Berita Prabumulih
Satu Anak dari Kembar Pengidap Cerebral Palsy di Prabumulih Meninggal Dunia
Oke Samudera (7), bocah yang merupakan kakak kembaran Oky Saputra (7) penderita Cerebral palsy (kelumpuhan otak) dan gangguan pencernaan,
Penulis: Edison | Editor: Kharisma Tri Saputra
Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Edison Bastari
TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH - Oke Samudera (7), bocah yang merupakan kakak kembaran Oky Saputra (7) penderita Cerebral palsy (kelumpuhan otak) dan gangguan pencernaan.
Akhirnya menghembuskan nafas terakhir alias meninggal dunia, Rabu (18/4/2018) sekitar pukul 02.30.
Oke Samudera yang merupakan warga Talang Bernai RT 04 Kelurahan Patih Galung Kecamatan Prabumulih Barat kota Prabumulih itu meninggal dunia.
Setelah direncanakan dibawa ke rumah sakit untuk dirawat keesokan harinya.
Anak kedua dari pasangan Sabri (45) dan Mina Rosila (39) itu meninggal dunia setelah mengalami demam dan mengalami luka infeksi di bagian punggung.
Jenazah Oke oleh keluarga selanjutnya dimakamkan di pemakaman di kampung.
Sementara Oky Saputra oleh ayah dan petugas puskesmas serta dinas kesehatan dibawa ke Rumah sakit umum daerah (RSUD) kota Prabumulih untuk mendapat perawatan.
Sabri, ayah kembar Oky dan Oke ketika dibincangi di ruang anak di RSUD Prabumulih mengaku.
Dirinya dan sang istri bersama kerabat memang berencana membawa kedua anaknya untuk dirawat di rumah sakit sesuai anjuran dokter.
"Kami sudah berencana ke rumah sakit pagi ini, kami sudah siapkan pakaian Oky dan Oke, saya dan istri siap-siap semalam sampai pukul 01.00," ungkapnya sedih ketika dibincangi wartawan.
Sabri mengatakan, setelah melakukan persiapan dan hendak tidur, ia dan istri kemudian memeriksa keadaan anaknya Oke lantaran anak kedua itu tidak bergerak.
Setelah diperiksa, apa hendak di kata disebabkan Oke sudah menghembuskan nafas terakhir dan sudah tidak lagi bergerak.
"Biasanya dia (Oke-red) itu bergerak tapi semalam setelah saya dan istri periksa sudah tidak bergerak," kenangnya seraya mengatakan jenazah anaknya sudah dikubur dan dirinya langsung ke rumah sakit menjaga Oky.
Pria umur 45 tahun itu menuturkan, dirinya berharap anaknya yang dirawat dapat sembuh.
Dan ia bersikukuh belum mau merujuk anaknya ke rumah sakit di Palembang karena tidak memiliki biaya.
"Anak saya Ragil sekolah dan kami tidak punya uang kalau dibawa ke Palembang, yang menunggu butuh biaya," katanya dengan senyum berat dan tatapan mata kosong.
Sementara Oky ketika Tribunsumsel.com ke rumah sakit tengah asyik bermain dengan menggelengkan kepala sembari tersenyum.
Bocah 7 tahun ini tampak telah mendapat perawatan dengan infus ditangan dan mendapat makanan dari petugas RSUD Prabumulih.
Selanjutnya setelah sekitar hampir setengah jam bermain, Oky lalu tertidur.
Sementara Direktur RSUD Prabumulih, Hj Rusmini melalui Kepala Ruangan Perawatan Anak, Deasy Irani mengatakan.
Pasien Oky masuk dirawat tidak dikenakan biaya karena ditanggung menggunakan Kartu Indonesia Sehat (KIS).
Deasy Irani mengatakan, pihaknya setelah Oky masuk langsung melakukan sejumlah langkah perawatan.
Untuk membantu mengembalikan kesehatan anak kelahiran 12 November 2011 itu.
"Kita lihat untuk perawatan Oky sendiri tergolong terlambat ditangani karena seharusnya langsung ditanggapi dengan tahapan-tahapan melihat perkembangan."
"Karena pasien CP ini banyak komplikasi bisa berat badan turun, faktor gizi mempengaruhi, upaya kita langsung melakukan perawatan," ujarnya.
Deasy menuturkan, karena pasien akan dirujuk ke RSMH Palembang maka langkah selanjutnya yang akan dilakukan pihaknya yakni menyiapkan pemeriksaan penunjang.
"Pemeriksaan penunjang itu berupa pemeriksan laboratorium, CT scan, rontgen dan lainnya."
"Selanjutnya setelah lengkap maka akan dirujuk ke RSMH Palembang untuk dirawat disana," tuturnya seraya mengatakan ketika diantar ke RSMH Palembang akan didampingi satu petugas.
Sementara, pantauan Tribunsumsel.com di RSUD Prabumulih, Kapolres Prabumulih, AKBP Tito Travolta Hutauruk SIK MH menyempatkan waktu meninjau langsung Oky Saputra yang terbaring di rawat di ruang anak RSUD kota Prabumulih.
Orang nomor satu di Polres Prabumulih itu meminta dan berharap kepada Sabri yang merupakan ayah Oky dan almarhum Oke untuk mau merujuk anaknya ke rumah sakit di Palembang.
"Rujuk ke Palembang pak ya, jangan khawatir biaya karena nanti pasti akan ada yang membantu."
"Kita harus berupaya memberikan perawatan kepada anak bapak agar bisa sembuh, harus dicoba, saya akan gugah hati teman-teman saya agar membantu bapak," katanya prihatin.
Seperti diberitakan sebelumnya, si kembar Oky Saputra (7) dan Oke Samudera (7) yang merupakan anak pasangan Sabri (45) dan Mina Rosila (39) mengalami penyakit Cerebral palsy (kelumpuhan otak) dan gangguan pencernaan sejak kecil sehingga menyebabkan badan kurus tinggal tulang layaknya penderita gizi buruk.
Dengan kondisi tulang yang hanya berbalut kulit, jangankan berlari namun duduk saja keduanya tidak bisa.
Oky Oke hanya bisa terbaring lemas beralas ambal di lantai semen yang telah pecah-pecah di rumahnya.
Pertumbuhan kembar ini terhambat sejak keduanya berumur satu tahun hingga saat ini.
Jika anak normal dengan umur 7 tahun biasanya memiliki berat badan diatas 15 kilogram, si kembar Oky dan Oke justru memiliki berat badan 8,7 kilogram dan 6,7 kilogram.
Malangnya, meski asupan makanan dan minuman ditingkatkan atau diperbanyak diberikan.
Kembar itu tidak mengalami penambahan berat badan diatas 9,3 kilogram disebabkan penyakit gangguan pencernaan yang juga dialami keduanya.
Menurut Dokter, makanan yang masuk ke tubuh Oky Oke tidak bisa dicerna namun hanya lewat saja sehingga tidak membuat tubuh mengalami perubahan.
Tinggal di rumah kayu dengan luas sekitar 6x6 meter dengan lantai semen yang telah pecah-pecah dan atap seng, membuat Oky dan Oke tidak terawat dengan baik.
Selain itu kurangnya sarana air bersih juga diduga mempengaruhi pertumbuhan dua anak kelahiran 12 November 2011 itu.
Kondisi kemiskinan yang dihadapi kedua orang tuanya, membuat asupan makanan bergizi dan sehat menjadi kurang diberikan ke kembar tersebut.
Mirisnya, Dinas kesehatan kota Prabumulih melalui puskesmas setempat yang pernah menawarkan untuk merawat si kembar tersebut dengan biaya pengobatan gratis.
Namun justru malah ditolak.
Penolakan disebabkan Sabri ayah si kembar yang hanya bekerja sebagai penyadap karet tidak mampu membiayai selama menunggu dalam proses perawatan dua anaknya.
Selain itu anak tertuanya Ragil Saputra yang sekolah di SD 27 Patih Galung tidak ada yang merawat jika ditinggal merawat Oky Oke di rumah sakit dan butuh biaya untuk sekolah.(eds)
