oleh pihak-pihak yang berseteru, termasuk Presiden AS Donald Trump yang sudah mengirim direktur CIA, Mike Pompeo ke Pyongyang untuk bertemu langsung dengan Kim Jong Un pada akhir Maret 2018.

Setelah itu ada kesepakatan bahwa pemimpin kedua negara Trump dan Kim hendak mengadakan pertemuan bersejarah pada Mei atau Juni nanti.

Usaha perdamaian lebih baik lagi saat Korut menangguhkan program rudal nuklirnya demi kebaikan kedepannya.

Bahkan Trump yang dulunya mengejek Kim dengan sebutan 'Little Rocket Man' kini mulai memuji Juche Korut itu untuk menyambut pertemuan mereka kelak.

"Kim Jong Un, dia sangat terbuka dan saya merasa dia terhormat dari segi apa pun sejauh kami lihat," puji Trump.

Trump juga berujar bahwa Kim malah mendesak untuk secepat mungkin diadakan pertemuan tingkat tinggi antar keduanya.

"Kita telah diberi tahu secara langsung bahwa mereka ingin agar pertemuan bisa digelar secepatnya," beber Trump.

Namun dimana kedua pemimpin dua negara itu akan bertemu?

Pertama, negara netral di Eropa macam Swedia dan Swiss menjadi pilihan favorit pertemuan keduanya.

Swiss dan Swedia pun menjadi negara yang pernah menggelar pertemuan sensasional antara mantan presiden AS Ronald Reagan dan pemimpin Soviet, Mikhail S. Gorbachev pada tahun 1985.

Kedua, di Amerika Serikat namun itu hampir tidak mungkin lantaran tempat yang tak netral dan para petinggi Korut juga tak akan sudi menginjak tanah Amerika untuk berunding.

Sumber: Grid.ID
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved