Kesurupan dan Meninggal Saat Latihan

Saat Ikut Latihan Mapala Haris Terjatuh, Saat Ditanya Kenapa Malah Bilang Dirinya Bernama Helen

Sepenggal kalimat berpamitan itu menjadi pesan terakhir yang disampaikan Haris Fuadi (19), kepada teman-temannya.

ist
Korban Haris Fuady mahasiswa Politeknik Sriwijaya Palembang meninggal dunia usai mengikuti latihan dasar Himpala di kawasan Gandus Palembang. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Sepenggal kalimat berpamitan itu menjadi pesan terakhir yang disampaikan Haris Fuadi (19), kepada teman-temannya.

Pesan chat yang ditulis almarhum bertuliskan, "Pamitt dlu kawan, doai be lancar" seraya ditambah dengan emotion berpamitan.

Pesan ini dituliskan Haris pada chat LINE grup, sehari sebelum dia meninggal dunia.

Haris diduga kesurupan saat mengikuti program Latihan Dasar Angkatan XIX Himpunan Mahasiswa Pecinta Alam (Himpala) Bahtera Buana Polsri di kawasan Mekarsari Kelurahan Mekarsari Kecamatan Gandus Palembang, Sabtu (2/12) malam.

Salah satu teman almarhum pun menanggapi pesan almarhum dan berbalik bertanya hendak pamit kemana.

Jeda hitungan beberapa menit, almarhum pun langsung menjawab dengan chat singkat bertuliskan "Muncakkk".

Tak disangka, chat yang ditulis Haris itu untuk terakhir kali. Dia meninggal dunia, ketika mengikuti mengikuti kegiatan mapala.

Rekan-rekannya menduga Haris mengalami kesurupan setelah terjatuh sewaktu mengikuti kegiatan orientasi navigasi darat sekira pukul 15.00.

Mereka panik karena Haris mengaku bernama Helen dan menolak melanjutkan diksar.

Lagipula tempat latihan itu jauh dari pemukiman warga.

Panitia diksar berusaha meminta bantuan ke warga sekitar untuk mencari alamat 'orang pintar' yang dapat mengobati Haris.

Barulah sekira pukul 20.00 WIB, atau lima jam setelah insiden Haris jatuh, dia dibawa ke rumah Ust Taufik di Griya Asri Blok I RT 09 Kelurahan Pulokerto, Kecamatan Gandus.

Saat tiba di sana Taufik sedang tidak ada di rumah.

Informasi dihimpun Tribun, Haris dalam kondisi tidak sadarkan diri ditinggal di rumah Taufik, sedangkan kawan-kawannya pergi.

Sementara menurut polisi, Haris telah meninggal dalam perjalanan ke rumah Taufik.

Saat Taufik pulang ke rumah sekira pukul 23.20, dia mendapati Haris telah meninggal dunia.

"Iya, almarhum dititipkan ke istri saya di rumah oleh teman-temannya, katanya mau berobat, tapi saat kami cek dia sudah pergi (meninggal)," kata Taufik saat ditemui di kediamannya.

Taufik dan warga sekitar kemudian menghubungi Polsek Gandus.

Beberapa menit kemudian polisi datang mengecek almarhum dan dibawa ke RS Bayangkara Palembang untuk dilakukan visum.

Ketika dikonfirmasi Kapolsek Gandus AKP Aidil Fitriansyah mengatakan, hasil pemeriksaan di tubuh almarhum tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.

"Kami juga sudah menemui orangtuanya dan tidak ada riwayat penyakit pada diri Haris," katanya.
Hasil pemeriksaan sementara, kejadian ini bermula saat Haris mengikuti latihan dasar 1.

"Sekitar pukul 15.00, kemarin. Korban mengalami kesurupan, dibawa temannya ke ustad dan meninggal dalam perjalanan,” ujarnya.

Aidil membenarkan dugaan korban meninggal dikarenakan kesurupan.

“Keterangan temannya, ketika korban sedang berjalan tiba-tiba terjatuh. Dan, saat ditanya kenapa si korban ini bilang kalau tidak mau mengikuti kegiatan ini karena masih kecil dan mengaku bernama Helen,” tutur Aidil.

Aidil menambahkan, pihaknya sudah memeriksa enam orang saksi dari rekan-rekan korban untuk dimintai keterangan.

“Korban sudah kami serahkan ke pihak keluarga. Untuk surat pemberitahuan kegiatan tersebut sudah ada dengan kita,” jelasnya.

Direktur Polsri Dr Ing Ahmad Taqwa MT terlihat ikut serta mengiringi prosesi pemakaman almarhum Haris di TPU Puncak Sekuning, Minggu (3/12) siang.

Atas nama kampus Polsri, Ahmad Taqwa turut berduka cita dan mendoakan agar almarhum husnul khotimah.

"Tidak ada yang tahu rahasia Allah, ini adalah musibah bagi kami dari keluarga Polsri," ujar Ahmad Taqwa, dalam sambutannya kepada keluarga almarhum.

Pihak kampus Poltek Negeri Sriwijaya (Polsri), menyatakan kegiatan yang diikuti almarhuma merupakan kegiatan yang resmi.

Pembantu Direktur Bidang Kemahasiswaan Posri Irawan Rosadi mengatakan, kegiatan tersebut legal dan memiliki izin pihak kampus.

"Izinnya ada, tapi tidak tahu berapa hari karena saya lupa," ujar Irawan, ketika melayat di rumah duka, Minggu (3/12).

Dikatakan Irawan, pihak kampus turut berbelasungkawa atas musibah tersebut.

“Kami masih menunggu keterangan dari pihak kepolisian, terkait hal ini untuk menentukan sikap ke depannya. Saya belum bisa berkomentar banyak ya," ujarnya.

Poltek Sriwijaya menyerahkan sepenuhnya ke pihak kepolisian, apalagi latar belakang meninggalnya almarhum bersamaan dengan mengikuti latihan dasar organisasi Himpala Poltek Sriwijaya.

"Kami serahkan semuanya ke pihak kepolisian, untuk mengusut apa penyebab kematian almarhum," tegasnya. (def/bew/sp)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved